TUJUH BELAS

2.9K 222 5
                                    

"Diana, lo mau jenguk Salvia juga?" tanya Gafar.

"Iya, Far. Soalnya rumah gue sama Salvia hampir deket. Jadi sekalian aja gue jenguk Salvia." jawab Diana sambil tersenyum.

Alka, Gafar, Adam, Azril, Mona, dan Diana, berangkat menjenguk Salvia. Ngomong-ngomong kenapa Mona ikut? Pasti ada alasannya. Ya, dia ingin mengincar hati Azril. Tapi, malah Azril yang menghindar ketika di dekati oleh Mona.

"Na, lo naik apa?" tanya Azril, lalu ia menghidupkan motornya.

"Angkot aja, Zril." jawab Diana.

"Kalo gitu bareng gue aja, kan bisa hemat ongkos." Azril menawarkan tumpangan.

Diana melihat ekspresi Mona yang tidak senang dengannya,

"Gak usah, Zril. Gue bisa naik angkot kok, lo sama Mona aja." ucap Diana meninggalkan teman-temannya dan menunggu angkot di halte.

"Tapi, Na—" ucap Azril ingin menghampiri Diana. Tetapi dia dihalangi sama Mona.

"Dia juga tetep gak mau, Zril." ucap Mona tersenyum tipis.

"Tertusuk." ucap Adam.

"Yuk, jalan." desak Gafar.

"Gak sabaran banget sih, Far. Kangen sama Salvia ya," goda Adam.

Mereka sudah duluan berangkat ke rumah Salvia, tapi, Diana masih menunggu angkot. Tak di sangka, Diana melihat Alka yang mendekatinya.

"Kenapa gak bareng sama mereka?" tanya Diana

"Lo sama gue aja ya, ke rumah Salvia." ucap Alka

Diana kaget, tumben Alka menawarkan tumpangan.
"Ha? um... gak usah, Al. Gue masih bisa naik angkot kok." ucap Diana.

Emosi Alka naik, karena Diana menolak tawarannya.

"Eh, denger ya! Lo ingat kan perkataan gue? Lo harus selalu berada di dekat gue! Karena gue ini masih majikan lo! Jadi, turutin perintah gue, Diana Vanika!" bentak Alka.

"Lo, kok jadi sensian gitu sih?" ucap Diana merasa heran.

"Cepat naik!" bentak Alka.

"Emang cowo bisa PMS?" tanya Diana dengan raut wajah polos

Alka memandang Diana dengan tatapan sinis.

"Eh, i-iya." ucap Diana

Mereka berdua menuju rumah Salvia. Sepanjang perjalanan dari sekolah, mereka tak banyak bicara, Alka ingin memecahkan keheningan, tetapi dia mengurungkan niatnya, jadi Alka hanya bisa melihat wajah Diana melalui spion. Tak lama kemudian, mereka sudah sampai ke tempat tujuan mereka. Banyak pasang mata yang melihat kedatangan Alka dan Diana,

"Eh, Diana, Alka. Akhirnya kalian sampai juga," seru Salvia sambil mencium pipi kanan dan kiri Diana.

"Gimana keadaan lo, Sal?" tanya Diana dengan raut wajah khawatir.

"Alhamdullilah, agak mendingan kok." jawab Salvia sambil tersenyum.

"Mau minum apa? Biar gue buatin." ucap Salvia.

"Gak usah, Sal. Bentar lagi juga gue mau pulang." ucap Diana tersenyum tipis.

"Yah, masa baru nyampe udah mau pulang sih." ucap Salvia merasa kecewa.

"Pas ditawarin goncengan sama Azril kok gak mau ya?" Mona menyindir Diana.

"Dia gue paksa naik." sambar Alka.

Salvia merasa kebingungan, ada apa dengan Alka, Diana, dan Azril?

Sejak di sekolah, Alka sudah tidak senang dengan Azril yang mendekati Diana begitu saja.

"Diana," ucap Salvia.

"Apa, Sal?"

"Ikut gue ke belakang," jawab Salvia menarik tangan Diana.

"Bentar ya guys, gue ke belakang dulu sama Diana." ucap Salvia ke teman-temannya.

Diana dan Salvia meninggalkan teman-temannya di ruang tamu, Diana ke halaman belakang rumah Salvia.

"Ada apa, Sal?" tanya Diana kebingungan.

"Lo nyadar gak sih?" tanya Salvia

"Nyadar apaan?" ucap Diana keheranan.

"Lo gak ada liat ekspresi wajah Alka ke Azril?" tanya Salvia.

"Enggak, ngapain juga di liat ekspresi Alka? Kurang kerjaan banget," jawab Diana mengerutkan keningnya.

"Kayaknya Alka gak senang sama Azril." ucap Salvia.

"Gak senang? Maksudnya?" tanya Diana sambil melipat kedua tangannya.

"Lo masih gak ngerti, Na?"

"Gak, Sal." ucap Diana.

"Ck, yaudah deh," ucap Salvia.

Mereka berjalan menuju ruang tamu, Alka melihat Diana tanpa kedipan, apa yang dirasakannya? Apakah ini sebuah karma? Kenapa dia bisa jadi jatuh cinta dengan cewek yang bodoh di kelasnya itu?

"Oiya, Sal. Ada tugas fisika. Halaman 109, bagian B, nomor 1 sama 2 doang," ucap Gafar.

"Asekk perhatian sama pacarnya," ucap Adam.

Mereka semua tertawa dengan godaan Adam yang membuat Gafar dan Salvia merasa malu.

Dua jam sudah berlalu, mereka beranjak pulang ke rumah masing-masing.

"Na, pulang sama gue ya, please." ucap Azril memohon.

"Ta-tapi.." Diana melihat raut wajah Alka yang menyimpan rasa kemarahan.

"Jadi, Mona pulang sama siapa coba? Lo pulang sama Mona aja, Zril. Kasian Mona gak ada yang nganterin." ucap Diana.

Azril tampak kecewa dengan jawaban Diana. Dia memasang wajah masam. Akhirnya Azril dan Mona pulang bersama.

"Lo, jangan lupa ngerjain tugas fisika, Na." ucap Alka dengan nada santai.

"Hah?" Diana merasa kaget, tumben Alka perhatian dengannya.

"Lo budeg ya! Perlu gue ulangi sekali lagi?" bentak Alka.

"Ihh.. Jangan marah mulu dong, Al. Ntar pendarahan loh. Hahaha," ucap Diana

"Haha, gak lucu." ucap Alka dengan wajah datarnya.

"Pokoknya awas kalo lo gak siap tugas besok. Lo bakalan gue hukum!" Alka melanjutkan ucapannya.

"Dih, emangnya lo guru gue? Guru privat gue?"

"Iya! Mulai sekarang gue jadi guru privat lo. Biar lo gak males, biar lo gak tolol terus-terusan!" bentak Alka.

"Dih, santai dong mas ngomongnya." ucap Diana sambil memukul helm yang dipakai Alka.

Diana sudah sampai di rumahnya, ia tak sabar ingin langsung tidur dan meluk guling kesayangannya.

"Ntar malem, gue ke rumah lo biar ngerjain tugas, sekalian gue ngajarin lo." ucap Alka.

"Iya! Berisik banget sih." ucap Diana yang langsung membuka pagar rumah, tanpa mengucapkan terima kasih.

"Dasar aneh," ucap Alka sambil menghidupkan motornya, dan pergi dari rumah Diana




DOUBLE UPDATE KAAANNNNN
Makin makin' nih :v. Jangan lupa vote dan comment yaa. Tengkyu

The Stupid GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang