"Mencintai seseorang tidak hanya dengan janji, namun dengan bukti"
⚫⚫⚫
Hampir semua mata pria memandang ke arah seorang gadis yang berjalan di koridor. Ardisa Maharani, seorang gadis yang sangat cantik, dan cukup populer di sekolah. Badannya yang sangat body goals dan rambut panjangnya yang tergerai, membuat semua pria ingin memilikinya, dan semua gadis iri padanya.
Bukan hanya cantik, namun Disa adalah gadis yang sangat pintar. Tak jarang gadis itu mewakili sekolah untuk ikut lomba olimpiade, bahkan sampai tingkat nasional. Gadis itu juga sopan santun, dan semua orang mengira gadis itu adalah gadis yang pendiam.
Tapi siapa sangka, di balik sikap anggunnya, Disa adalah gadis yang sangat manja dan tentunya cerewet jika sedang bersama Dave Xavier, kekasihnya.
Disa dan Dave memang cocok. Dave tampan, Disa cantik. Namun sayang, Dave bukanlah pria yang tergolong ramah. Dave hanyalah pria yang pendiam, cuek, dingin. Sangat mengherankan bukan, jika Disa bisa jatuh cinta dengan pria es macam itu?
"Disa"
Disa menghentikan langkahnya, lalu tersenyum ke arah Natasya, sahabatnya. Hanya Natasya yang memang benar-benar mengerti Disa. Bukan hanya sekedar dekat untuk mencari popularitas. Dan hanya di depan Natasya pula, Disa bisa menangis seharian, atau bertindak konyol.
"Apaan?"
"Gue nyontek pr Kimia lo dong, abisnya gue belum ngerjain sama sekali nih. Nanti si bu brokoli marah lagi" ujar Natasya.
Disa terkekeh. "Gila lo ya, ga tobat-tobat bilang bu Anjani make nama bu Brokoli, awas nanti kena karma"
Natasya tertawa. "Siapa suruh rambutnya kribo kayak brokoli?"
"Ada-ada aja lo Sya"
Keduanya terkekeh.
"Disa"
Suara bass milik Dave menghentikan langkah keduanya. Disa dan Natasnya menoleh. Natasya tersenyum, lalu menghela nafasnya.
"Gue ke kelas duluan ya Dis, nanti gue pinjem PR nya"Disa mengangguk. Kini, tatapan Disa berganti ke arah Dave yang menatapnya dengan tatapan datar.
"Kenapa?"
"Gue ga bisa anterin lo pulang. Gue ada eskul fotografi" ujar Dave dengan nada datarnya.
Disa mengangguk. "Sama Sherina lagi?
Dave mengangguk. Disa menghela nafasnya. Sherina dan Dave memang teman dekat. Kedekatan keduanya bermula sejak mereka masuk ke ekstrakulikuler yang sama dan Sherina yang cukup mahir.
Disa memang bukan gadis pencemburu, namun siapa sih, yang tidak kesal melihat kekasihnya selalu dekat dengan wanita lain?
"Kenapa?" tanya Dave yang heran melihat Disa terdiam.
"Gak ada yang lain apa Dave? Aku gak suka lihat kamu deket dia terus" keluh Disa.
"Gak"
Disa menghela nafasnya. "Yaudahlah,terserah kamu aja. Emang kamu keras kepala"
"Emangnya salah sama Sherina?"
Disa menghentakkan kakinya.
"Ya, aku takut kamu suka dia, peka dikit ngapa!"Dave tersenyum tipis. "Gak akan"
Disa menatap Dave. "Maksudnya?"
"Gue cintanya sama lo"
Pipi Disa bersemu merah. Dave memang paling bisa mengertikannya. Hanya Dave yang mau bertahan dengan Disa dengan segala sifat buruk Disa.
"Ya udah aku pegang omongan kamu, jaga diri baik baik ya" ujar Disa sambil tersenyum. Dave mengangguk, lalu meninggalkan Disa dengan wajah datarnya.
****
"Kenapa murung aja mbak?" tanya Natasya, ketika melihat Disa yang dari tadi hanya bertopang dagu.
"Gue cemburu, Sya"
Natasya menghela nafasnya.
"Dis, dalam hubungan itu, lo harus saling percaya. Hubungan bisa berakhir hanya karna ketidakpercayaan"Disa memalingkan wajahnya. "Tapi Sya, Sherina udah deket lama banget sama Dave, apa salah gue cemburu? Itu artinya kan gue sayang sama Dave"
"Ya gue tau itu Dis, tapi jangan terlalu berlebihan juga. Percaya sama Dave. Dia gak akan nyakitin lo"
Disa menghela nafasnya. Sebenarnya gadis itu ragu, semenjak kejadian beberapa bulan yang lalu. Sejak Disa tak sengaja menabrak Sherina, dan kata pedas yang di ucapkan Sherina. Kejadian yang membuat Disa makin yakin, kalau Sherina punya perasaan dengan Dave.
***
"Dave, nanti kita mau ambil foto dimana?" tanya Sherina ketika dia sedang berada di mobil Dave.
"Gak tau"
Sherina tersenyum. "Kapan sih lo gak dingin gini? Capek gue di jawab singkat mulu sama lo"
Dave menoleh. "Oh"
Lagi-lagi Sherina hanya tersenyum. Dave memang sangat dingin, namun hal itu yang membuat Sherina jatuh hati pada Dave.
"Sampai" ujar Dave.
Sherina melihat kekelilingnya, lalu tersenyum. "Taman Kota?"
Dave mengangguk.
"Ini udah terlalu mainstream Dave, kelompok lain juga bisa kalau foto di sini" ujar Sherina.
"Terus?"
"Kan projectnya masih di kumpul Rabu, gimana kalau hari Sabtu kita ke luar kota aja? Buat cari tempat yang bagus. Nanti minggu, kita balik" usul Sherina.
"Berdua?"
"Iyalah Dave, mau ajak siapa lagi? Ini juga demi nilai kita. Lo mau kan di pilih buat lomba fotograger bulan depan? Project kita penentunya"
Dave terdiam sebentar. Pria itu ragu. Jika pria itu berkata ke Disa, sudah pasti Disa tidak akan mengijinkannya.
"Dave?"
"Ya udah, tapi jangan bilang Disa" ujar Dave.
Sherina tersenyum. "Oke"
💜💜💜💜
Vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback
Подростковая литератураApa yang akan kau lakukan ketika rasa ini tak lagi sama? Ketika kita yang sudah lama bersama, harus menjauh karna rasa yang salah, rasa yang harusnya tidak terjadi. Kita, pernah mengukir banyak kenangan indah, bukankah itu terlalu sakit untuk mengha...