EP 28 - Bukan dia, tapi aku

2.8K 231 3
                                    

Pertanyaan Jihoon seperti pisau yang menancap langsung ke ulu hati Ryn,

"wahh daebak! Jihoon-ah... kau yang terbaik!" goda Soyeon yang disambut tawa Sulli, tapi tidak dengan Ryn.

Ryn tau sorot mata Jihoon serius, meski ia mengucapkan sambil tersenyum.

Suasana menjadi canggung karena Ryn tidak menjawab apapun,

"eomma pulang...." suara ahjumma memecah keheningan

"ommo... ada 2 pria tampan disini dan 1 gadis cantik" ucapnya senang

Daniel, Jihoon dan Sulli berdiri seraya membungkukkan badan,

"anyeonghaseyo ahjumonnie" ucap mereka kompak

"ah... kaliam sudah makan malam? ayo kita makan malam bersama, Ryn soyeon bantu eomma.."

"nde...." jawabku cepat dan buru-buru mengekor ahjumma ke dapur

"Aku selamat" pikirnya

Tidak lama, meja makan telah penuh dengan makanan dan peralatan makan.

"silahkan dinikmati, menu sederhana ini tidak akan ada di Seoul" ucap ahjumma

"gomawoyo ahjumonnie... aku akan makan dengan lahap" ucap Sulli

"nde... pria pria tampan juga harus makan sebelum berperang yah..." ucapan ahjumma seketika membuat kami semua menengok ke arah ahjumma

"apa aku salah bicara?" tanyanya tanpa dosa

"eomma..."

"ahjumma..."

"ahjumonnie"

Soyeon, Ryn dan Sulli kompak menatap dalam ke arah ahjumma.

"arraseo.... Sepertinya aku salah bicara, ayo lanjutkan makannya... pria-pria tampan tidak boleh kelaparan" elak Ahjumma

Akhirnya mereka makan dengan candaan garing dari ahjumma, yang entah mengapa membuat Ryn senang, setidaknya untuk sementara.

             **********************

Ryn membereskan perlengkapan bekas makan malam dibantu Sulli,

"aigo... eommaku berlagak seperti remaja puber" ucap Soyeon sambil memberikan nampan yang berisi gelas ke Ryn.

"jinjja?" Sulli tertawa

"lihat saja, dari tadi ibuku mengoceh tentang masa mudanya kepada kedua priamu itu"

"hyakk!!! sudah kubilang jangan sebut mereka priaku" bentak Ryn kesal

"tapi kenyataannya kedua pria itu memang priamu kan?" goda Sulli sambil menahan tawa

"kalian sepertinya sudah bersekongkol melawanku yahh... rasakan ini! Hiattttt!!" Ryn mengarahkan keran untuk cuci piring ke arah Soyeon dan Sulli.

"arghhh!!! dinginn paboya!! Ryn-ah!! Arghhh!!!" teriak Sulli

"" haishh jinjja! Hing Ryb tunggu pembalasanku!!" seru Soyeon sambil memutar keran ke arah Ryn.

Dan berakhir dengan baju yang basah, dapur yang becek dan semprotan dari ahjumma.

"mianhe eomma..."

"mianhe ahjumma.."

"mianhe ahjumonnie"

Ucap mereka bertiga

"aigoo.... bocah itu, kalau sudah berkumpul ramai sekali, maafkan kelakuan mereka yaa tampan" ucap ahjumma yang kembali menemani Daniel dan Jihoon.

"gwaenchanayo ahjumonnie..." ucap Daniel dan Jihoon berbarengan, mereka saling menatap sinis

"Aigo.. Kalian ini, sungguh mirip... aku berikan satu nasihat sebagai orang yang sudah hidup lebih lama dari kalian, banyak yang bilang satu-satunya hal yang kita butuhkan di dunia ini adalah uang, tapi... uang tidak menjamin kebahagiaan, tapi bahagia tanpa ada uang itu juga mustahil... yang benar adalah berada di tengahnya, tapi apa yang bisa membuat kita bahagia? Cinta. Tapi cinta yang dimaksud disini adalah antara 2 orang bukan 1 orang, kalau satu orang itu adalah sahabat.. apa sahabat adalah cinta? tentu... sahabat juga adalah cinta, jadi jangan heran kalau sahabat bisa saling jatuh cinta, itu karena mereka sedari awal memakai cinta dan bonusnya cintanya berbalas, kalau tidak berbalas? menjadi sahabat juga membuat bahagia... tuhan tidak pernah memberi kesukaran kepadanya hambanya diluar dari kemampuan hambanya, pasti nanti ada kebaikan di dalamnya..." ahjumma bicara panjang lebar dan membuat Jihoon dan Daniel terdiam.

"gomawayo ahjumonnie..." sekali lagi Daniel dan Jihoon mengucapkan kata berbarengan, mereka saling menatap dan kemudian tertawa kecil seperti orang bodoh.

"Aigoo... Melihat kalian saling tersenyum ahjumma benar-benar senang, kalian 1000x lebih tampan saat tersenyum... baiklah, aku tinggal dulu untuk.mandi eoh..kalian istirahtlah, nanti Seoyon dan Ryn akan membawakan blanket untuk kalian"

"nde..."

"eoh..."

Ahjumma tersenyum sambil melangkah ke dalam,

"Hoon-ah" Daniel memulai pembicaraan dengan Jihoon,

"aku minta maaf.... karena sudah memukulmu" lanjutnya

Jihoon mendesah pelan,

"Hanya itu?" tanya Jihoon

"aku tidak akan meminta maaf atas Ryn, karena aku sangat mencintainya, jauh dari sebelum aku tau kau menyukainya juga... dan bukan salahku, karena kalian juga merahasiakan dariku, tapi saat Ryn menerimaku... aku tau dia juga mencintaiku" ucap Daniel tegas

"haha... kau bahkan tidak merasa bersalah? wahh Ryn memilih cowok yang angkuh" sinis Jihoon

"aku merasa bersalah karena pada akhirnya Ryn memilihku, tapi... aku juga ingin memilikimu sebagai temanku"

Jihoon terdiam,

"apa kau homo? biarkan Ryn memilih kali ini, kalau dia tetap memilihmu... aku akan berhenti menyukainya"

"Hoon-ah..."suara Ryn membuat kedua lelaki itu menatapnya

" Ah... kau sudah mendengarnya? baiklah apa jawabanmu?" Jihoon bertanya langsung

"hoon-ah aku....."

"baiklah, aku tau jawabanmu... kembalilah ke Seoul, aku tidak akan memaksamu lagi, kalau kau ingin bersama Daniel silahkan saja... aku tidak akan memaksa" ucapnya pasrah

"hoon...." Daniel memeluk Jihoon refleks, dan membuat tubuh Jihoon terbaring dengan Daniel diatasnya

"yakk!! kau benar-benar homo?! Ryn kau harus memeriksanya!!"

"aku menyukaimu hoon..." ucap Daniel

"arghh!!! aku masih waras!" teriak Hoon yang membuat Ryn tertawa meski air matanya juga keluar,

Saat mereka masih tertawa, ada sesosok gadis cantik yang tersenyum dalam tangis... dia Sulli.

" semoga semua akan baik-baik saja, dan kembali seperti dulu... ,dan Jihoon bisa membuka pintu hatinya lagi, ya... bukan dia, tapi aku...." gumam Sulli dalam hati.

wanna ONE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang