Raka membuka laci meja melajarnya, ia mengambil sebuah foto.
Bibirnya terukir senyuman, matanya fokus pada seseorang yang ada di dalam foto tersebut.
"Gue kenapa?" Ujarnya tersadar, lalu menaru kembali foto tersebut ketempat asalnya.
***
"Karin!" Panggil Debi."Kenapa?" Tanya Karin sambil mengelap keringatnya.
"Lo, putus sama Raka?" Tanya Debi penasaran.
"Enggak."
"Serius?"
"Iya, emang kenapa?"
"Gimana ya bilangnya, binggung gue."
"Bilang aja." Ujar Karin yang mulai penasaran.
"Hmm.. bukannya gur mau ikut urusan lo ya, tapi gue kasian aja sama lo."
"Kasian kenapa? Ngomong yang jelas dong!" Ujar Karin yang mulai kesal.
"Lusa kemarin, gue ngeliat Raka jalan sama cewek," Karin mengerutkan keningnya. "Ceweknya gendut banget." Lanjutnya.
"Oh.. Cantik, gue tau kok mereka jalan, soalnya gue yang nyuruh." Ujar Karin yang mulai tenang.
"Tapi mereka mesra gitu, kaya orang pacaran." Karin mengelengkan kepalanya. "Dari pada ngurusin hubungan gue, mending kita lagihan lagi. Yuk!" Ajak Karin. "Ayo, dong." Ajak Karin sambil menggandeng tangan Debi. "Inget! Lusa kita ke jepang, nanti kita bisa liat salju. Hahaha.." Ucap Karin yang membuat Debi tersenyum.
***
Erpan menatap Cantik dengan geram, bibirnya terus mengumpat kata-kata kasar. Ingin sekali sekarang juga ia menterjang dan menjambak-jambak rambut Cantik ketika mengingat kejadian kemarin sore."Oke, anak-anak. Ada yang ingin bertanya?" Tanya Bu Ningsi.
"Enggak, Bu." Jawab siswa dan siswi bersamaan.
"Kalau tidak ada yang ingin bertanya lagi, kita sudahi pelajaran kita sampai sini." Ucapnya yang membuat murid di kelas ini bernafas legah.
"Bu.. Bu.." panggil Bunga.
"Ya?"
"Ujian nasional kan bentar lagi, nasib Athma gimana tuh, Bu?" Pertanyaan Bunga membuat Cantik menatap penuh harapan dengan jawaban Bu Ningsi.
"Aduh, pusing Ibu ini mikirin dia. Tolong buat kalian yang ketemu sama Athma suruh masuk sekolah!" Ucap Ningsi.
"Iya, Bu."
"Kalau gitu, kalian saya pergi dulu."
Kepergian Bu Ningsi membuat Erpan cepat-cepat menghampiri Cantik yang sedang memasukan buku-bukunya kedalam tas.
Erpan merampas Tas milik Cantik dengan kasar, lalu membuyarkan semua isi didalamnya. Lalu ia injak-injak, dan di ludahi buku-buku tersebut.
"Ini pembalasan gue, untuk tamparan lo kemarin!" Ujar Erpan dengan penuh penekanan.
Tentu saja mereka menjadi bahan tontonan teman-teman kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik
Dla nastolatkówCantik adalah seorang gadis yang memiliki bobot 115kg dengan tinggi badan 157cm dan kulit yang 'tan' karna hal itu menjadikan ia sebagai olokan teman-teman sekolahnya. Ejekkan demi ejekan selalu ia dengar tiap harinya. ia tidak pernah merasakan paca...