Cantik menatap mobil Raka yang mendekat kearahnya.
"Cantik!" Panggil Raka girang.
Cantik berjalan tak peduli dengan Raka yang mulai mengejarnya.
"Tunggu!" Ujar Raka yang masih mengejar Cantik.
"Gue mau ngomong!" Raka menghalangi jalan Cantik tepan di depannya.
"Cantik, please! Dengerin gue dulu."
"Raka, sepertinya kita enggak perlu ketemu lagi."bujar Cantik yang membuat Raka terkejut.
"Hah? Kenapa?"
"Maaf, aku udah telat." Ujar Cantik menjauh.
"Apa sih maksud lo!" Tanya Raka kesal.
Air mata Cantik menetes, lalu ia usap dengan kasar.
"Karin itu, sahabat aku. Dia itu berharga banget buat aku. Dan aku enggak nyangka, kalau aku dan dia bisa musuhan cuman gara-gara cowok. Aku tau, kamu itu cowok yang baik." Ucapnya dengan menundukan kepalanya.
"Aku mau temenan sama kamu, nerima ajakan kamu, aku itu cuman berharap kita bisa sahabatan, enggak lebih. Kalau tau kaya gini, aku nyesel nerima semua ajakan kamu."
Raka tercengang mendengar ucapan Cantik barusan, ia tak percaya seorang Cantik berkata seperti itu.
"Jadi, lo nyesel kenal sama gue." Tanya Raka kecewa.
Cantik terdiam, ia hanya menangis menatap rawut wajah kecewa Raka.
"Gue gak nyangka, lo bisa ngomong kaya gini. Jujur, gue suka sama lo, bahkan bisa dibilang cinta. Tiap hari gue uring-uringan kalau enggak ketemu lo, dan kalau gue ketemu lo, entah kenapa gue selalu seneng. Gue suka lo apa adanya. Tapi itu beberapa menit yang lalu, sebelum lo ngomong kaya gitu." Jelas Raka dengan mata yang berembun.
"Gue belajar banyak dari lo! Mulai dari sabar, enggak memandang orang sebelah mata, bersikap dewasa, dan termasuk nyakitin perasaan orang. Makasih buat semuanya. Gue harap, hidup lo lebih baik dikemudian hari." Ujar Raka marah.
Isakan tangis Cantik pecah, ia hanya bisa menatap kepergian Raka dengan tangisannya.
"Sejujurnya, aku binggung dengan perasaan ku sendiri. Dan aku takut dengan kejujuran dari peraan ku sendiri."
Suara tangisan Cantik mengundang mata orang-orang yang berlalu lalang untuk menontonnya.
"Lo, kenapa?"
Suara familiar itu membuat cantik menatap pria tersebut dengan mata yang sembab.
"Athma!" Ujar Cantik kaget ketika melihat kehadiran Athma.
"Gak malu, diliatin orang tuh!" Cantik langsung menatap sekelilingnya yang menatap dirinya.
"Mau sekolah?" Tanya Athma yang tak dapat jawaban.
"Apa, mau ikut gue?" Ajak Athma.
"Kemana?" Tanya Cantik dengan suara khas orang sehabis nangis.
"Udah, ikut aja!" Ucap Athma lalu turun dari sepedahnya.
"Nih, lo yang bawa. Itung-itung olahraga."
Cantik pun mengambil sepedah milik Athma, lalu menaikinya. Sedangkan Athma, ia berdiri di kelakang.
Cantik sedikit terkejut ketika Athma memegang pundaknya.
"Ja-jangn pegang pundak ku." Tolak Cantik.
Athma langsung melepas pegangannya, Athma memegang rambut Cantik yang di kepang dua.
"Kalau, ini. Enggak papa kan?" Ujar Athma yang tak di balas oleh Cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik
Teen FictionCantik adalah seorang gadis yang memiliki bobot 115kg dengan tinggi badan 157cm dan kulit yang 'tan' karna hal itu menjadikan ia sebagai olokan teman-teman sekolahnya. Ejekkan demi ejekan selalu ia dengar tiap harinya. ia tidak pernah merasakan paca...