"Meeting you was like listening music for the first time, and knowing it would be my favorite"
⚫⚫⚫⚫
Pulang sekolah selalu menjadi kesenangan para murid. Sama hal nya dengan Disa, gadis itu menggendong tasnya lalu berjalan meninggalkan kelas. Natasya sudah keluar duluan karna dia di suruh membawa buku oleh Bu Fika.
Langkah Disa terhenti ketika matanya menangkap sebiji cabe yang membuntuti pacarnya, siapa lagi kalau bukan Sherina.
Disa menghela nafasnya panjang. Ia tak bisa menyalahkan Sherina sepenuhnya disini. Takdir yang salah membuat Disa jatuh cinta pada Dave.
Disa terus memperhatikan Dave, hingga mata tajam Dave menatap ke arahnya. Disa terkejut, lalu segera membuang arah pandangannya. Namun telat, Dave sepertinya sudah berjalan ke arahnya.
Dan dugaan Disa benar. Kini harum maskulin favoritnya sudah tercium dekat dengannya.
"Mau langsung balik?" tanya Dave langsung. Disa menguatkan hatinya, lalu menatap mata hazel favoritnya. Mata teduh yang selalu membuatnya tenang, mata tulus yang membuat ia bisa bangun dari rasa sakitnya dengan Lerent dulu.
"Terserah kamu aja" ujar Disa dengan senyuman manisnya. Dave menghela nafasnya, lalu menggenggam tangan gadis yang ia cintai.
"Tadi Sherina ngikutin aku karna dia minta maaf masalah pesan itu" ujar Dave memberi jeda, "Tapi aku masih ragu untuk maafin dia"
Disa tersenyum. "Kenapa? Biasanya juga kamu gampang maafin orang"
"Karna dia buat kamu sakit."
Deg.
Disa berani bersumpah kini kupu-kupu seakan berterbangan didalam perutnya. Dave bisa menjadi laki-laki yang dingin dan cuek, tapi dia juga bisa menjadi pria romantis yang membuat Disa meleleh. Cara Dave menyatakan cinta tak terduga, dan itu yang Disa sukai dari Dave.
"Hahaha, apa sih kamu, bikin baper aja" kekeh Disa.
Dave tersenyum. "Aku serius Dis. Aku emang gampang maafin orang kalau dia buat salah sama aku. Tapi sulit maafin orang yang buat kamu sakit hati"
Disa memberhentikan tawanya. Hatinya menghangat mendengar itu semua. Perkataan Dave yang tulus membuat Disa seakan jatuh cinta setiap harinya.
"Harusnya aku yang merasa bersalah atas kejadian itu, ... Tapi udahlah Dave. Lupain aja. Anggap aku sama Sherina salah." ujar Disa sambil tersenyum.
Dave mengacak rambut gadis itu pelan.
"Hm, ya udah, sekarang ayo kita pulang. Mama hari ini lagi coba buat brownies, dan kamu harus rasain. Ayo" ujar Disa sembari menarik tangan Dave. Dave hanya tersenyum manis sambil menggelengkan kepalanya.
♥♥♥♥
Natasya baru saja keluar dari ruang guru ketika ia mendapati nenek lampir-- ralat, Sherina di depan ruang guru.
"Ngapain lo disini?" tanya Natasya.
"Gini cara lo memperlakukan sepupu lo sendiri?" ujar Sherina dingin.
Natasya terkekeh. "Sorry ya Rin, lo emang sepupu gue, tapi sikap lo yang buat gue ga sudi jadi sepupu lo."
Sherina merasakan sakit yang cukup dalam. "Kenapa lo belain Disa? Kenapa lo di pihak dia?"
Natasya memutar bola matanya malas. "Hello, denger yaaa... Jelas gue di pihak Disa, toh dia yang bener. Lo berusaha rebut pacar orang, dan apa gue harus di pihak lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback
Teen FictionApa yang akan kau lakukan ketika rasa ini tak lagi sama? Ketika kita yang sudah lama bersama, harus menjauh karna rasa yang salah, rasa yang harusnya tidak terjadi. Kita, pernah mengukir banyak kenangan indah, bukankah itu terlalu sakit untuk mengha...