"But you gonna be my queen for the night"
"No I won't ever make a move on you no / But I heard your brothers pretty cute"
Pesta dansa adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para senior, tak terkecuali bagi Linda yang kini tengah berdiri di depan cermin dengan mengenakan dress biru berlengan pendek yang jatuh hingga lututnya.
Bagi Linda, pesta dansa adalah sesuatu yang sangat penting dan paling membahagiakan mengingat acara itu adalah acara terakhir bagi para senior sebelum pergi kuliah, selain itu ia akan pergi bersama pemuda yang akan segera menjadi kekasihnya, Augustus. Untuk itulah gadis itu menghabiskan banyak waktu dan berdolar-dolar untuk mendapatkan penampilan cantik, dan pada akhirnya segala hal yang ia dedikasikan untuk pesta dansa ini tak terbuang sia-sia.
Linda merasa lebih dari puas dengan kulit tan palsunya dan make up wajahnya yang natural namun tak nampak biasa, ia juga takjub terhadap surai cokelatnya yang sehari-harinya selalu terurai kini membentuk flower bun. Kini, setelah melihat seluruh tubuhnya pada pantulan cermin, Linda semakin tak sabar untuk bertemu Augustus, dia harap pemuda yang akan menjadi kekasihnya itu suka dengan penampilannya kali ini.
Linda duduk diam di kursi ruang tamu, meski nampak luar ia merasa begitu tenang, gadis itu sejatinya merasa tak sabar untuk bertemu dengan Augustus. Beberapa detik sekali, ia akan melihat ke arah pintu rumahnya seolah secara tiba-tiba Augustus akan keluar dari sana.
Suara detakan jam adalah satu-satunya yang menemani Linda malam itu. Kedua orang tuanya pergi ke luar kota untuk sebuah business trip, ini tentunya bukan lagi hal baru untuk Linda mengingat kedua orang tuanya memang sering berpergian bahkan sejak ia masih berumur tujuh tahun. Bagi Linda, hal ini bukanlah masalah besar pasalnya dari semua business trip itulah mereka mendapatkan banyak uang, meski terkadang ia merasa sendirian dan merindukan dua orang tuanya.
Suara bel yang Linda tunggu-tunggu akhirnya berbunyi nyaring, setelah mengenakan sepatu hak berwarna hitamnya, ia segera berlari kecil ke arah pintu dan membukanya, seketika disambut oleh wajah Augustus yang tersenyum lebar dan satu buket mawar merah yang langsung Linda terima dengan senyum tak kalah lebar.
"Aku tidak tahu kalau kau sangat romantis," goda Linda sambil terkekeh kecil.
Augustus, masih dengan senyum sejuta dolarnya yang berhasil mengikat Linda sejak pertama kali mereka bertemu, menjawab, "hanya untukmu."
"Terima kasih," kata Linda kini dengan senyuman tulis.
Augustus hanya mengangkat bahunya, mengindikasikan bahwa itu bukanlah masalah besar.
"Aku akan menaruh ini terlebih dahulu," kata Linda yang detik kemudian segera berlarian kecil menuju meja ruang tamu dan menaruh buket bunga dari Augustus di atas sana. Setelah yakin bahwa dia benar-benar siap, Linda segera kembali ke depan untuk menemui Augustus. Gadis itu mengunci rumahnya, sementara Augustus kembali ke mobil tanpa ba-bi-bu dan memasuki benda tersebut. Yakin bahwa rumahnya yang meneriakkan 'ayo rampok aku!' telah aman, Linda segera menuju mobil milik Augustus dan masuk ke dalamnya.
Perjalanan menuju tempat pesta dansa yaitu lapangan in door sekolahan mereka hanya diwarnai keheningan, satu-satunya suara yang terdengar adalah suara halus dari mesin mobil yang masih menggelinding di tengah jalan. Augustus menaruh pandangannya ke arah jalanan, sama sekali tak melirik ke arah Linda, dan di sisi lain, Linda selama beberapa detik sekali akan melirik ke arah pemuda yang tengah duduk di balik kemudi tersebut untuk memperhatikan bagaimana penampilannya selama ini dan seperti biasa, Augustus terlihat begitu tampan dengan tuxedo berwarna hitam yang memeluk tubuhnya secara sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialog Musik (One Shots)
Krótkie OpowiadaniaKumpulan cerita pendek yang tertulis berdasarkan lagu-lagu yang saya dengar. Highest rank so far #141 in Short Story Collection of short stories by yossi novia since 2016 Some of my stories already publish on my personal blog : itskygirl...