Kado Untuk Mama Raka

918 86 13
                                        

Baju lecak, rambut berantakan, membuat Athma menjadi perhatian murid-murid.

"Pagi, Pak!" Sapa Athma yang berpapasan dengan Pak Gino.

"Eh! Eh! Sini sini.." ujar Pak Gino menahan Athma pergi.

"Maaf Pak, saya buru-buru!" Ujar Athma yang mencoba untuk kabur.

"Sini-sini," Pak Gino menarik tas Athma. "Kamu kesini mau ngapain?"

Athma mengerutkan dahinya, "Bapak nanya saya? Coba Bapak tanya ke Budi, Dia kan selalu pergi kesekolah. Kalau saya mah, buat numpang tidur." Pak Gino menyeret Athma ke tengah lapangan, menjadikan mereka pusat perhatian.

"Ada apa ini Pak?" Tanya Bu Siska.

"liat pakaiannya! Seperti pemulung!" Athma menatap tajam Pak Gino.

"lebih baik pakaian saya, dari pada mulut Bapak!" Pak Gino membulatkan matanya.

"Memang anak kurang ajar kamu!" Bu Siska menarik Athma.

"biar saya aja Pak yang menangani dia." Pak Gino dengan amarah yang masih memunjak pergi.

"Atham! Kamu bisa gak bersikap yang baik?" Tanya Siska.

"Enggak," ucap Athma malas. "Langsung aja deh Bu, mau kasih hukuman apa? Panas nih!" Lanjutnya.

"Kamu benar-benar ya!" Ujar Bu Siska tak percaya.

"Bersihkan seluruh sekolah ini! Dari kelas, kantin, ruang guru, perpustakaan, parkiran, taman, dan toilet!" Athma tertawa.

"Kalau saya yang ngerjain itu semua, tugasnya Pak Asep apa? Santai? Berarti makan gaji buta dong! Haram itu Bu, gak boleh!" Siska mulai kesal dengan sikap Athma.

"Kamu yang minta di hukumkan! Lakuin sekarang! Atau saya laporin kamu ke kepala sekolah! Biar langsung di keluarin dari sekolah!" Athma menaru tasnya di tiang bendera, lalu hormat dengan bendera merah putih.

"Saya gak nyuruh kamu hormat dengan bendera! Saya nyuruh kamu bersihin seluruh sekolah ini!" Athma langsung menatap Bu Siska.

"Ssst!" Ujar Atham dengan jari telunjuk di bibirnya.

"Mitamit-mitamit, kalau udah gede jangan kaya gitu ya, nak!" Ucap Bu Siska sambil mengelus-ngelus perutnya yang buncit.

Athma tertawa geli sambil melihat kepergian, Bu Siska. Namun tatapannya langsung berubuh arah pada Cantik yang berlari.

"Eh, kamu.. baru dateng?" Tanya Siska sambil menatap Cantik.

"Maaf Bu." Bu Siska menggelengkan kepalanya.

"Sekarang sudah jam delapan, kamu telat satu jam! Kamu tau itu?" Cantik mengangguk.

"Tuh!" Ujar Bu Siska menunjuk Athma dengan bibirnya.

"Temenin dia," Cantik terdiam. "Kenapa masih disini? Berdiri disana!" Cantik langsung menuruti perinta Bu Siska.

Dengan jarak yang cukup jauh dari Athma, Cantik mulai memberi hormat pada bendera.

"kesinian, enggak akan gigit kok?" Cantik menatap Athma, lalu menggeleng.

"Kenapa?" Cantik diam tak menjawab.

"Lo.. lagi diet ya?" Tanya Athma tanpa menatap wajah Cantik.

"Enggak! Untuk apa juga diet!" Bantah Cantik.

"Oh.." jawab Athma.

"Kenapa emangnya?" Tanya Cantik penasaran.

"Yaa.. gak papa, nanya aja," Atham melirik Cantik lalu kembali menatap tiang bendera. "Kata-kata gua yang waktu itu, lupain aja.." Cantik menatap Athma mencoba mengerti apa makna dari ucapan Athma tersebut.

CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang