"Kau ingin keluar?"
Jennie menghentikan langkahnya saat suara itu mengintrupsi langkahnya. Ia mendongak, dan benar saja dugaannya. Apa pria itu tak punya tempat lain untuk berbicara dengannya selain di atas balkon?
"Hmm. Aku ingin berbelanja. Waeyo?"
"Tidak ada. Hanya menyapamu saja."
"Jika kau ingin menyapaku, sebaiknya kau turun dari kamarmu. Kau senang sekali berada di kamarmu."
Yoongi tersenyum setelahnya. "Kamarku memiliki gravitasi yang cukup kuat sehingga membuatku tak bisa menjauh darinya."
Jennie hampir saja mengeluarkan tawanya hanya mendengar ucapan Yoongi tadi. Dimana pria itu kini memperhatikannya dengan tatapan yang berbeda. Bahkan senyuman pria itu kini berbeda dari sebelumnya.
"Kalau begitu, selamat menikmati waktumu di kamar kesayanganmu."
Jennie memberikan senyumnya kembali sebelum beranjak darisana. Tapi terhenti kembali langkahnya ketika pria itu menghentikannya kembali.
"Tunggu!!" Dan membuat gadis itu kembali mendongak untuk menatap Yoongi disana. Tapi pria itu berlalu begitu saja. Membuat Jennie menatapnya dengan bingung.
Tak berapa lama kemudian, Jennie bisa melihat pria itu yang keluar dari rumahnya. Berjalan mendekat padanya. "Ayo, aku ikut denganmu. Tidak baik jika seorang wanita keluar sendirian."
"Aku tidak apa. Sungguh."
Yoongi menggeleng. Merangkul bahu Jennie setelahnya dimana gadis itu sedikit terkejut karenanya.
"Jalan saja. Atau kita pakai mobilku?"
"Tidak. Tidak perlu. Seingatku, di dekat perumahan ini, ada sebuah halte bus. Aku ingin naik bus saja."
"Baiklah. Kita naik bus sesuai keinginanmu."
Jennie tak lagi menolak saat Yoongi kini menariknya bersamanya. Masih dengan pria itu yang merangkul dirinya. Percayalah, ini bahkan pertama kalinya Jennie bisa bersentuhan secara langsung seperti ini dengan seorang pria. Bahkan Yoongi mungkin masih menjadi pria asing baginya. Dan dia hanya berharap Namjoon tak melihatnya.
.
.
"Biar aku saja. Wanita tidak pantas membawa yang berat-berat."
Jennie lagi-lagi hanya menghela nafasnya. Menatap pada Yoongi yang berjalan di depannya sembari mendorong trolley dan memasukkan semua bahan makanan yang dilihatnya. Bahkan Jennie yakin, sebagian bahan makanan yang ada di dalam trolley itu bukanlah bahan-bahan yang ia butuhkan.
"Kenapa kau memasukkan banyak sekali? Aku bahkan tak membawa cukup uang."
"Aku yang bayar."
"Untuk apa kau yang membayarnya?"
Yoongi mengendikkan bahunya. Kembali berjalan di depan Jennie. Sedangkan gadis itu kini mencoba untuk mengambil alih trolley yang Yoongi bawa. Tapi pria itu lebih cepat darinya. Dan keduanya pun berakhir dengan mencoba untuk saling memegang trolley itu.
"Ck, kenapa kau sangat menyebalkan sekali? Kemarikan trolley itu padaku."
"Nona, aku hanya ingin membantumu."
"Aku tidak perlu bantuanmu. Aku bisa melakukannya sendiri."
"Jennie?"
Gadis itu menghentikan aksinya yang masih mencoba untuk mengambil alih trolley itu dari tangan Yoongi. Berbalik untuk menatap pada orang yang memanggilnya dan sedikit terkejut ketika dirinya dapat melihat sang Ibu yang kini berjalan mendekat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
a good wife ❌ namjen
Fanfiction[18+] ✔ Kim Nam Joon harus menikahi gadis pilihan ayahnya yang ia adopsi 16 tahun yang lalu. Tentu saja Namjoon tidak menyukai pilihan ayahnya tersebut karena dirinya yang memang tidak pernah menyukai kehadiran gadis itu saat ayahnya mengadopsinya 1...