"Dengan merusak hubungan orang, apakah akan membuatmu lebih berharga?"
⚫⚫⚫⚫
Pagi ini Disa terlihat lebih ceria. Hari ini hari minggu, gadis itu sudah bersiap. Kebiasaan rutin gadis itu, dia akan berjogging dengan Dave mengeliligi taman kompleks.
"Neng Disa, ini Dave sudah datang" ujar Bik Asri. Disa mengecek penampilannya sekali lagi, lalu berjalan ke luar.
Gadis itu menuruni anak tangga, dan melihat pria yang ia sayangi sudah berdiri di ambang pintu rumahnya. Disa berlari dan memegang tangan pria itu dari belakang.
"Pagi Es!" sapa Disa dengan kekehannya. Dave menoleh dan tersenyum.
"Yaudah, ayo jalan, nanti keburu kesiangan ke tamannya" ajak Disa. Dave mengangguk, lalu menggenggam tangan gadis itu, berlari keluar halaman rumah Disa.
Disa tersenyum. Disa tau, Dave tak pernah terang-terangan menunjukan atau mengungkapkan cintanya, namun setidaknya, cara sederhana Dave sudah membuktikan bahwa pria itu sangat mencintai Disa.
****
"Dave, istirahat dulu dong. Capek tau" keluh Disa saat gadis itu berhasil mengelilingi taman kompleks sebanyak 5 kali putaran.
Dave hanya diam, menatap gadis itu, lalu tak lama berlari lagi, meninggalkan Disa sendirian.
"Dave!" pekik Disa. Gadis itu sungguh sebal, mengapa Dave harus meninggalkannya. Tidak bisa menunggu beberapa saat apa?
Disa memilih menunduk sembari menghapus keringatnya. Namun sebotol air mineral ada di hadapannya. Gadis itu mendongak dan melihat Dave menyodorkan air mineral. Disa tersenyum. Gadis itu mengambil air itu, lalu meminumnya.
"Makasih" ujar Disa sambil menutup botol itu. Dave hanya tersenyum, lalu duduk di samping gadis itu.
Keduanya terdiam cukup lama, hingga Disa memecahkan keheningan. "Dave"
"Hm"
"Kamu bener gak marah, project kamu batal?" tanya Disa.
Dave menoleh lalu menghela nafasnya. "Gak usah di fikirkan lagi"
Disa mendesah kecewa. Ia tau Dave pasti sangatlah sedih harus kehilangan kesempatan emasnya, dan itu hanya karna kemanjaan nya.
"Maaf ya Dav--"
"Hustt. Udah di bilang, gak usah bahas itu lagi. Gapapa." potong Dave sambil mengacak pelan rambut Disa.
Disa mengangguk pelan. "Ya udah, kita pulang aja yuk? Mau mandi nih, udah keringatan"
Dave mengangguk. Keduanya berjalan untuk meninggalkan taman itu. Meninggalkan seorang gadis yang menatap keduanya dari jauh.
"Gue akan ambil Dave. Percaya itu Dis."
♣♣♣♣
Disa terdiam di kasurnya sambil membaca novel kesukaannya. Hingga ketokan pintu terdengar, lalu pintu kamarnya terbuka dan menunjukan Natasya dengan senyumannya.
"Tasya? Tumben ga bilang kalau mau ke sini!" kekeh Disa. Natasya tersenyum.
"Gue gabut di rumah Dis. Biasalah, bokap nyokap lagi di luar kota. Mending gua main ke sini" ujar Natasya.
Disa mengangguk, lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
"Oh iya, gimana lo sama Dave? Udah baik-baik aja kan?" tanya Natasya.
"Udah sih. Tapi gue masih nyesel Sya. Gue gak tau harus gimana untuk minta maaf sama dia." ujar Disa.
"Kalau Dave udah maafin ya udah. Jangan di perpanjang lah Dis"
"Tapi tetep aja, gue gak enak hati sama dia"
"Makanya jadi pacar jangan posesif amat" ledek Natasya. Disa hanya mencibir pelan.
"Eh iya, gue minjem PR MTK ya Dis, belum selesai" pinta Natasya.
"Ambil tuh di meja" ujar Disa. Natasya mengangguk, lalu mengambil catatan Disa.
Sedangkan Disa kembali asik dengan novelnya."Eh iya Dis, lo udah labrak Sherina?" tanya Natasya. Disa lantas menurunkan bukunya, lalu menatap Natasya heran.
"Labrak? Untuk apa?"
Natasya menghela nafasnya. "Dia udah buat hubungan lo hampir hancur. Itu cewe harus kita kasih pelajaran sekali-kali, biar gak keterusan!"
Disa menggeleng. "Gak usah ah Sya. Lagian juga, semuanyakan udah jelas. Ngapain di perpanjang?"
"Ihhh, lo tu harusnya sadar, Sherina udah bisa lakuin hal kecil. Dan dia bisa aja lakuin hal besar lagi, dan yang pasti buat hubungan lo hancur!"
Disa terdiam.
"Makanya, mending kita cari cara untuk kasih dia pelajaran, jangan biarin dia lakukan hal yang salah lagi!" ujar Natasya.
Disa hanya menggeleng lemah. "Gak usah ah Sya. Gue gak mau ribut dan nambahin musuh"
"Ah lo mah Dis. Lo harus berani keluar dari zona nyaman lo, demi pertahanin hubungan lo. Itupun kalau lo masih mau sama Dave" ujar Natasya yang membuat Disa terdiam.
****
"Maaf Dave" ujar Sherina pelan. Dave mengacak rambutnya pelan. Pria itu memang menemui Sherina untuk meminta penjelasan atas yang gadis itu lakukan pada pacarnya.
"Gue cuma iseng" ujar Sherina lagi.
"Keisengan lo gak lucu!" bentak Dave.
"Tanpa sengaja, lo udah buat project kita hancur! Lo gak bisa apa, bedain saat lo harus serius dan bercanda?" tambah Dave.
Sherina menunduk. "Ya maaf Dave. Tapi pacar lo aja yang manja, dia yang gak bisa bedain serius atau iseng"
Dave memajukan langkahnya. "Kenapa lo malah bawa cewe gue yang salah?"
Sherina memundurkan langkahnya. "Ya dia manja"
Dave menghembuskan nafasnya.
"Ini terakhir kalinya lo buat masalah seperti ini Rin. Sekali lagi lo lakuin ini, gue gak mau satu sekelompok lagi sama lo!" ujar Dave dingin lalu meninggalkan Sherina begitu saja.
Sherina terdiam di tempatnya.
"Arghh!!! Untuk apa sih Dave, lo perjuangin cewe manja seperti dia?"Sherina menjatuhkan dirinya. Air matanya menetes. "Ada gue di sini Dave! Kenapa lo gak coba lihat gue? Kenapa lo hanya anggap gue teman Dave?"
Gadis itu terisak beberapa saat.
"Gue pastiin, Dave bakalan sama gue. Percaya itu."
💜💜💜
Vote and commentnya di tunggu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback
Teen FictionApa yang akan kau lakukan ketika rasa ini tak lagi sama? Ketika kita yang sudah lama bersama, harus menjauh karna rasa yang salah, rasa yang harusnya tidak terjadi. Kita, pernah mengukir banyak kenangan indah, bukankah itu terlalu sakit untuk mengha...