#21

121K 8.3K 60
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

TAP TO RECOMMENDATION•

"Awas aja lo! Gue bakal bales itu semua!" Sandra dan kedua temannya segera pergi berlalu. Dara hanya menghela nafasnya lelah. Ia tak mau jika harus beratem dengan siapapun itu. Ia sangat cinta damai, namun entah mendapat dorongan darimana, ia selalu saja emosi jika berurusan dengan seorang Cassandra Requella Darwis.

🍂🍂🍂

Siang begitu terik di bumi perkemahan. Sepertinya matahari sedang senang-senangnya memancarkan cahayanya di atas kepala ratusan siswa SMA Garuda.

Berpuluh-puluh keringat bercucuran di pelipis Dara. Sesekali ia dan kedua sahabatnya berhenti untuk mengelap keringat dan meminum air yang sudah mereka persiapkan. Kegiatan jelajah sudah dimulai setengah jam yang lalu. Semua siswa diharuskan untuk ikut. Berandalkan rumput Jepang yang diikat di pohon-pohon hutan, mereka menelusuri untuk mencapai garis akhir.

Ketiganya mengela nafas lelah. Doni dan Dino sebagai pembimbing Maya dan Luna juga ikut beristirahat di bawah rindangnya pohon. Angin sepoi-sepoi berhembus, membuat kelimanya merasa sejuk.

"Yuk kita lanjut!" Doni bangkit dari duduknya dan mengibas-ibaskan kotoran yang menempel di bokongnya lalu mengulurkan tangannya ke arah Luna.

"Cieee" sorak Dara dan Maya berbarengan. 
Luna melotot bengis menatap kedua sahabatnya. Ia berdiri tanpa membalas uluran tangan yang terarah kepadanya. Membuat Doni tersenyum miris dan punggungnya di tepuk-tepuk oleh kembarannya. "Sabar ya bro, semua butuh perjuangan," ucap Dino.

Dara dan Maya ikut berdiri, setelah membereskan semuanya, mereka memulai untuk berjalan lagi.

"Ra! Emang bener lo kemarin diculik Wewe Gombel?" tanya Maya penasaran.

Dara segera mendorong kepala Maya dari belakang. "Hush! Mikirin setan mulu lo! Kesurupan baru tau rasa!"

"Bener tuh Ra! Daripada mikir setan kan mikir bang Dino yang ganteng aja," celetuk Dino sambil mengangkat dan menurunkan alisnya bergantian.

"Aish! ngomong mulu lo nyet! Sakit nih kuping!"

Dino langsung mengelus dadanya sabar ketika ia dibentak oleh Maya. Sedangkan Dara, Luna dan Doni tertawa melihatnya.

"Eh itu pos dua!" Dara menunjuk ke salah satu pohon yang tertulis pos dua. Disana sudah ada para panitia yang siap memberikan tugas.

Mereka berlima menyampaikan laporan atas kedatangan regu. Setelah itu, Zeni --salah satu panitia memberikan sebuah kertas yang diterima oleh Doni.

"Silahkan jawab pertanyaan di kertas itu agar kalian bisa melanjutkan ke pos berikutnya," terang Zeni.

Kelimanya mengangguk paham lalu mencari tempat yang nyaman untuk mengerjakan soal. Pohon nan rindang menjadi pilihan mereka.

Kertas dibuka perlahan oleh Dara. Beberapa mengernyit setelah membaca soal yang diberikan.

Disana tertulis :
1. Sesuatu itu milik kamu namun orang lain lebih banyak menggunakannya
2. Pusat sang Garuda

"SETIAP SEGI KEHIDUPAN ADA MAKNANYA"

Doni menggaruk rambutnya yang tak gatal. Dino menatap dedaunan yang ada di pohon. Cowok itu sama sekali tidak tertarik dengan isi kertas tersebut. Luna memutar pulpennya sambil berpikir. Maya mencoret-coret tanah menggunakan batang pohon sedangkan Dara mengetuk-ketukkan dagunya dan terus berpikir.

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang