Suara jangkrik terdengar dimalam hari, angin malam mengusik rambut tebal Athma.
"Bi, Piringnya mana lagi?" Sukarni berjalan dengan cepat sambil membawa piring.
"Ini, sudah semua?" Athma menggangguk.
"Kalau begitu, ayo!" Ujar Sukarni.
"Eh, Bibi di rumah aja, biar Athma yang kerja." Cegah Athma.
"Biar Bibi bantu."
"Enggak, sana masuk."
"Emang kamu bisa ngeracik makanannya." Athma terdiam.
"Udah, ayo kita berangkat, nanti kemalaman." Ucap Sukarni sambil mendorong gerobak.
"Biar Athma aja," Athma langsung mengambil alih gerobak tersebut.
"Rani!! Kunci rumahnya!" Jerit Athma.
***
Gerobak yang Athma bawa berhenti tepat di perempatan jalan."Bi, kita jualan disini aja ya, kan, rame nih." Sukarni mangagguk setujuh.
Athma dan Sukarni mulai menyusun tempat yang akan menjadi tempat berjulan mereka, mereka membutuhkan waktu hamper satu jam untuk bersiap-siap, keringat yang sudah menyucur di kening Athma terlihat jelas.
"Ah.. selesai juga." Ujar Athma dengan tersenyum senang.
"Iya, kira-kira, daganggan kita bisa laku ndak ya?" ujar Sukarni pesimis.
"Pastinya laku dong Bi! Masakan bibi enak-enak semua.. Bibi tau gak? penjual gado-gado di sekolahan Athma itu biasa aja rasanya, malah seribu kali lipan enakan buatan Bibi. Dan gado-gado itu laku banget. Apa lagi buatan Bibi." Sukrni tersenyum.
"Tapi, kenapa ndak ada yang kesini ya? Athma tersenyum.
"Kita kan orang baru, belum punya langganan. Oke, gini aja.." Athma langsung berdiri di pinggir jalan.
"Pak! Bu! Mampir ke warung sederhana kami! Kami menjual macam-macam makanan! Rasanya dijamin bikin ketagihan, kalau enggak percaya boleh dicoba!" jerit Athma di depan orang-orang yang berjalan.
"Baru dibuka ini, warung Sukarni! Di jamin ketagihan!" Sukarni tertawa kecil melihat Athma.
"Bu.. mampir Bu."
"Mas? Jual apa aja?" ujar seorang wanita dengan anaknya yang ia gendong.
"Ada pecel lelek, sop, gado-gado, sama ayam bakar.." ujar Athma dengan ramah.
"Kalau gitu ayam bakarnya, satu, sama, pecel lelenya deh."
"Siap, ayo, duduk sini Bu."
"Kalau enak saya bakal jadi langganan nih mas, nanti bakal saya promosiin juga sama teman-teman saya."
"Dijamnin enak, karna enggak ada yang nandingi masakan Bi Sukarni! Bener gak Bi?" Sukarni tertawa, "udah-udah, cepet bantu Bibi bakar ayamnya."
"Siap Bi!"
Waktu terus berjalan, malam semakin larut, namun ini mungkin saja malam paling beruntung bagi Athma, warung meraka sangat ramai, sampai-sampai banyak pembeli yang harus mengantri.
"Mas, tolong dong minumnya."
"Mas, bisa nambah seporsi lagi gak?"
"Mas, nasinya tolong tambah lagi dong.."
Jeritan-jeritan dari pelanggan Athma membuat bibirnya terus terukir senyuman, dan tanpa ia tahu seseorang tengah memotonya.
"Bi, Sukarni.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik
Teen FictionCantik adalah seorang gadis yang memiliki bobot 115kg dengan tinggi badan 157cm dan kulit yang 'tan' karna hal itu menjadikan ia sebagai olokan teman-teman sekolahnya. Ejekkan demi ejekan selalu ia dengar tiap harinya. ia tidak pernah merasakan paca...