Leticia Briana, gadis berusia 28 tahun. Dia bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan ternama. Memiliki paras wajah cantik dengan tubuh ideal yang di idam-idamkan banyak wanita diluar sana. Tapi sayang, kecantikannya tidak mampu membuat seseorang yang dicintainya melirik kearahnya.
Pria itu adalah Lukas Benyamin. Pria hangat yang selalu ramah kepada siapapun. Sikapnya yang santai, seolah tanpa beban membuat hampir semua orang yang mengenalnya selalu nyaman untuk berbagi cerita dengannya.
Namun, pria itu tidak pernah bersikap hangat dan santai kepada Leticia. Seolah ada tembok tinggi sebagai dinding pemisah yang sengaja dibuat olehnya.
Dari awal Leticia sudah tahu, mencintai pria itu sama saja dengan memasukkan dirinya kepada lembah kesedihan. Tapi tidak apa-apa, dia lebih baik berada dilembah kesedihan daripada berada dilembah kehancuran. Karena dia tahu, dia tidak bisa untuk tidak mencintai pria itu.
Semua perasaan cintanya berawal dari kejadian lima tahun yang lalu. Kejadian menjijikan yang selalu ingin dilupakannya.
"Aku mengajakmu kesini bukan untuk melamun, Leti..." Celetuk Florence.
Dia adalah sahabat Leticia sejak kecil karena kedua orangtua mereka yang kenal baik sejak masa perkuliahan.
Leticia tersadar dari lamunannya lalu menatap Florence seraya memberikan cengiran khas dirinya. "Sorry, tadi kau cerita apa ?" Ucapnya.
Dia dan Florence sedang berada disebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari Florence Butik. Butik yang dimiliki oleh Florence. Wanita itu merancang sendiri gaun-gaun dibutiknya.
Florence menghela napasnya. "Lupakan tentang ceritaku. Sekarang ceritakan alasan kenapa kau melamun ? Ada masalah di kantor ?" Tanya wanita berambut coklat tersebut.
Wajah Leticia sontak berubah sendu saat mengingat kejadian dikantor. "Tidak apa-apa, Flo. Tidak ada masalah apapun dikantor."
"Kau tidak pintar berbohong, sayang. Apa... dia membuatmu sedih lagi ?" Florence bertanya dengan ragu, takut pertanyaannya akan membuat Leticia bersedih.
Sebagai seseorang yang mengenal Leticia sejak kecil, dia sangat mengetahui apa saja yang telah dilalui oleh Leticia. Dan dia juga mengetahui bagaimana perasaan wanita itu terhadap Lukas. Pria yang sangat dicintai oleh sahabatnya.
Mata Leticia berkaca-kaca mengingat kejadian dikantornya sebelum dia bersiap-siap untuk pulang. Kejadian dimana Lukas sedang merangkul mesra seorang wanita dengan pakaian sexy memasuki ruangannya. Dan Leticia bukan gadis polos yang tidak bisa menebak apa yang mereka lakukan berdua didalam ruangan pria itu.
Lukas memang sering membawa wanita-wanita sexy ke ruangannya. Tapi tetap saja, setiap kali melihatnya, ada yang berdenyut nyeri di bagian dalam dada Leticia. Seolah sesuatu yang besar sedang menghantam dadanya.
"Biar kutebak. Dia membawa wanita sexy lagi ?" Tanya Florence lagi saat Leticia tidak kunjung menjawab pertanyaannya.
Anggukan pelan dikepala Leticia membuat umpatan keluar dari bibir Florence. "Sialan Lukas ! Sampai kapan kau akan melakukan ini Let ? Sudah tiga tahun kau menjadi sekretarisnya, dan sikapnya terhadapmu masih tetap sama. Dia hanya memperlakukanmu sebagai seorang sekretaris saja. Dia tidak pernah melirikmu sebagai seorang wanita yang jelas-jelas menunjukkan rasa sukanya terhadap pria itu. Entah dia menyadarinya atau tidak, dia tetaplah pria brengsek dimataku."
"Flo...Aku tidak apa-apa. Sama seperti sebelumnya, aku hanya akan bersedih sebentar. Besok moodku akan kembali baik. Percayalah."
"Terus saja bela si brengsek itu ! Ingat Let, kau itu cantik. Kau bisa mendapatkan pria manapun yang jauh lebih baik dari si Lukas itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukas & Leticia
RomanceTiga tahun menjadi sekretarisnya membuatku mulai mengetahui satu hal. Dia yang terlihat santai dari luar menyimpan banyak kepedihan didalam hatinya. Dia adalah Lukas Benyamin. Pria yang menolongku lima tahun yang lalu. -Leticia Briana- *** Dia canti...