"Things are not going well with anyone else because mine is you."
Sebuah tangan menjauhkan foto itu dari tangan Nala yang terjulur. Dewa menarik foto itu ke arahnya dan membaliknya sehingga Nala hanya melihat belakang figura itu.
" Kenapa ada foto itu di sini?" Geram Nala menarik kembali tangannya.
Dewa yang duduk di depannya menatap foto itu sejenak. " Karena aku suka."
Ia kembali menatap Nala di balik kacamatanya. " Kenapa? Kamu nggak berhak melarangku memajang sesuatu yang memang milikku, kan?"
" Tapi De, orang lain akan salah sangka!" Sergah Nala kesal. Ia ingat tatapan dan kata-kata Adnan tadi.
Dewa mengangkat alis, " Apa peduliku?"
" Kamu memang menyebalkan!" Tukas Nala putus asa. " Sudahlah! Aku kesini mau tanya tentang Raka. Dia kenapa tepatnya? Kenapa operasinya lama sekali? Dan kenapa dia harus masuk ICU?"
Dewa menatap Nala tanpa ekspresi beberapa detik, menimbang-nimbang.
" Apa orangtuanya masih lama?" Tanyanya mengelus dagu.
Nala menggeleng, " Aku...nggak ngerti. Orangtuanya ada di luar negeri. Butuh waktu hanya untuk bisa menelfonnya. Kayaknya sibuk." Katanya mendengus tidak suka.
" Hmm...mengingat kamu walinya dan satu-satunya orang yang kemungkinan besar akan menjaganya, aku bisa kasih tahu kamu." Dewa melepas kacamata dan meletakkannya di meja. Laki-laki itu mengurut pangkal hidungnya sejenak.
" Nggak ada tengkorak retak. Tapi dia mengalami perdarahan epidural dan kulit kepalanya robek. Bahu kirinya patah." Kata Dewa memulai. " Kami melakukan craniotomy untuk membersihkan perdarahannya dan menyambung bahu kirinya. Tulang belikat memar, tapi seiring waktu akan baik-baik saja. Selain itu tidak ada organ dalam yang terganggu.Dan Raka, anak itu harus dirawat di ICU karena belum melewati masa kritis."
Nala menekap mulutnya. " Masa kritis?! Ta...tapi, kenapa, maksudku dia..."
" Raka kehilangan banyak darah dan trauma di kepala adalah sesuatu yang serius." Kata Dewa. " Tapi dia kuat, anak itu. Aku tadi ingin tahu apa yang dialaminya sampai separah itu. Sejauh ini, keadaan vitalnya baik. Kita hanya perlu menunggu Raka melewati masa kritisnya."
Nala mengangguk. Jadi teror ini belum selesai. Nala menarik nafas dalam-dalam. " Ya Tuhan, aku harus ngomong apa sama anak-anak?"
" Mereka harus sabar. Selama kondisinya belum stabil, Raka harus dirawat intensif. Dia tidak boleh stres sedikitpun." Kata Dewa formal. Nala mengangguk lagi. Ia mengusap ujung matanya yang basah.
" Makasih, ya." Kata Nala tulus.
" Aku cuma bantu di sana." Kata Dewa. " Dokter Harris yang memimpin operasinya."
" Tetap saja. Kehadiran kamu kasih kepercayaan sama anak-anak." Kata Nala tersenyum. " Kamu memang cocok jadi dokter."
Jika Nala mengucapkannya dengan senyum tulus, maka Dewa hanya menatap Nala tanpa ekspresi apapun.
Nala berdehem. " Kalau gitu aku pamit dulu. Anak-anak tadi kurang puas sama dokter Harris, soalnya. Jadi..."
" Lima bulan lagi aku ke Belanda." Kata Dewa menatap Nala lekat-lekat.
" Eh?" Tanya Nala tidak mengerti.
" Program pertukaran tenaga dengan rumah sakit yang bekerja sama dengan rumah sakit ini." Kata Dewa menautkan jemarinya. " Sekalian ambil spesialis di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTWINED [COMPLETED]
Любовные романы"Kamu melepaskanku dan aku melupakanmu. Itu wajar." Mana berhak Nala menyebutnya 'mantan'? Kata Jess, bertemu mantan adalah salah satu hal tersulit yang akan ditemui dalam hidup. Oh bukan! Mana berhak Nala menyebutnya mantan? Lebih tepatnya bekas-or...