DUA PULUH ENAM

3.2K 196 57
                                    

Play mulmed diatas, biar bacanya tambah baper.
•••

Alka keluar dari rumah menggunakan hoodie berwarna navy, dan tak lupa pula dia menggunakan topinya.

"Aghh, sakit juga tangan gue. Malah merah lagi," ucap Alka dengan nada pelan sambil memegang tangannya yang telah menghantam dinding.

Alka masih tetap memikirkan Diana, padahal Diana sudah milik Azril. Alka mengacak rambutnya, dan berpikir kalau dia lebih bodoh dari Diana.

"Awas ya lo ganggu gue tidur lagi gue aduin lo ke ibu," terdengar suara samar-samar Diana dan juga suara anak laki-laki.

"Iya, iya. Makanya temenin gue beli paket internet, gue mau push rank!"

Langkah Alka terhenti, "Gak mungkin ini suara Diana," ucap Alka dengan nada pelan, kemudian dia tidak menghiraukan suara tersebut, mungkin karena Alka terlalu memikirkan Diana. Saat ingin berjalan langkahnya terhenti kembali, karena ada seseorang yang ingin berbicara pada Alka.

"Eh woy, lo tau gak orang yang jualan kuota disini? Kalo boleh tau dimana ya?" tanya Rizal sambil memegang bahu Alka dari belakang.

"Lo tuh kalo mau nanya yang sopan dikit!" seru Diana sambil mencubit pinggang Rizal.

"Wahai Kakanda, apakah beliau tau dimana orang yang menjual kuota?" ucap Rizal.

Kemudian Alka berbalik badan, lalu ia tak menyangka kalau itu adalah Diana dan adiknya. Diana pun juga begitu, ia tak menyangka kalau dia bakal berjumpa dengan Alka.

"Loh, Alka? Ngomong-ngomong lo disini ngapain?" tanya Diana tak menyangka.

Rasanya jantung Alka berdegub kencang, padahal Diana hanya bertanya, bukan menyatakan cinta.

"Eng-ga, gue disini nyari angin doang," ucap Alka sambil memegang tengkuknya.

"Oh, lo tinggal didaerah sini ya?" tanya Diana sambil tersenyum.

Kemudian Alka terdiam sesaat karena melihat senyuman Diana yang baginya sangatlah indah. Sedangkan Rizal hanya mendengar pembicaraan mereka dengan memasang wajah kesal.

"I-iya, gue tinggal didaerah sini." jawab Alka, kemudian Alka melihat kearah Rizal. "btw, adik lo mau nyari kuota kan? Gue temenin ya, gue tau tempatnya," ucap Alka.

"Nah gini dong dari tadi," ucap Rizal.

Mereka jalan bertiga, tetapi dengan posisi Rizal dibelakang, Alka dan Diana diposisi depan.

"Lo disini ngapain?" tanya Alka sambil menatap kearah Diana.

"Sementara gue tinggal dirumah nenek gue, kan besok hari libur," ucap Diana sambil tersenyum.

Rizal melihat gerak gerik Alka dari belakang, yang terus menatap Diana. "Liat jalan kakanda, ntar kesandung sama sendal sendiri," sindir Rizal ke Alka.

Alka tak mendengar ucapan Rizal, Alhasil Rizal kesal sendiri dan menarik tangan kakaknya, dan seketika Alka tersentak dari lamunannya yang tak henti menatap Diana. "Kakanda jalan luan aja," ucap Rizal memasang wajah kesal.

"Lo kenapa panggil Alka pake kakanda?" tanya Diana sambil melipat kedua tangannya dan memasang wajah kesal.

"Kan lo yang bilang kalo ngomong harus sopan," ucap Rizal dengan nada santai sambil memainkan ponselnya.

"Gak gitu juga bego," ucap Diana sambil menarik telinga adiknya.

Tak lama kemudian mereka bertiga sampai ditempat tujuan yang diinginkan Rizal.

The Stupid GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang