#9

126K 10K 120
                                    

•BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

•TAP TO RECOMMENDATION•

Keylan merasa hatinya menghangat lalu membuka mulutnya, menerima suapan dari Dara.

Cowok itu tersenyum. Senyum sangat tipis sekali hingga cewek di hadapannya ini tak menyadarinya.

🍂🍂🍂

Kejadian kemarin masih membayangi pikiran Dara. Kini pikirannya kalut. Bagaimana bisa ia bertindak senekat itu hanya untuk seorang Keylan? Sungguh ia tak mengerti sampai sekarang mengapa ia melakukan hal yang sungguh di luar dugaannya. Oh astaga cewek ini sudah pernah tidur berdua dengan seorang laki-laki! Bagaimana jika seseorang tau dan menyebarkannya? Ia yakin bahwa nama baiknya akan hancur. Sangat hancur malah. Dan yang lebih parahnya lagi, apa yang dikatakan Sandra kepadanya sebagai pelacur akan dianggap benar. Padahal tidak! Ia benar-benar tak mau hal itu terjadi!

Cewek itu tengah berjalan di koridor kelas 12 untuk menemui si tembok batako. Tangannya menjinjing sebuah rantang berwarna putih.

Seperti syarat yang telah ditentukan, Dara harus memasakkan Keylan sarapan pagi.Walaupun hal itu masih terlaksana hari ini karena Dara yang super sibuk dan Keylan yang juga tak pernah memproteskan hal itu. Namun, entah terkena petir darimana, tiba-tiba cowok itu meminta Dara untuk membuatkannya sarapan. Dengan ancaman kerusakan mobil membuat Dara tak punya pilihan lain, yang bisa ia lakukan hanya mengiyakan.

Kepala Dara masuk ke dalam kelas IPA-5, yaitu kelas Keylan. Matanya menelusuri ke penjuru kelas. Sebenarnya ia sangat malu sekarang. Apalagi kakak kelas yang menatapnya terang-terangan membuatnya risih.

"Hai Dara! Tumben lo kesini!" sapa Doni tepat di belakang Dara.

Dara membalikkan badannya. "Lo tau lah alasannya apa,"

Dino yang ada di samping Doni terkekeh. "Bos lagi?"

"Ya, seperti yang lo liat. Dia bener-bener buat gue pengen bunuh diri aja,"

Doni dan Dino terkekeh. Lalu Dino merebut rantang dari tangan Dara. "Wuihh gue mau dong!"

Dino membuka isi rantang tersebut. Terdapat berbagai lauk pauk yang sungguh menggugah seleranya.

"Buat gue ya ya ya?" pinta Dino berseri-seri.

"Eh mana bisa! Dara buat itu khusus untuk Doni yang tamvan nan baik ini," ucap Doni membanggakan diri.

"Ciuh! Pengen muntah gue rasanya, muka kayak tai kebo aja bangga"

"Eh anjing! Lo ngatain gue sama aja ngatain diri lo sendiri! Nggak punya kaca mas dirumah?"

Dara terkekeh melihat anak kembar itu bertengkar. Entah mengapa sangat lucu sekali.

"Bodo amat! Pokoknya ini buat gue. Ya kan Ra?" Dino menaik turunkan alisnya menggoda.

Tak lama kemudian, rantang yang didekap Dino beralih tangan ke seorang cowok. Membuat Dino kesal setengah mati dan akan membunuh siapa saja yang merebutnya.

"Eh coeg! Itu buat gu-- eh bos. Mau apa bos? Makanan buatan Dara? Sono ambil aja. Ikhlas gue ikhlass" ucap Dino dengan nada takut. Namun malah terdengar lucu di telinga Dara.

Keylan menatap Dino dan Doni datar. Cowok itu segera menarik Dara menjauhi mereka berdua.

"Dara! Besok bikinin gue satu ya!" teriak Dino kencang. Hingga membuat Doni menutup telinganya.

Dara menurut ketika tangannya terus ditarik Keylan. Ia tau, jika ia meronta meminta untuk dilepaskan, hasilnya akan sia-sia. Bagaimana tidak? Tenaga cowok itu berlipat-lipat lebih kuat dari tenaganya.

Mereka berdua sudah sampai di Taman hingga Keylan melepas cekalan tangan Dara. Cowok itu membersihkan kursi Taman dari dedaunan menggunakan tangannya lalu menepuk-nepuk kursi di sampingnya, mengisyaratkan agar Dara duduk disana.

Dara yang tau maksud Keylan segera duduk di samping cowok tersebut. Ia menatap Keylan yang sungguh lahap memakan makanan yang ia buat. Senyum Dara mengembang.

Setelah menghabiskan makanannya, Keylan menatap lurus ke arah Danau dekat Taman. "Dino"

Dara bingung. Lagi-lagi cowok itu hanya berbicara satu kata satu kata saja. Sungguh membuatnya sebal saja.

"Dino kenapa?"

"Jangan buatin"

Dara menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Buatin apa sih? Ohh buatin makanan itu? Kenapa? Lo cemburu?"

"Pede" jawab Keylan sambil menatap Dara datar.

"Tinggal bilang lo cemburu apa susahnya sih? Takut harga diri lo jatoh? Yaelah masih jatohan harga garam kali," kekeh Dara.

Cowok itu memutar bola matanya malas lalu ia menghadap ke samping dan merebahkan dirinya. Paha Dara kini ia gunakan sebagai bantal. Sikapnya ini membuat Dara memekik seketika.

"Keylan!"

"Hmm"

Cewek itu melipat tangannya di dada. "Bangun nggak!"

"Gak"

"Ih Keylan! Bangun!"

"Berisik"

"Cepetan njir! Paha gue pegel nih!"

"Bodo amat"

"Aish!" dengus Dara sebal.

"5 menit"

Dara memandang wajah Keylan dengan teliti. Ia tak akan menyanggah jika seseorang mengatakan bahwa cowok itu sangat tampan. Alis matanya yang tebal, bulu mata yang letik dan hidung yang mancung membuat siapa saja akan jatuh hati kepadanya. Namun, satu pertanyaan terlintas di kepala Dara saat ini.

Mengapa mata hanzel itu menyiratkan sebuah kepedihan yang mendalam?

Ia ingin sekali bertanya kepada cowok itu. Tapi Dara sadar diri. Memangnya dia siapa sampai beraninya bertanya pertanyaan sensitif itu?

Sebuah daun cemara turun di wajah Keylan yang damai. Dengan hati-hati, Dara mengambilnya. Seberapun hati-hatinya Dara mengambil daun itu, tetap saja membuat Keylan terbangun.

Tubuh cowok itu sudah kembali ke posisi semula. Punggungnya bersandar pada kursi Taman. Tatapannya tetap menuju danau.

Hening.

"Key? Gue boleh tanya nggak?"

Keylan menoleh. Lalu mengangguk samar.

"Hmm... Keluarga lo dimana?"

Raut wajah Keylan yang datar seketika memerah. Cowok itu sedang menahan amarahnya ketika cewek berambut lurus itu bertanya hal yang sungguh ia benci.

Jangan lupa vote and comment yaaa💕💕

Kutunggu kehadiran notifikasi kalian 😘😘

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang