Dara mengangguk lemah. Penuturan Riyan ada benarnya. Sangat benar malah. Namun tetap sama, ia bertanya tanya dalam hatinya. Siapakah yang pantas untuk dirinya? Davon kah atau Keylan kah? Aish! Kenapa Dara jadi dilema seperti ini?
🍂🍂🍂
"Lo tau Dara? Gue pengen lo jadi kunang-kunang gue saat gelap malanda. Gue pengen lo selalu di dekat gue. Di hati gue. Jangan pernah ninggalin gue Ra. Jangan... Gue nggak sanggup."
Hosh hosh hosh
Dara terbangun dari tidurnya. Nafas cewek itu menderu tak beraturan. Bagaimana bisa mimpi itu terasa begitu nyata? Keylan mengatakan hal itu tepat di seluruh siswa SMA Garuda. Hey yang benar saja.
Pukul tiga pagi. Dara segera beranjak dari kasur reotnya menuju kamar mandi untuk mengambil air wudlu. Ia ingin menenangkan diri dengan memohon kepada sang pencipta. Mungkin dengan berdoa, hatinya akan lapang dan ia akan yakin kepada siapa hatinya akan berlabuh.
Pikiran Dara kembali jernih setelah melaksanakan sholat malam. Tak lupa sholat istikharah agar diberi petunjuk untuk menetapkan sebuah pilihan. Masih jam empat. Ibu Dara pernah bilang, jika sudah bangun, nggak baik buat tidur lagi. Jadi Dara memilih membuka buku Sejarahnya dan membaca dari bab awal karena memang Bu Fatma tak pernah menjelaskan materi sama sekali. Wanita itu lebih sering memberikan tugas. Bahkan penjelasan materi tak pernah keluar dari bibir ber lipstick merah itu sama sekali. Membuat teman-teman satu kelasnya terus meruntuk kapada sang guru.Berkali-kali Dara menguap karena matanya masih berat. Ia ingin tidur namun pesan dari Ibu ia jaga baik-baik hingga sekarang.
Sebuah ketokan pintu membuat mata Dara membuka sepenuhnya.
"Siapa yang ketok pagi buta gini?" batin Dara.
Ketokan pintu lebih diperkeras lagi hingga Dara takut. Perlahan tapi pasti, cewek itu menuju pintu cokelat itu.
Dara membuka tirai jendela dengan membaca doa tiada henti. Ia sangat takut. Apalagi ini pengalaman pertamanya kala mendapat ketokan pintu di pagi buta. Dulu Luna pernah bercerita jika ada yang mengetok rumahmu tengah malam atau pagi buta, pasti itu hantu yang waktu penguburan tali pocongnya belum dilepas. Alhasil ia terus meminta tolong agar tali tersebut dilepaskan.
Eh mengapa ia melantur sampai kesitu? Tidak boleh! Ia harus berani. Berbekal doa-doa seperti doa makan, doa sebelum tidur dan doa masuk kamar mandi, Dara membuka tirai yang sudah usang tersebut. Dara teringat jika sudah lama tirai itu belum dicuci sehingga Dara berniat akan mencucinya kala hari minggu tiba.
Aish Dara! Fokus! Lihatlah di balik pintu cokelatmu itu! Jangan melantur kemana-mana! Mau mati berdiri melihat pocong kau ha?
Dara mengintip di balik jendela. Matanya membelalak. Ini lebih menakutkan dari sesosok hantu yang minta tali pocongnya dilepaskan. Jika hantu saja tinggal diusir lewat doa bisa. La ini? Ini nyata. Tak kan mudah diusir.
"Ayah?" panggil Dara lirih penuh ketakutan.
🍂🍂🍂
"Dara kemana Lun? Kok jam segini belum dateng juga?"
"Nah itu dia. Gue udah telpon berkali-kali tapi nggak diangkat sama sekali. Masa iya telat? Nggak mungkin lah. Dara bukan tipikal anak yang suka telat gitu." cerocos Luna tiada henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]
Teen FictionHighest rank : 3 in teenfiction (11 Mei 2018) •Keylan Zanuar Nugraha Cowok dingin tanpa perasaan. Paling anti jika barangnya disentuh oleh siapapun apalagi dirusak. Ia kira hidupnya akan hitam putih semenjak masalah itu terjadi. Namun, dengan datan...