SATU

7.9K 414 86
                                    

"Aku anak yang bodoh, aku anak yang bodoh." begitulah pemikiran Diana, dia selalu saja menyebut dirinya gadis yang bodoh.

"Pagi bu," salam Diana sambil mencium pipi ibunya

"Eh, kamu udah mandi? Cepat mandi sana, biar gak telat ke sekolah," ucap Aisyah, ibunya Diana.

"Iya bu...," jawab Diana.

Diana pergi ke kamar mandi, pikiran nya selalu terngiang dengan perkataan teman-teman sekelasnya semalam.

Flashback on

"Lo itu anak bodoh, jadi lo gak pantas gabung di kelompok kami!"

Flashback off

Begitulah perkataan yang menghantui pikiran Diana, dia memang gadis bodoh.
Lalu Diana melanjutkan mandinya, setelah itu Diana memakai seragam sekolahnya.

Aisyah meletakkan sarapan di meja makan, "Nih sarapannya, Ibu udah menyiapkan nasi goreng."

Diana duduk dan langsung menyantap sajian dari ibunya.
"Makasih bu," ucap Diana.

Ia menghabiskan sarapan yang telah disediakan oleh ibunya dan segera berangkat mengunakan angkutan umum. Di tengah perjalanan ia melihat jam yang ada dipergelangan tangannya dan ternyata bel berbunyi 3 menit lagi.

Ternyata dugaan Diana benar, dia akan telat masuk sekolah, dan gerbang sekolah sudah ditutup. Diana memohon kepada pak satpam yang biasanya di panggil Pak Doyok, agar pintu gerbang sekolah dibuka, tetapi Pak Doyok tetap tidak mau membuka gerbang sekolah. 5 menit kemudian seorang guru yang sedang tidak mengajar melihat seorang siswi dari kejauhan yang tidak asing baginya, mungkin Diana sudah masuk nominasi siswi yang sering telat di sekolahnya, Bu Manurung pun mendekat, dan menyuruh Pak Doyok membuka gerbang.

"Yok, tolong kau buka gerbang untuk anak ini," ucap Bu Manurung dengan logat Medannya.

"Siap Bu," jawab Pak Doyok sambil mengangguk.

Ternyata benar dugaan Bu Manurung, yang telat adalah Diana.

"Dari semalam, Kau kau aja yang ku tengok! Masuk Kau!" bentak Bu Manurung.

Diana hanya tunduk mendengar ucapan Bu Manurung.

"Maaf Bu," ucap Diana.

"Maaf maaf aja teros kau bilang, capek kuping aku dengar nya! Kau bersihkan toilet sana!" hardik Bu Manurung.

"I-iya bu."

Dia langsung menuruti perintah Bu Manurung, setelah selesai dia diberikan surat izin masuk ke kelas oleh Bu Manurung.

Diana berjalan di koridor menuju kelas nya yang tertulis dengan angka Romawi 'XI-IPA²'.

Diana dipersilahkan masuk, untung saja yang sedang mengajar di kelasnya bukan Bu Ani, melainkan Bu Isma selaku guru Bahasa Inggris, kalau saja Bu Ani dia akan kena hukum yang kesekian kalinya.

"Anak anak, sekarang kita akan membuat kelompok drama untuk ujian praktek nanti, kalian diperbolehkan untuk memilih masing-masing siapa yang akan berada dikelompok kalian. Ohiya, satu kelompok terdiri dari 7-8 orang ya...," ucap Bu Isma.

"Dihhh, Bu, ibu aja lah yang milih, ntar ada yang rasis lagi, maunya yang pinter sama yang pinter, masa yang bego sama yang bego Bu, kan gak adil." sahut Gafar teman se-geng Alka.

"Jadi lo bego, Far?" Adam menjawab perkataan Gafar tadi.

"Ya kagak lah...," jawab Gafar.

"Kalian kan udah kelas 11, masa saya terus yang milih, siapa yang akan satu kelompok dengan kalian, gimana nanti kalian kuliah? apakah dosen juga yang milih? Bukan, Tapi kalian sendiri" ucap Bu Isma.

"Alahh buu...," seru Gafar.

Semua penduduk di kelas 11 IPA 2 langsung membuat kelompoknya masing-masing. Lagi lagi Diana tidak mendapatkan kelompok, sekalipun dia mengabungkan diri dengan kelompok lain, dia tidak diterima.

Salvia melihat Diana tidak memiliki kelompok tetapi dia tidak bisa apa apa, dia bukan ketua kelompoknya, akhirnya Diana termasuk kelompok orang-orang yang terbuang, dalam kelompok itu terdiri dari orang yang bermalas malasan, yang jarang masuk, dan lain-lain.

Kringgg kringgg kringg

Semua siswa keluar dari kelas untuk menuju ke kantin.

Saat menuju ke kantin, Diana melihat Salvia tertawa dengan teman temannya yang sedang berkumpul.

"Haiii," sapa Diana, sambil duduk di sebelah Salvia.

Mereka menatap Diana, tapi apa yang di hasilkan nya? Ya, dia dikacangi, Lalu mereka melanjutkan percakapan seru mereka tanpa memperdulikan kehadiran Diana.

Diana hanya mendengarkan percakapan mereka.

"Eh kalian tau gak sih, kemaren ada yang kirim salam sama Salvia loh...," seru Herlin.

"Siapa siapa siapa?" tanya sang ratu kepo yang bernama Lily.

"Pasti Gafar yakan, Gafar kan naksir sama Salvia," sambung Diana.

"Lo nyambung aja sih HAH! urusan lo emang? Engga kan!" jawab Mona dengan sinis.

"Hahahahaha... Lo jahat banget Mon." seru Lily.

Sedangkan Salvia kasian melihat Diana seperti ini. Selalu saja disudutkan.

Kringgg Kringgg Kringgg

Bel masuk berbunyi.

Saat ini yang mengajar adalah Bu Adriani selaku guru Bahasa Indonesia.

Alka mendatangi Salvia.

"Eh Sal, Promotin WA sama IG gue dong... Temen lu kan cantik cantik semua, hahaha" tegur Alka.

"Paan sih lo, obral cinta mulu, gak laku, ya Lo? Haha...," jawab salvia.

"Jahat banget sih," Lanjut Alka

"Yaudah sini mana nomor WA sama IG lu."

"Nih gue sebutin aja, 0812 3456--"

"Berapa? 3654?" potong Salvia

"3456," tiba tiba Diana menyambung.

"Apaan sih lo? Suka banget nyambung, Salvia nanya sama gue bukan lo!" bentak Alka

Diana hanya diam.

"Udah lah Al, lanjutin nomor lu 3456 terus," jawab Salvia

"7 8 9 0, kalo IG gue @alkabhnfsh"

"Kalo IG, gue masukin ke Story ya, kalo di feeds nyemak tau gak." Jawab Salvia.

====<>====

Diana menunggu angkot yang menuju rumahnya. Dia tidak mendapati angkotnya. Siang hari sangat panas, Diana sudah lelah.
Di sisi lain Gafar melihat Diana yang sedang menunggu di halte dekat sekolahnya. Lalu Gafar mendekati Diana menggunakan motor Ninja kesayanganya yang berwarna hitam.

"Eh, butuh tumpangan gak?" tanya Gafar

"Ga ah, gue masih nunggu angkot," jawab Diana.

"Yakin Lo nunggu angkot? Udah panas gini, Lo ga kepanasan emang? Sini pulang sama gue aja," lanjut Gafar.

Benar kata Gafar siang ini sangat panas.

"Emmm, yaudah deh gue pulang sama lo," Diana menerima tawaran Gafar.

Mereka berdua menelusuri kota untuk menuju ke rumah Diana.

TO BE CONTINUE

halooo ini cerita pertama aku, dan juga pertama kali aku menulis cerita di WP semoga kalian suka yaa,, Kalo ada Kritik atau Saran tulis di kolom komentar yaa...

The Stupid GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang