Sebuah perlawanan

773 82 8
                                    

Langkah kakinya ia percepat, wajahnya menunjukan rasa tak nyaman dengan tawa mengejek dari teman sekolahnya.

Entah ada apa hari ini, semua orang menatap sambil menertawakan Cantik.

"Serang!!" Jerit Erpan yang melempar Cantik dengan telur yang langsung di ikuti oleh beberapa temannya.

"Aaa.." jerit Cantik saat telur-telur itu mengenai seragam sekolahnya.

"Mana tepung, mana?" Tanya Gali.

"Nih.. nih.." ujar ifan memberi sebungkus tepung ditangannya.

Siswa dan siswi yang berada di halaman kelas menatap kejadian itu sambil merekamnya.

Mungkin karena jam pulang sekolah, tidak banyak guru yang berkeliaran di sekolah ini.

Cantik terjongkok, mencoba menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Air matanya tumpah, sakit hati ini tak bisa ia bendung.

"Hahaha.. gue denger, lo ulang tahun?" Tanya Erpan "nah, ini sebagai hadia dari kita-kita." Lanjutnya.

"Hahahaha.." tawa ketiga laki-laki dihadapan Cantik.

"Eh, belum sah kalau kita belum nyanyiin lagu untuk dia." Ujar Erpan.

"Happy birthday to you.." nyanyi mereka sambil memutar kan Cantik yang tengah berjongkok.

"Kalau lo gak mau di bully, lo gak boleh lemah."

Kalimat yang pernah di ucapkan Athma terniang-niang di kepala Cantik.

Cantik menghapus air matanya, lalu bangkit. Menatap tajam Erpan dan kawan-kawan.

"Wiiih.. sangar!" Ujar Erpan tepat hadapan Cantik.

Entah keberanian dari mana, Cantik menampar wajah Erpan. Yang membuat ketua kawannya terdiam. Dan semua siswa dan siswi menertawakan Erpan.

"Sialan!" Ujar Erpan lalu menarik rambut Cantik.

Cantik menendang perut Erpan, "cowok brengsek!" Jerit Cantik pada Erpan yang sudah jatuh, lalu pergi meninggalkan tatapan orang-orang yang tak percaya akan keberanian Cantik.

"Siluman lo!" Jerit Erpan yang menatap kepergian Cantik.

"Wih.. mantep ya sekarang." Ujar Gali sambil tertawa.

***
Cantik mengapus air matanya setiap kali menetes, membersihkan cangkang telur yang tertinggal di rambutnya.

Ia menatap dirinya didepan cermin, betapa berantakannya ia sekarang.

Tepung, telur dan bau amis menyelimuti tubuhnya.

"Aku kuat!" Ujarnya dengan air mata yang menetes namun bibirnya terukir senyum.

"Aku hanya perlu membersihkan ini." Lanjutnya lagi lalu masuk kedalam toilet gym ini.

"Untung aku meninggalkan pakaian bersih kemarin." Ujarnya.

***
Raka memasuki tempat gym ini, tersenyum seperti biasa pada kasir.

"Eh, Raka!" Panggil Salsa.

"Kenapa?"

"Lo kenalkan sama cewek yang gendut banget itu?"

"Cantik?"

"Enggak, biasa aja mukanya." Ujar Salsa yang membuat Raka tertawa.

"Enggak, maksud gue. Namanya Cantik?"

"Ih, kagak tau gue namanya siapa."

"Kenapa emangnya?" Tanya Raka penasaran.

"Tadi tuh anak dateng, tapi badannya penuh telur dan tepung. Trus matanya sembab gitu, kaya abis nangis." Jelas Salsa.

CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang