#18

133K 9.8K 444
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

TAP TO RECOMMENDATION•

Dara melotot ke arah Davon. Ini benar-benar di luar duagaanya. Bagaimana bisa cowok tersebut mengatakan hal itu di depan orang banyak? Ia ingin menampar cowok itu sekarang. Namun entah mengapa malah pipinya yang memerah? Aish! Sungguh memalukan! Mau ditaruh dimana mukanya sekarang Ya Tuhan! Siapapun bawa Dara keluar dari sini! Ia tak tahan lagi dengan semua ini.

Dosa nggak sih kalo bentar lagi gue bunuh diri? Batin Dara.

🍂🍂🍂

Malam semakin larut. Dara sudah membolak-balikkan tubuhnya untuk mendapatkan posisi ternyaman. Namun, matanya enggan untuk terpejam. Badannya lelah, pikirannya lelah, namun tidur bukan kebutuhannya saat ini. Entah mengapa kejadian tadi bak kaset rusak yang terus berputar di dalam otaknya.

Davon harus bertanggung jawab soal ini!

Dara melirik ke kanan dan kirinya. Maya dan Luna sudah tertidur pulas. Bahkan Maya sempat mengigau meminta tolong karena dikejar setan. Dara tersenyum sendiri. Kedua sahabatnya yang sangat tidak suka tidur di tenda malah tertidur pulas. Sedangkan dirinya? Aish! Mungkin ini karmanya.

Setelah merasa benar-benar tak bisa tidur, cewek berkaos putih itu segera memakai jaketnya dan keluar dari tenda. Mungkin udara malam bagus juga untuk menjernihkan pikirannya.

Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku jaket setelah ia benar-benar keluar dari tenda. Tak lupa, resleting tenda ia tutup agar udara malam tak masuk kesana.

Sebuah benda menempel di punggungnya secara tiba-tiba. Cewek itu terlonjak kaget dibuatnya.

Seorang cowok duduk di samping dirinya. Setelah melihat wajah cowok itu, Dara berkali-kali lebih terkejut.

"Kak Davon?"

Davon tersenyum. "Kenapa? Nggak bisa tidur juga?" tanya Davon.

Dara mengangguk.

"Emang kita ditakdirkan untuk berjodoh ya Ra,"

Dara menatap Davon bingung. Apa maksud dari ucapannya tadi?

"Ra? Kok diem? Ini Dara yang gue kenal kan?" tanya Davon yang mulai curiga karena Dara tak biasanya diam membisu seperti ini. Bisa saja kan, ia Dara jadi-jadian. Apalagi mereka sedang di hutan malam-malam.

"Enak aja! Emang gue kuntilanak!" cibir Dara sebal.

Davon terkekeh. Lalu wajahnya ia codongkan ke telinga Dara lalu berbisik. "Jangan disebut, entar nongol"

Dara hendak berteriak namun segera dibekap oleh cowok itu. "Hush! Seneng banget deh teriak kayak toa,"

"Abisnya kakak nakutin sih!" cibir Dara lagi.

Davon mengacak-acak rambut Dara. "Iyaa, enggak lagi deh"

Dara tersipu. Wajahnya memerah untuk kesekian kalinya. Namun ia segera menetralkan wajahnya serta jantungnya seolah tak terjadi apa-apa.

"Jaketnya?"

"Udah pake aja, gue nggak kedinginan kok"

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang