DUA PULUH DUA

3.1K 197 13
                                    

Panggung yang dipersiapkan untuk melaksanakan acara ulang tahun sekolah sudah selesai sebelumnya. Para murid yang ingin menapilkan kelebihannya sudah bersiap-siap, Diana yang terlihat khawatir dengan suaranya, karena dia merasa belum maksimal dalam latihannya.

"Udah, santai aja. Gak usah tegang," ucap Salvia yang memegang bahu Diana.

"Gimana gak tegang, liat deh rame banget, gue malu," ucap Diana dengan raut wajah khawatir dan tangannya agak dingin.

"Yaudah, duduk aja dulu." ucap Salvia mengambil kursi yang ada di dekatnya, lalu dia mengambil air mineral "Nih, minum dulu, biar lega." Salvia melanjutkan ucapannya.

"Lo gak ganti baju, Sal?" tanya Diana heran, karena Salvia akan tampil lebih awal, lantaran Salvia sebagai pembuka acara.

"Ntar lagi, gue masih mager," ucap Salvia.

"Mager mulu kerjaan lo," ucap Diana, "Eh, Azril kok belum dateng ya?" tanya Diana.

"Tumben nyari Azril?" tanya Salvia dengan alis yang naik sebelah.

"Y-ya, gakpapa sih, aneh aja biasanya dia dateng tepat waktu," ucap Diana sambil melihat gerbang sekolah yang masih terbuka, tetapi Azril tidak kelihatan juga.

"Ah, yakin gakpapa?" goda Salvia sambil mencolek bahu Diana dengan pelan.

"Ck, yuk gue temenin buat ganti pakaian, ntar lagi masuk." ucap Diana mengahlikan pembicaraan.

"Ntar, gue ambil baju di tas dulu," ucap Salvia berjalan menuju mejanya.

***

Alka yang sedang memainkan gitarnya ditemani oleh Adam dan Gafar, mereka bertiga melihat Alka yang memetik senar gitar.

"Nyanyi lagu apa, Al?" tanya Adam yang duduk sambil memakan makanan ringan.

Alka yang mendengar ucapan Adam, agak sedikit kesal, padahal Adam yang memberi ide.

"Ck, kan lo yang nyuruh gue nyanyi lagu Perfect," ucap Alka dengan kesal.

"Oh iya, lupa gue, maklum lah faktor umur," ucap Adam.

"Dasar kakek kakek," sindir Gafar untuk Adam.

"Sialan lo," ucap Adam.

Alka melihat ke arah jendela, ia terpanah dengan penampilan Diana yang sederhana, tetapi bagi Alka, Diana sangat menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alka melihat ke arah jendela, ia terpanah dengan penampilan Diana yang sederhana, tetapi bagi Alka, Diana sangat menarik.

Ia melanjutkan latihannya, dan mencocokkan suaranya dengan suara senar gitar, "Baby, I'm dancing in the dark-" seketika Alka berhenti dan memegang tenggorokannya.

"Lah kok berhenti, lanjutin dong, Al." ucap Adam.

"Suara gue sama suara gitar udah cocok, belum?" tanya Alka sama kedua temannya.

"Udah cocok, kayak lo sama Dian-" ucap Adam sambil menutup mulut dengan tangannya.

"Hah?" ucap Alka dengan bingung.

Kringg... Kringgg... Kringgg...

"Eh, udah mau mulai, liat Salvia atraksi bela diri kuy," ucap Gafar, dan Adam sangat berterima kasih kepada bel yang berbunyi itu, pasalnya Adam tidak harus menjelaskan perkataannya yang keceplosan tadi.

"Yaelah nih bocah, kalo soal Salvia cepat banget geraknya, udah kayak Boboiboy" ucap Adam agak terkekeh.

"Berisik!" ucap Gafar menatap sinis ke arah Adam.

Mereka bertiga melihat Salvia yang mulai bersiap, dan Salvia melakukan gerakan pemanasan, kemudian Salvia mengambil benda yang ada didekatnya.

Suasana hening seketika saat Salvia menggunakan benda tajam tersebut, dan mengeluarkan suara khas dari benda tersebut.

Swing...

"Wuihh... Keren banget," ucap Adam salmbil tepuk tangan. "Kalo lo sama Salvia jadi suami-istri, pasti lo bakal mati duluan", ucap Adam ke Gafar.

"Apaan dah," ucap Gafar sambil menjitak kepala Adam.

Para guru dan murid tampak serius memperhatikan aksi bela diri yang ditunjukkan oleh Salvia, tetapi beda dengan Alka, mengapa matanya selalu memaksa melihat ke arah Diana? Apakah Alka memiliki salah satu perasaan yang tak terduga dengan Diana?.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya Salvia selesai menampilkan aksinya, lalu Salvia menghampiri Diana.

"Gimana? Keren gak aksi gue tadi?" ucap Salvia sambil melipatkan kedua tangannya dan menggerakkan alisnya naik turun.

"Keren banget, Sal." ucap Diana sambil mengarahkan jempolnya ke hidung Salvia.

"Aghh... Oiya lo kapan tampilnya?" tanya Salvia sambil duduk dan minum.

"Habis anak kelas sepuluh," ucap Diana.

"Berarti habis ini dong? Yaudah kalau gitu latihan suara aja dulu," ucap Salvia.

Diana dan Salvia berjalan di koridor, tiba-tiba si ketua osis yang biasa dipanggil Kak Dio datang menghampiri Diana.

"Kamu siap-siap buat nampil ya, soalnya bentar lagi kamu bakal nampil," ucap Dio.

"Gak usah dikasih tau, dia juga udah tau kali," ucap Salvia sinis sambil melipat kedua tangannya.

"Ush, jangan ngomong gitu." ujar Diana menjenggol Salvia dengan sikunya.

"Yaudah, aku tinggal dulu ya," ucap Dio sambil tersenyum

"Iya, kak." ucap Diana membalas senyuman Dio.

"Udah jelek, sok kegantengan, iyuhh." ujar Salvia sambil memutar kedua bola matanya.

"Kak Dio emang ganteng kok, ketua osis lagi." ucap Diana sambil menaikan alis kanannya.

[TBC]

SAMPE DISINI DULU YA, SOALNYA AKU SIBUK, DAN AKU JUGA KELAS 12, INSHAA ALLAH, AKU BAKALAN UPDATE KALO GAK SIBUK. OIYA DOAIN AKU LOLOS DAFTAR SPAN-PTKIN YAAA :*

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN, MAKASIH YANG UDAH BACA TSG, LOVE YOU....

The Stupid GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang