#24

114K 9.5K 275
                                    

•BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

•TAP TO RECOMMENDATION•

Dengan api membara, Davon menarik Keylan dengan kasar menuju hutan. Matanya menatap Keylan dengan kilatan benci yang luar biasa sedangkan Keylan hanya menatapnya datar. Entah itu ia sedang marah, biasa saja, atau sedang ingin balas dendam, tak ada yang tau. Namun, tatapan itu sungguh tajam. Membuat nyali siapa saja menciut ketika melihatnya.

🍂🍂🍂

"Lo ngapain Dara, njing!" Davon menatap Keylan dengan kilat api benci yang membara. Sedangkan Keylan sedari tadi hanya diam, tanpa berkata apapun.

"Punya mulut nggak lo, tai! Kenapa diem? Sekarang baru tau apa salah-"

Sebuah hantaman mendarat tepat di rahang Davon sebelum ia menyelesaikan ucapannya. "Bacot lo, nyet!" seru Keylan sebal.

Davon tersungkur di tanah. Ujung bibirnya mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Tanpa basa-basi, cowok itu sudah membalas pukulan yang ia dapat tepat di rahang Keylan.

Mereka berdua terjadi perkelahian yang hebat. Darah yang mengalir di pelipis bukan berarti perkelahian itu berakhir, malah menbuat keduanya senang dengan luka yang tercetak jelas di wajah tampan sang lawan.

"Gara. Gara. Lo. Dara. Pingsan." Davon menduduki tubuh Keylan. Dengan nafas yang terengah-engah cowok itu terus memukuli Keylan tanpa ampun. Namun, cowok itu malah tersenyum lebar mendengar hal itu. Senyuman meremehkan itu membuat Davon menggeram dan tak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"Apa lo bilang? Hahaha gara-gara gue? Makanya kalo punya kaca itu buat ngaca coeg! Dara kayak gitu gara-gara lo nggak becus ngadain event busuk kayak gini!" Keylan segera menendang Davon agar menjauhi tubuhnya. Cowok itu segera membalas memukuli wajah Davon hingga babak belur.

"Apa-apaan sih kalian!" Doni dan Dino datang melerai keduanya yang sudah penuh luka.

"Kayak anak TK tau nggak!" bentak Doni kesal.

Dino hanya menatap keduanya heran. Ia masih bingung mengapa kedua orang itu berkelahi hingga babak belur seperti ini.

Pasti ada hal serius hingga sahabatnya memukuli Davon tanpa ampun. Dan pastinya apapun itu pasti Davon sudah mengusik hal yang berharga di hidup Keylan saat ini. Dan si kembar tau hal itu membuat sosok Keylan yang terlihat cuek marah besar.

Doni memijit kepalanya pening. "Gue nggak tau sama jalan pikiran kalian. Kelakuan pada kayak bocah semua, njing! Apa kalian nggak khawatir dengan keadaan Dara sekarang! Apa kalian nggak mikir disaat kalian sibuk berantem, Dara lagi terbaring lemah disana! Apa kalian nggak nyadar, ha!"

Perkataan yang terlontar dari mulut Doni mampu membungkam kedua cowok itu. Doni benar, bukannya merawat Dara, mereka malah melakukan hal yang sia-sia. Keduanya bingung, khawatir, cemas dan menyesal. Pikiran mereka sama.

Apakah Dara baik-baik saja?

Hanya dengan mengucap kalimat itu entah mengapa membuat lidah Keylan dan Davon kelu. Mereka merasa tak berguna tidak melindungi orang yang mereka sayang dan malah membuang waktu untuk hal yang tidak berguna sama sekali.

"Dara udah di bawa ke rumah sakit." Dino menjawab tatapan bingung dari kedua cowok yang ada di depannya.

Pernyataan dari Dino membuat keduanya tersentak kaget. Rasa bersalah mereka semakin membesar. Dengan sigap, Keylan segera meninggalakan bumi perkemahan menuju tempat parkiran dimana mobilnya berada.

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang