"Eh.. eh.. lihat itu!" Ujar seorang pria yang memaksa teman-temannya untuk melihat kearah yang ia tunjuk. Dengan wajah penasaran, pria-pria itu melirik ke arah yang ditunjuk oleh temannya.
"Ada gunduruo lepas!" Ejek Erpan
"Hahahaha!" Tawa mereka pecah setelah melihat apa yang Erpan tunjuk.
"Cantik!! Sini mamam sama A'a Erpan." Goda Erpan.
"Apaan sih lo Pan, dia itu bau! Mending gue pergi dah." Protes Aziz.
"Yaelah ziz, gue cuman bercanda kali. Siapa juga yang mau satu meja sama dia. Bisa-bisa gue ketempelan lagi." Ejeknya.
"Cantik! Ini ada bakso gue yang belum abis, mau gak?" Ujar Erpan dengan senyum yang mengejek.
"Tidak, terimakasih." Ucap Cantik pergi meninggalkan Erpan dan teman-temannya.
"Nanti lemaknya hilang loh kalo gak mau makan, kalo hilang bukan gunduruo lagi jadinya." Ejek Erpan dengan surah yang keras, hampir semua penghuni kantin tertawa karna mendengar ucapan dari Erpan.
"Pak! beli rotinya tiga, gorengannya lima ribu. Sama Spritenya satu." Ujar Cantik tanpa mempedulikan tatapan mengejek dan omongan-omongan di kanan kirinya.
"Siap neng cantik!" Ucap Pak Todi.
"Nih neng!" Cantik mengambil kantong kresek yang diberikan oleh pak Todi.
"Berapa pak?" Tanya Cantik.
"Seperti biasa neng, 15.000 aja," Cantik pun memberikan uangnya, "nih Pak, makasih ya." Ucap Cantik.
"Sama-sama neng!"
Cantik pun pergi dari keramaian kantin yang menatapnya dengan tatapan mengejek.
"Stt Dit, lo mau chenel gak?" Tanya Galuh.
"Mana? mana?" Ujar Adit tak sabaran.
"Ituu!" Galuh menunjuk Cantik yang berjalan dengan kepala yang menunduk.
"Yeee masa muka setampan gue di sandingin ama gunduruo." Ucap Adit yang membuat Galuh tertawa terbahak-bahak.
Cantik mendengar semuanya, tapi ia hanya diam. Ia tidak mungkin melawan mereka sendirian, dan perkataan seperti itu sudah manjadi makanan sehari-hari untuknya.
Saat Cantik memasuki kelasnya, teman-temannya yang semula sedang bercandaria dengan diiringi tawa seketika terdiam ketika Cantik melewati mereka.
"Ihh bau banget sih!" Ujar Putri dengan menutup hidungnya.
"Kok bisa bau gitu ya?" tanya Dewi
"Gak tau, heran juga gue. Padahal baru jam 10!" Balas Anggi.
"Bytheway gue bau gk?" Tanya Klara.
"Dari lahir lu dah kau kale." Canda Anggi membuat teman-temannya tertawa.
"Aku dengar!"
"Aku dengar apa yang kalian katakan!"
"Aku juga tidak ingin memiliki tubuh seperti ini."
Cantik hanya diam, ia sudah terbiasa dengan ejekan seperti itu. Namun entah kenapa rasa sakit di hatinya masih terus terasa saat mendengar kata-kata yang mengejek fisiknya.
"Wihhhh makan besar geh gak bagi-bagi!" Ujar Afri dengan tangan kanan yang memegang gitar.
"Cantik! Lo itu harus diet! Jadi gorengan dan roti ini buat gue!" Ucap Afri sambil mengambil gorengan dan roti yang belum tersentuh oleh Cantik.
"Jangan diambil!" Cegah Cantik.
"Udah makan itu aja! Diet lo!" Ucap Afri.
"Ada yang mau gorengan gak?!!" Jerit Afri kepada teman-teman kelasnya yang langsung disambut dengan suara ricuh dari kelompok siswa yang duduk di pojok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik
Teen FictionCantik adalah seorang gadis yang memiliki bobot 115kg dengan tinggi badan 157cm dan kulit yang 'tan' karna hal itu menjadikan ia sebagai olokan teman-teman sekolahnya. Ejekkan demi ejekan selalu ia dengar tiap harinya. ia tidak pernah merasakan paca...