•BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•
•TAP TO RECOMMENDATION•
Dara mengetuk-ketukkan jarinya pada meja caffe. Ia sedang berpikir sekarang. Sedangkan cowok di hadapannya itu tengah memakan burger dengan begitu lahapnya. Tak menghiraukan jika ada Dara disana. Ia begitu tenang menatap rintikan hujan dari luar jendela kaca.
"Ehem"
Keylan tak menoleh meskipun cewek di hadapannya ini sudah berdehem ribuan kali.
"Key!" bentak Dara kesal.
Cowok itu menoleh. Menatap Dara yang sudah kesal setengah mati.
"Lo kenapa sih ngajak gue kesini! Gara-gara lo gue bolos kerja tauk!"
Keylan menatap Dara acuh. Lalu pandangannya kembali ke arah jendela kaca yang memaparkan langsung jalan raya yang tengah padat merayap.
Kesabaran Dara sudah habis. Kepalanya mendidih dan tangannya memutih menahan amarah. Cowok itu sudah berlaku seenaknya dengan dirinya. Baginya, perkerjaan tidaklah hal yang main-main. Tanpa itu, Dara tak akan cukup untuk makan sehari-hari.
Dara hendak pergi darisana. Namun,tangannya dicekal Keylan kuat. Cowok itu menahan Dara pergi dari hadapannya.
"Duduk"
Dara bergeming. Ia tetap pada posisi berdirinya dan sesekali meronta untuk dilepaskan.
Keylan mencekal tangan Dara dan memakan burgernya tanpa ada kendala sedikitpun. Setelah burger itu habis, ia berdiri dan menarik cewek itu menuju parkiran.
Mereka berdua duduk dalam mobil dengan kesunyian yang ada. Hanya rintikan hujan yang terdengar di telinga mereka.
Dara hanya diam. Cewek itu sangat kesal dengan Keylan. Maka, diam adalah cara satu-satunya yang ia pikirkan.
Mobil hitam Keylan sudah terparkir di rumah minimalis miliknya. Keylan turun menggunakan payung dan langsung berjalan menuju rumahnya, meninggalkan Dara yang mematung disana.
Bagaimana bisa cowok itu tega membiarkannya kehujanan?
Tanpa menunggu lama, Dara segera berlari dengan tas yang ia taruh di kepalanya.
Kakinya berjinjit agar sepatu kesayangannya tidak terkena percikan hujan walau sedikit.
"Percuma! Tetep aja basah," Dara menghembuskan nafasnya kasar.
Dengan hati-hati dan melihat keadaan bak maling, Dara membuka gagang pintu dan masuk.
Bruk!
Sebuah handuk terlempar tepat di dada cewek tersebut. Dara yang tak siap menerimanya refleks mundur beberapa langkah.
"Keringin" ucap Keylan lalu pergi sambil mengacak-acak rambutnya sendiri yang juga basah walaupun ia memakai payung.
Dara cengo di tempatnya. Ia menatap kepergian cowok itu dengan nafas memburu. Apa daya, akhirnya cewek itu hanya menurut dan mengeringkan rambutnya dengan handuk hijau itu.
Tak lama kemudian, Keylan datang membawa semangkuk mie instan kuah dengan bau yang semerbak.
Dara yang melihat itu langsung berbinar menatapnya. Tangannya terulur ke depan hendak meraih mangkuk tersebut. Namun, dengan mudahnya Keylan mematahkan angan-angan Dara bahwa mie instan itu untuk dirinya.
Keylan menyalakan televisinya sambil meniup-niup mie instannya yang panas. Bau khasnya langsung semerbak dan memenuhi indra penciuman Dara.
Satu sendok penuh masuk ke mulut Keylan. Dara hanya menatap dengan air liur yang hampir menetes.
"Keylan mauu" rengek Dara.
Keylan melirik cewek tersebut dengan dingin. Lalu kembali meniup-niupkan mie instannya. Setelah dingin, ia memasukkan ke dalam mulutnya.
"Ih Keylan!" Dara melipat tangannya di dada kesal.
Hingga sebuah benda menempel di bibirnya.
"Aaaa"
Dara segera melihat dengan terkejut. Keylan dengan tangan yang terulur tengah menyuapinya.
"Aaaa" ucap Keylan sekali lagi.
Dara dengan ragu membuka mulutnya. Mie instan itu mengenai lidah Dara. Ia tak merasakan panas atau apapun dari mie itu. Apakah tandanya Keylan sudah meniupnya tadi?
"Keylan! Enakkk!" seru Dara kegirangan.
Keylan menatap cewek itu datar. Namum bibirnya tak berhenti meniup mie instan tersebut. Menyuapkan berkali-kali kepada Dara.
Dara tak heran mengapa cowok itu berbaik hati padanya. Karena keherannya terkalahkan dengan sedapnya mie instan buatan Keylan.
"Rghhh"
Dara bersendawa cukup keras setelah meminum kuah mie instan hingga tandas tak bersisa. Keylan yang sibuk melihat telivisi menoleh dengan tatapan jijik. Sedangkan Dara hanya menyengir tanpa dosa.
"Bersih-bersih" ucap Keylan.
"Mana bisa! Gue kan lagi kenyang. Entar gue malah muntah,"
"Sekarang!"
"Sepuluh menit lagi deh!"
Keylan menatap Dara datar.
"Yaudah lima menit"
Keylan diam.
"Tiga menit"
Lagi-lagi Keylan hanya diam.
"Satu menit! Ya allah udah Mentok ituu!"
Cowok itu tak berhenti menatap Dara. Hingga membuat cewek itu takut dengan tatapan datarnya.
"Iya iya sekarang gue bersihin! Puas lo!" kata Dara langsung berdiri dari tempat duduknya dan mengambil sisa mangkok untuk ia cuci. Ia menatap Keylan yang tersirat kepuasan dalam matanya.
Dara mengembuskan berat nafasnya. Seketika ia teringat sesuatu.
"Ya ampun! Gue lupa belum ijin Riyan!"
Aduhh bang Keylan kenapa jutek mulu sihhh
Ditunggu vote comment nyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]
Teen FictionHighest rank : 3 in teenfiction (11 Mei 2018) •Keylan Zanuar Nugraha Cowok dingin tanpa perasaan. Paling anti jika barangnya disentuh oleh siapapun apalagi dirusak. Ia kira hidupnya akan hitam putih semenjak masalah itu terjadi. Namun, dengan datan...