•BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•
•TAP TO RECOMMENDATION•
Dara mengembuskan berat nafasnya. Seketika ia teringat sesuatu.
"Ya ampun! Gue lupa belum ijin Riyan!"
🍂🍂🍂
Dara menyambar tasnya lalu merogohnya untuk mengambil ponsel silvernya.
"Ya allah kenapa pake mati sih! Nggak bawa charge lagi" gerutu Dara sebal.
Cewek itu mengendap-endap menuju ruang televisi. Kosong. Keylan tidak ada disana.
Lalu cewek itu kembali melangkah tanpa suara menuju dapur. Lagi-lagi tak ada seorang pun disana.
Dara bingung. Dimana Keylan sekarang berada? Padahal ia sangat membutuhkan charge ponsel saat ini.
Akhirnya, ia memutuskan untuk berjalan menuju lantai dua. Tempat di mana kamar Keylan berada. Entah mendapat keberanian darimana cewek itu menuju tempat terlarang itu. Mungkin charge ponsel lebih penting baginya sekarang.
Kalau saja Riyan sampai marah karena ia tak bekerja, matilah sudah dirinya.
Pintu Keylan sedikit terbuka. Dara menoleh ke kanan dan ke kiri. Memastikan sesuatu.
Lalu ia berjinjit memasuki kamar Keylan. Matanya berbinar ketika sebuah kabel charge tergeletak di ujung kamar Keylan yang serba hitam-putih itu.
Dara segera menuju nakas. Namun, tiba-tiba gerakannya terhenti ketika seseorang memeluknya dari belakang.
"Keylan! Lo ngapain!" Dara meronta-ronta namun Keylan malah mempererat pelukannya.
"Bentar" ucap Keylan serak.
Mendengar suara Keylan yang serak membuat Dara diam menurut. "Keylan, lo gak papa kan?" tanya Dara khawatir.
Cowok itu hanya diam. Meletakkan dagunya di pundak Dara. Mencium bau tubuh Dara yang entah mengapa membuatnya tenang.
Dara membelalakan matanya. "Keylan! Lo ngapain sih!"
Keylan tak menjawab.
Cewek itu segera memutar tubuhnya menghadap Keylan. Cowok itu terpejam.
Dara segera menutup matanya ketika yang ia lihat adalah Keylan yang telanjang dada. Oh astaga mata cewek itu sudah tidak suci sekarang.
"Mata gue nggak suci gara-gara lo! Cepet sana pake baju!"
Cowok bermata hanzel itu hanya diam.
Dara yang geram sendiri segera menariknya. Tangannya menyentuh tubuh Keylan dan cewek itu langsung diam mematung.
Suhu tubuh Keylan sangat panas sekarang.
"Keylan? Lo bener gak papa kan?" tanya Dara lembut.Keylan hanya mengangguk lalu tubuhnya terhempas ke lantai. Cowok itu pingsan.
"Astaga!" pekik Dara keget.
Dara segera memopong badan cowok itu menuju kasurnya. Walaupun berat, Dara berhasil melakukannya.
Setelah meletakkan Keylan di kasur, Dara menuju almari putih, tempat dimana Keylan menaruh bajunya. Dara dengan panik segera menarik salah satu baju dan memakaikannya pada tubuh cowok bermata hanzel tersebut.
"Ya allah aku nggak bermaksud apa-apa," kata Dara sebelum memakaikan baju di tubuh Keylan yang sungguh menggoda.
Dara hendak keluar dari kamar Keylan untuk mengambil kompres. Namun, seperti biasa, cowok tersebut menahannya untuk pergi walau dengan mata yang terpejam.
"Temenin" ucap Keylan lirih, nyaris tak terdengar.
"Gue ambil kompres dulu," Dara melepas cekalan tangan Keylan yang melemah. Lalu bergegas menuju dapur untuk mengambil kompres dan beberapa obat yang ia tau sebagai obat pereda demam.
Dengan telaten, Dara mengombres Keylan. Cewek itu sungguh khawatir dengan keadaan Keylan saat ini. Ia tak peduli dengan bajunya yang basah dan belum terganti. Ia sudah terbiasa dengan hal itu. Kini yang lebih penting adalah Keylan, Keylan dan Keylan.
"Dingin"
"Tapi lo udah pake empat selimut Key,"
Dara kebingungan. Bagaimana caranya agar cowok itu tak kedinginan lagi padahal ia sudah memakaikan seluruh selimut tebal yang ada.
Satu ide terpikirkan di kepala Dara. Cewek itu segera mengganti bajunya yang basah dengan kaos milik Keylan. Walaupun kebesaran, setidaknya itu tak basah.
Dengan hati-hati, Dara naik ke atas kasur Keylan. Menyibakkan selimutnya lalu masuk ke dalamnya dengan perasaan kalut.
"Demi kemanusiaan" batin Dara.
Cewek itu segera memeluk Keylan. Berusaha menyalurkan panas tubuhnya ke tubuh Keylan. Berharap cowok itu tak kedinginan lagi.
Dan tanpa ia sadari, Keylan juga membalas pelukan tersebut. Hingga keduanya ikut terlelap di tengah badainya hujan. Mereka berdua saling menyalurkan kehangatan yang ada.
Dara terbangun ketika hujan sudah reda. Ia melihat jam yang berada di nakas. Jarum pendek menunjuk angka empat pagi.
Dara menengok ke atas. Menempelkan satu tangannya ke kening Keylan dan tangan lainnya memegang keningnya sendiri.
"Alhamdulillah udah normal," ucap Dara senang.
Cewek itu segera turun dari kasur dan merapatkan selimut yang menutupi tubuh Keylan. Ia menuju kamar mandi dan segera sholat shubuh. Meminta ampunan kepada Tuhannya dengan kejadian tadi. Ia tak bermaksud apa-apa. Hanya memberi kehangatan agar cowok itu cepat sembuh.
Setelah sholat dan berdoa, Dara menuju dapur. Memasakkan sesuatu untuk Keylan.
Mata Keylan membuka perlahan. Ia menatap sekitar dengan bingung. Bajunya sudah terganti dan terdapat wadah kompres disana. Lantas, siapakah yang mengobatinya semalam?
Seorang cewek dengan rambut tergerai lurus menghampiri Keylan. Cewek tersebut menaruh nampannya di nakas. Senyum terbit di bibir cewek tersebut. "Udah mendingan?"
Keylan mengangguk. Lalu matanya menatap baju cewek tersebut yang sepertinya ia kenal.
Dara yang mengerti tatapan tersebut segera memberi alasan yang sebenarnya.
"Eh gue pinjem kaos lo. Soalnya kemarin seragam gue basah,"Dara mengambil mangkuk bubur lalu menyuapi Keylan.
"Aaaa"
Keylan diam. Tak mau membuka mulut.
"Ih Keylan! Cepet buka mulutnya"
Cowok bermata hanzel itu hanya diam. Ia menatap bola mata Dara yang penuh dengan kehangatan.
"Keylan! Makan dulu biar sembuh! Roketnya mau masuk gua aaaa" Dara meliuk-liukkan sendok nya ke udara lalu menuju bibir Keylan.
Keylan merasa hatinya menghangat lalu membuka mulutnya, menerima suapan dari Dara.
Cowok itu tersenyum. Senyum sangat tipis sekali hingga cewek di hadapannya ini tak menyadarinya.
So sweeeettt 💕💕
Keylan masih jual mahal mulu sihhh. Au ah betee
Jangan lupa vote and comment yaa😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]
Novela JuvenilHighest rank : 3 in teenfiction (11 Mei 2018) •Keylan Zanuar Nugraha Cowok dingin tanpa perasaan. Paling anti jika barangnya disentuh oleh siapapun apalagi dirusak. Ia kira hidupnya akan hitam putih semenjak masalah itu terjadi. Namun, dengan datan...