EP 22 - Saat bersamamu part 2

3K 246 8
                                    

Mereka telah sampai di apartement Daniel, Ryn menatap ruangan tipe studio itu dengan takjub. Bukan karena mewah, tapi pemandangan dari situ bagus sekali, bahkan hujan deras saja terlihat sangat artistik dari jendela kaca itu.

"maaf yah, sempit sekali" ucap Daniel

"Niel... ini bagus sekali, pemandangan dari sini sangat bagus!" ucap Ryn

"iya... sebenarnya apartemen ini milik almarhum kakak perempuanku, dia sangat menyukai pemandangan disini" Daniel menatap jendela itu dengan hati yang perih

Ryn duduk di sofa yang menghadap ke jendela di sebelah Daniel,

"tapi tadi kau bilang...."

"aku menyewa? tadi aku bohong... ini miliknya, bahkan barang2 disini masih miliknya.... aku sesekali tidur kesini kalau aku sedang rindu padanya atau saat aku ingin membersihkan ruangan ini"

Ryn menatap Daniel, raut wajahnya berubah menjadi sendu.... seperti seseorang yang frustasi.

"boleh aku tau... kenapa kakakmu bisa meninggal?" tanya Ryn hati-hati

Daniel diam... sampai 5 menit berlalu dia hanya diam.

"baiklah.. tidak usah kau ceritakan kalau..."

"dia.." belum selesai Ryn berbicara, Daniel sudah memotongnya

"dia... meninggal karena aku, dia meninggal saat aku sedang berkelahi dengan musuh bebuyutanku, ah.. tidak dia yang merasa seperti itu.. dulu aku selalu dijadikan ketua genk oleh mereka meski aku tidak mau, ternyata dia iri dan dendam padaku... saat dia akan menusukku, entah darimana datangnya kakak tiba-tiba ada di depanku, dan dia... dia... menggantikan aku untuk mati lebih dulu... diaa bodoh...bodoh sekali..." Daniel bercerita dengan tubuh bergetar, tapi tidak keluar air mata sama sekali.

Ryn tertegun, dia tau bahwa Daniel tengah mencoba sekuat tenaga agar tidak menangis.

Ryn memeluk Daniel, dia mengusap kepala Daniel dan membuat Daniel terkejut, tapi... entah kenapa Daniel malah merasa ingin menangis di pelukan Ryn.

"ini.. bukan salahmu... ini takdir" ucap Ryn sambil mengusap bahu Daniel yang bergetar dan menangis.

"kau harus menangis saat sedih, jangan dipendam.... itu menyakitkan" ucap Ryn

Daniel yang tadinya diam saja saat dipeluk akhirnya membalas pelukan Ryn.

Hampir 15 menit Daniel menenggelamkan kepalanya di bahu Ryn,

"maafkan aku..." ucap Daniel, Ryn memberikan tissue untuknnya

"wae?"

"ini pertama kalinya aku menangis di depan seorang gadis selain kakakku" ucap Daniel dengan mata sembab, sebenarnya dia sangat malu.

"apa kau malu? wajahnya memerah?" goda Ryn

"tidak..." elak Daniel

"ah.. iya.. kau malu kan... iya kan..iya kan..." Ryn menggoda sambil menunjuk pipi Daniel yang merona.

Daniel memegang jari Ryn dan menggenggamnya dalam tangannya yang besar, Daniel menatap Ryn, perlahan membuat pertahanan Ryn melemab dengan debaran yang sungguh membuatnya gila.

Daniel mendekatkan bibirnya ke bibir Ryn, dan tak lama mereka berdua memejamkan mata dan menautkan ciuman lembut penuh cinta.

Ryn merasakan perbedaan dengan saat Jihoon menciumnya, debaran ini . .. Perasaan ini.... jauh lebih indah daripada saat bersama Jihoon.

Mereka melepaskan tautan bibir mereka, dan tertunduk dalam diam.

"ka..kau.. mau ayam" tanya Daniel gugup

"eh.. iya.. ehm.. kau mau cola?" balas Ryn

Keduanya terdiam dan kemudian tertawa bersama saat menyadari pertanyaan aneh keduanya.

Daniel memeluk Ryn, dan Ryn membalas pelukannya.

"aku menyukaimu... sejak pertama kali aku bertemu denganmu" ucap Daniel

"benarkah?"

"Ehm... aku tidak tau bagaimana hubunganmu dengan Hoon, tapi... aku sangat menyukaimu.. tidak.. aku mencintaimu... sampai gila rasanya saat Jihoon selalu menarikmu ke pelukannya" Daniel mengeratkan pelukannya.

Tiba-tiba Ryn teringat Jihoon... Ryn melepaskan pelukan Daniel, membuat Daniel sedikit kaget dan gugup.

"apa kau menolakku?" tanyanya cemas

"Niel-ah... sebenarnya... aku dan Jihoon berpacaran" ucap Ryn

"mwo?!" Daniel sangat terkejut

"begini...." Ryn menceritakan semuanya pada Daniel, dari saat Jihoon bilang menyukainya hingga memaksa untuk menjadikannya pacarnya.

Daniel mendengarkan dengan seksama.

"aku... menyukaimu juga.. tapi aku tidak tau bagaimana cara mengungkapnya pada Jihoon" Ryn gelisah

"Ryn... cinta bukan untuk dipaksa... kalo dipaksa yang sakit bukan hanya satu orang tapi banyak orang, aku mengerti dengan kecemasanmu... tapi aku akan berusaha agar Jihoon mau memaafkan kita, aku.. juga suka dengan Jihoon..." ucap Daniel

Ryn merengkuhkan tubuhnya ke pelukan Daniel.

" Bagaimana kalau sementara ini kita merahasiakannya dulu, sampai aku dapat waktu yang tepat untuk berbicara pada hoon" ucap Ryn

"baiklah...." Daniel merapatkan tubuhnya ke tubuh Ryn

"Baju kita basah.... sofa sampai basah juga..." ucap Daniel tiba-tiba

"ahh iya... pantas dari tadi aku kedinginan"

" sebentar, aku ambil bajuku... Kau bisa memakai baju noona..."

Daniel telah berganti pakaian, begitu juga Ryn.

" wah noona-mu sangat kecil..."

"Itu baju paling longgar untuknya... Dia memang mini seperti artis Park Bo Young... tapi kau.. sexy!" goda Daniel

Ryn mengerucutkan bibirnya dan melempar Daniel dengan bantal kecil.

Daniel tertawa melihat gadis yang sekarang menjadi kekasihnya itu cemberut.

"ahh...ayam!! ayam... aku datang . " ucap Ryn sambil melahap paha ayam dengan gigitan besar.

"wahh... kau sangat lapar sepertinya"

"sangat! Kau mau?" Ryn menyuapi ayam ke mulut Daniel.

Daniel duduk di belakang Ryn dan memeluknya dari belakang,

"gomawo... Ryn-ah... saranghae..." ucapnya

"na..do...Niel-ah.. saranghae.."

Mereka tersenyum dengan raut wajah yang bahagia, keduanya menghabiskan waktu dengan canda dan godaan mesra.

Ryn begitu bahagia melihat sisi lain Daniel yang sangat menarik, diluar dia nampak menyeramkan, tapi dia akan bersikap berbeda pada wanita yang dicintainya.

"ah... aku harus kerja" ucap Ryn

"apa kau tidak bisa izin lebih dulu? Ini hari pertama kita..." ucap Daniel merajuk

"ehm... bagaimana yah..."

"ayolah.... ayolah..." bujuk Daniel seperti anak kecil meminta jajan

Ryn tertawa keras,

"baiklah... Demi kekasihku yang sedang merajuk..  aku akan libur satu hari"

Daniel memeluk Ryn lagi dengan erat,

"Ahh... hari ini indah... noona..!! Jangan iri yah!!" teriak Daniel senang.

Ryn, menatap kekasihnya dengan perasaan yang meluap, meski dalam hati kecilnya ada rasa takut yang teramat sangat jika mengingat Jihoon.


wanna ONE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang