#34

89.7K 6.4K 390
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

•TAP TO RECOMMENDED•

Keylan semakin emosi. Tangannya mengepal kuat. Harga dirinya sudah dihancurkan dengan cowok licik seperti Davon dan ia tak akan tinggal diam.

"Lo boleh tinggal disini. Tapi tidur di lantai."

🍂🍂🍂

"Mana bisa! Kalo lo tidur di kasur gue juga harus tidur di kasur. Jangan-jangan lo mau grepe-grepe Dara tanpa sepengetahuan gue lagi." pancing Davon dengan ekspresi yang sangat menyebalkan.

Tangan Keylan mengepal kuat. Dasar dikasih hati minta ampela. Ingin sekali ia menendang muka Davon saat ini juga agar ia bisa sadar sebagaimana menyebalkannya wajahnya saat ini.

"Oke kalo itu mau lo! Gue bakal tidur di lantai juga!" putus Keylan dengan emosi yang membara. Cowok itu hanya ingin membuktikan kepada Dara bahwa ia tak akan berbuat aneh-aneh kepada dirinya. Dan tanpa ia sadari, cowok itu termakan umpan dari Davon.

Dara menatap keduanya sambil garuk-garuk kepala. "Oke deh. Key, almari selimut lo dimana?"

"Di ruangan dekat tangga."

Dara segera berjalan menuju ruangan yang Keylan sebutkan tadi. Disana, banyak sekali almari-almari yang berjajar. Dara hanya bisa melongo ketika isinya sangat banyak dan beraneka ragam. Mulai dari baju santai, celana, jaket, jas, sepatu, dasi, jam tangan, dan masih banyak lainnya. Bahkan, benda-benda itu bukan cuma satu atau dua, tapi puluhan. Dan masing-masing benda memiliki raknya sendiri. Seperti dagangan saja...

Kini dihadapan Dara sudah ada almari dengan cat warna hitam. Dara yakin bahwa almari itu berisi selimut. Entahlah ia mengikuti firasatnya saja dan membukanya tanpa ragu.

"Aaaaa!" teriak cewek itu keras.

"Kenapa Ra?" tanya Keylan dan Davon secara bersamaan dari ruang tamu.

Dara segera membekap mulutnya sendiri lalu menjawab pertanyaan keduanya dengan sebuah teriakan juga. "Gak papa! Cuma ada kecoa!"

Setelah tak terdengar balasan dari Keylan dan Davon, Dara segera menutup almari tersebut dan memunggunginya dengan nafas memburu.

"Kok isinya sempak semua sih!" ucap Dara lirih sambil menggeleng-geleng kan kepalanya untuk mengenyahkan segala pikiran buruk tentang benda tersebut.

Dara kembali menelurusi ruangan tersebut. Meliriknya satu persatu sebelum membukanya lebar. Ia tak ingin hal yang sama terulang kembali.

Setelah sepuluh menit akhirnya Dara menemukan almari selimut lalu membawa dua buah selimut ke ruang tamu. Selimutnya sangat halus dan juga sangat tebal. Tipikal selimut orang kaya. Dara mah apa, selimut tipis dan juga sudah jebol menjadi temannya setiap malam.

"Woy! Curang lo!"

"Apaan ini namanya startegi."

"Anjing! Bola gue tuh! Mana bisa lo rebut!"

"Cemen lo!"

Dara berdehem ketika kedua cowok itu sedang sibuk bermain PS di layar televisi besar tersebut. Namun, kini Dara bukan prioritasnya lagi terbukti dengan tak adanya respon dari keduanya.

"Ni selimutnya. Gue tidur dulu." Dara bergegas pergi dari ruang tamu, tempat Keylan dan Davon bermain game. Namun, ketika hendak membuka pintu kamar yang sudah Keylan beritahu tadi, sebuah cekalan tangan membuat Dara berbalik.

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang