ep 4 - Salju pertama

5.7K 372 0
                                    

"ryn... kau sudah datang?" sapa Eunji teman kerja Ryn

"mianhe eonnie, tadi bis nya terlambat datang..." jawabku

"tidak apa-apa, aku juga baru saja selesai membereskan rak minuman, masih ada kimbab yang baru datang tolong nanti kau atur di rak yah.. aku mau bersiap untuk pulang hehe" katanya sambil menunjuk truck makanan berisi berbagai macam kimbab

"iya eonnie.. kau bersiaplah, sepertinya akan turun salju"

"Benarkah? pantas dingin sekali rasanya"

"kau bawa jaket tebal eonnie? kalau tidak kau bisa pakai jaketku di loker"

"aku bawa jaket, tapi sepertinya aku butuh payung... kau tau kan aku bisa langsung sakit jika kepalaku terkena salju"

"di lokerku ada 2 payung kau boleh memakainya..."

"thank you ryn.."

dan aku hanya menjawabnya sambil tersenyum.

Sejujurnya, aku sedikit iri dengan Ka Eunji, dia begitu cantik, ramah dan dicintai banyak orang, tapi bukan itu yang membuatku iri, dan sepertinya bukan hanya aku yang iri, kenapa? karena dia punya pacar tampan yang mempesona bernama Henry!

---------------------------------------------------------

Dan benar saja, salju pertama turun deras dengan cantiknya, tapi bagi kebanyakan orang mereka membenci salju karena menghambat aktivitas mereka.

"ahh siall... dinginnn sekali!" suara laki-laki membuatku terkejut

"Selamat datang ....." ucapku

Laki - laki itu menuju rak ramyeon dan kimbab segitiga.

"apa aku bisa nenyeduhnya disini?" tanyanya saat di meja kasir

"tentu saja, air panas ada di sebelah mesin kopi, mau kuseduhkan?" tanyaku

"ehm... tidak perlu, aku bisa sendiri" jawabnya

"baiklah, total semuanya 3000won"

Lelaki itu menyerahkan uang 3000won dan segera menuju ke mesin kopi

Sepertinya aku pernah melihatnya... pikirku.

Aku memperhatikan setiap gerakannya, dari membuka tutup ramyeon sampai membuka plastik kimbab.

Tangannya ditempelkan di cup ramyeon, pertanda dia kedinginan

kenapa di cuaca dingin seperti ini dia hanya memakai jaket tipis? Apa dia bodoh?

Aku berjalan menuju ke arahnya, dan memberikan secangkir teh madu yang kubawa dari rumah.

"Maaf, aku melihatmu sedikit kedinginan... kebetulan aku membawa teh madu, kau bisa meminumnya untuk sedikit menghangatkan badanmu" kataku hati-hati

Pria itu menatapku dengan sinis,

Wahh dia tampan!

"apa kau sedang mengasihaniku?" tanyanya masih dengan tatapan sinis yang membuyarkan lamunanku.

"m .....mwo? mwo? mengasihani? aku tidak bermaksud seperti itu" kataku

"aku tidak suka sesuatu yang gratis, kau bisa meminumnya sendiri" katanya

Wahh... pria ini, apa seumur hidupnya dia dikasihani? apa dia memang si pemikir negative? wahh padahal aku sudah berbaik hati padanya...

"baiklah, maafkan aku...." kataku sambil membawa teh madu di tanganku pergi, tapi....

Aku berbalik lagi ke arahnya lagi

"aku sudah memberikan ini padamu, bukankah etika yang baik adalah kau harus menerimanya? entah mau kau buang atau tidak itu urusanmu" kataku sambil menaruh gelas teh madu di depannya

Pria itu menatapku kesal

"ahh satu lagi, tong sampah ada di luar, jangan meninggalkan bekas makanmu disini, terima kasih dan selamat malam" kataku mencoba bersikap sopan.

Seperti dugaanku, pria itu hanya diam dan membereskan bekas makanannya dan bergegas ke luar minimarket.

--------------------------------------------------------

Daniel keluar dari minimarket dengan perasaan kesal

"apa dia gila pujian? kenapa begitu peduli dengan orang lain?" umpatnya dan berjalan ke arah tong sampah, tangannya sibuk memisahkan jenis sampah basah dan kering, saat ingin membuang gelas berisi teh madu yang Ryn berikan Daniel merasa sayang karena ia memang tengah kedinginan sekarang, perlahan di dekatkan gelas itu ke bibirnya dan akhirnya menyeruputnya perlahan

"Ahh... hangat......" gumamnya, dan tanpa sadar segurat senyum menghiasi wajah tampannya.

wanna ONE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang