EP 38 - Special Jihoon

2.7K 173 2
                                    

Libur musim dingin, Jihoon memutuskan untuk mengunjungi keluarganya di Pulau Jeju.

Jihoon bukan orang asli Jeju, tapi keluarganya memiliki bisnis di Pulau Jeju yang mengharuskan mereka bolak-balik Seoul - Jeju.

Ini adalah kali pertama Jihoon menginjakan kaki di Pulau Jeju selama 5 tahun, ya dia tidak pernah mau mengikuti keluarganya dan lebih memilih tinggal sendiri di apartemennya.

Dan kedatangannya ke Pulau Jeju bukan pula berasal dari dirinya sendiri, ibu tirinya membujuknya untuk menghabiskan Natal bersama keluarga besar di Pulau Jeju.

Ibu tiri Jihoon sebenarnya adalah wanita yang baik, namun Jihoon belum bisa menerimanya, karena pada awalnya yang ia tau bahwa wanita itu perusak rumah tangga ibu dan ayahnya.

Baru beberapa bulan belakangan, saat ibunya sakit ia mengetahui bahwa mereka bercerai bukanlah karena wanita itu, ibu tiri Jihoon.

Masalah dengan Ryn, ibunya yang sakit, dan kenyataan tentang keluarganya cukup membuat Jihoon terpuruk selama beberapa waktu.

Bahkan sekedar untuk menggamit tangan Sulli yang mengarah kepadanya saja ia jengah, bukan tidak mau, tapi terlalu letih ia menggamit tangan orang lain.

Hingga akhirnya ia mendengar bahwa Sulli sudah berpacaran dengan Suga, tapi entah mengapa ia sedikit lega, hatinya berkata bahwa itu adalah hal terbaik untuknya dan Sulli. Ia sungguh tidak mau gadis secantik dan sebaik Sulli menunggu hal yang bahkan dia sendiri tidak tau kapan akan berakhir.

"Tuan Jihoon?" tanya seseorang di pintu kedatangan bandara Pulau Jeju.

"nde.. Baek Jin ahjussi?"

"saya tuan, mari saya bawakan kopernya"

"terima kasih ahjussi"

Jihoon menaiki mobil van bertuliskan J Resort.

Selama perjalanan Jihoon berbincang ringan dengan Baek Jin ahjussi, sungguh ia tidak menyadari bahwa Pulau Jeju berkembang begitu pesat dan semakin cantik.

"sudah sampai tuan... silahkan tuan masuk saja, nanti koper saya bawakan ke dalam"

"baiklah ahjussi, terima kasih banyak"

Jihoon melangkahkan kakinya ke pintu masuk J Resort,

"Jihoon-ah!" suara ahjumma bernama Lee I'll hwa membuat Jihoon tersenyum, Ya ... dia ibu tiri Jihoon.

"ayo masuk, kau pasti sangat lelah... eomm... ahjumma sudah menyiapkan makan malam" I'll hwa sungguh merutuk bibirnya yang hampir kelepasan menyebut dirinya 'eomma'.

"nde... dimana appa?" tanya Jihoon

"itu dia!" I'll hwa menunjuk ke arah suaminya yang baru saja turun dari kereta wisata khusus tamu J resort.

"Hoon-ah! wah anak appa kenapa menjadi semakin tampan saja!" ucap Park Ji Sung ayah Jihoon.

Jihoon tersenyum dan memeluk ayahnya erat.

"Appa merindukanmu nak..."

"nado appa... ah, aku sungguh lelah, boleh aku beristirahat dulu"

"yaa yaa baiklah, nanti malam akan ada pesta di lounge utama, kau harus istirahat agar nanti bisa ikut memeriahkan pesta menyambut natal Resort kita, yeobo antar dia ke kamarnya" ucap ayah Jihoon ke I'll Hwa ahjumma, dan dijawab dengan anggukan dan senyum cantiknya.

"kau tidak mau makan dulu?"

"nanti saja ahjumma, aku sungguh lelah..."

"kalau begitu, biar ahjumma bawakan beberapa cemilan dan buah, biar nanti kau lapar, kau bisa memakannya"

"gomawoyo ahjumma..."

"tidurlah, sampai bertemu nanti malam, hubungi ahjumma bila kau membutuhkan sesuatu"

"nde..."

Sepeninggal ahjumma, Jihoon merebahkan tubuhnya ke atas kasur empuk yang kacanya langsung menghadap ke laut.

"sempurna..." gumamnya, saat melihat deburan ombak yang seakan tengah berlarian di laut lepas.

Ia sedikit lega saat mengetahui bahwa  ibu tirinya tidak sejelek yang ia pikirkan, dan ayahnya yang menyambutnya selayak biasa nya setelah ia menyebabkan masalah saat ibunya jatuh sakit.

Jihoon menatap langit-langit kamarnya yang ditata cantik dengan lampu kristal yang tidak menyilaukan mata,

Tes....

Air mata bening meluncur sempurna dari sudut matanya, dan ia menaikan lengannya untuk menutupi wajahnya.

"Ryn-ah.... aku merindukanmu..." gumam Jihoon pelan,

Meski hatinya mencoba untuk berlapang dada saat Ryn lebih memilih Daniel daripada dirinya, tapi jauh di sudut hatinya ia tak mampu melepaskan rasa cintanya yang begitu besar.

Remuk redam, itu mungkin kata yang bisa mewakilkan perasaannya.

Karena itu juga, ia tidak bisa terlalu sering menemui Ryn, Daniel dan Sulli. Bahkan saat Ryn pindahan, ia hanya mengirimkan hadiah sekedarnya.

Bukan karena marah, tapi hatinya begitu berdenyut sakit setiap kali melihat Ryn... cinta pertamanya.





wanna ONE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang