Part 17

2.9K 367 35
                                    

Pernahkah kalian merasakan cinta dan benci secara bersamaan ?

Bagaimana rasanya ?

Sakit bukan ?

Itulah yang dirasakan Lukas sekarang. Dia sangat mencintai kedua orangtuanya. Namun disatu sisi, dia juga membenci mereka karena telah mengabaikannya dulu. Meski telah lama berlalu, dia masih belum bisa memaafkan mereka. Lagipula dia sudah terbiasa sendiri, jadi ada ataupun tidak ada mereka tidak akan berarti apapun baginya.

"Kau tidak akan datang ?" Tanya Leticia.

Lukas mengedikkan bahu.

Leticia menghela napas. "Datanglah Luke. Ibumu pasti sangat merindukanmu."

"Jangan mencoba membujukku Leti..." Ucap Lukas dengan tegas.

"Aku hanya tidak ingin membuatmu menyesal nantinya."

Lukas menatap tajam Leticia. "Menyesal ? Apa yang harus kusesalkan ? Jangan bertingkah seolah kau tahu apa yang telah kulalui !" bentaknya.

Emosi leticia ikut tersulut. Wanita itu lalu berdiri dan menatap Lukas dengan kesal. "Aku memang tidak tahu apa yang telah kau lalui. Tapi sebagai orang yang sangat mencintai dan peduli akan kebahagianmu, maka aku akan selalu membujukmu untuk datang dan memperbaiki hubungan kalian. Kau fikir hubungan darah bisa kau abaikan begitu saja ? Berhenti menyangkalnya Luke. Jujurlah pada dirimu sendiri." Ucap Leticia lalu menghela napasnya. "Aku akan memberikanmu waktu untuk sendiri sekarang." ucapnya lagi, kali ini dengan nada pelan.

Leticia beranjak meninggalkan Lukas. Jika dia masih berada diruangan yang sama dengan Lukas, dia tidak yakin bisa menahan dirinya untuk tidak memaksa pria itu.

Lukas menghembuskan napas dengan kasar. Mengacak rambutnya seraya mengeluarkan umpatan kekesalan. Dia semakin kesal karena apa yang dikatakan oleh Leticia mengusik hati kecilnya. Selama ini tidak ada yang berani menyuruhnya untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan orangtuanya. Namun, Leticia dengan berani mendebatnya akan hal itu.

Merasa akan gila jika dia sendirian berada diruangan, Lukas memutuskan untuk keluar. Dia butuh udara segar. Dan dia juga butuh untuk menjauh sementara dengan Leticia. Sebelum masalah ini menimbulkan masalah baru bagi hubungannya dan Leticia.

"Aku tidak akan dikantor hingga sore." Ucapnya saat melewati meja Leticia. Tanpa melihat wanita itu.

Kekanak-kanakan sekali.

Rumah Orlando adalah tujuan Lukas saat ini. Dia sudah menghubungi Orlando dan pria itu mengatakan bahwa dia ada dirumah sekarang.

Tidak sampai satu jam, akhirnya Lukas berada di rumah Orlando. Pintu terbuka sesaat setelah ia memencet bel, dan wajah kesal Orlando langsung menyambutnya.

"Wajah kusutmu tidak akan membuatku meninggalkan rumahmu begitu mudah, dude. Biarkan aku masuk." Ucapnya seraya melangkah masuk.

Orlando tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. "setahuku kaulah yang sedang memasang wajah kusut." Balas Orlando lalu mengikuti Lukas yang melangkah menuju sofa ruang tamu. "Setelah kuingat-ingat, kau hanya datang kemari jika ada masalah. Kau fikir rumahku ini apa hah ?" Tanya Orlando, berpura-pura kesal.

Lukas tertawa pelan. "Terima saja nasib baikmu ini Orlando. Aku tahu kau selalu bahagia kalau aku datang."

Orlando mencibir. "Kedatanganmu hanya membuatku kesal Luke. Perhatian Vando akan teralihkan sepenuhnya kepadamu."

Lukas tertawa. "Vando tahu siapa yang lebih tampan, Dude. Jika bisa memilih, dia pasti akan memilihku sebagai Daddy nya."

"Sialan kau !"

Lukas kembali tertawa. Kali ini lebih keras. Dia bahkan memegangi perutnya saking tidak bisa menahan tawa.

Dia tidak pernah salah memilih tempat untuk mengembalikan moodnya. Baginya, entah itu dirumah Orlando, Tristan ataupun Daniel, dia akan merasa nyaman dan bahagia. Setidaknya untuk sementara.

"Kau baik-baik saja ?" Tanya Orlando, tidak ada lagi nada bercanda didalamnya.

Lukas menghembuskan napas sedikit kasar. Lalu mengedikkan bahunya. "aku baik-baik saja."

"Wajahmu tidak memperlihatkan bahwa kau baik-baik saja."

Lukas menatap Orlando, sedikit sendu. "Hari ini ulang tahun Ibuku." Ucapnya lirih.

Orlando sedikit terkejut. Pasalnya Lukas jarang sekali berbicara tentang orangtuanya. Dia memilih diam hingga Lukas kembali melanjutkan pembicaraannya.

"Ayahku mengundangku untuk makan malam dirumah." Ia kembali menghela napas dengan berat.

"Kau akan datang ?"

Lukas mengedikkan bahu. "Entahlah. Sepertinya tidak."

"Luke..."

"Hmm..."

"Boleh aku memberimu saran ?" Tanya Orlando, sedikit ragu. Dia tau jelas bagaimana sensitifnya Lukas jika membahas soal orangtua pria itu.

"Terserah kau saja. Aku hanya perlu mendengarkan bukan ?"

Orlando mengangguk. "Kau yang akan memutuskan sendiri." Ucapnya lalu mulai memasang wajah serius. "Aku rasa, sudah waktunya kau mencoba untuk memaafkan mereka. Bagaimanapun mereka orangtua mu Luke."

"Ya, orangtua yang sibuk dengan dunia mereka sendiri." Sela Lukas.

"Semua yang mereka lakukan itu untukmu bukan ?"

Lukas menggeleng. "Kau bertanya seolah mereka telah memberikan seluruh isi dunia ini saja padaku."

"Kau benar-benar keras kepala." Gerutu Orlando.

"Yes, I'am."

***

Lukas menghembuskan napasnya dengan kasar. Harusnya dia tidak berada disini. Didepan pagar sebuah rumah megah. Rumah siapa lagi jika bukan rumah orangtuanya.

Entah bagaimana caranya, dia akhirnya memutuskan untuk datang berkunjung. Namun, sekarang dia bingung. Apa yang akan dilakukannya didalam sana. Dia tidak pernah benar-benar  dekat dengan orangtuanya.

"Mau kutemani kedalam ?"

Suara seorang wanita menghentikan lamunannya. Dia menoleh dan mendapati Leticia yang berdiri tidak jauh darinya seraya tersenyum lebar. Senyum yang selalu mampu membuat hatinya menghangat.

"Kau ? Apa yang kau lakukan disini ?" Tanya Lukas heran.

Leticia mengedikkan bahu, lalu melangkah pelan kearah Lukas. "Aku hanya ingin menemui calon mertuaku." Ucapnya santai.

Lukas tidak mampu menahan senyumannya saat mendengar jawaban Leticia. Wanita itu selalu mampu membuatnya merasa lebih baik.

"Kau yakin mau menemaniku masuk ke dalam ?" Tanya Lukas

Leticia mengangguk antusias. "Tentu saja."

"Kau akan bosan nanti."

"Tidak akan."

"Kau akan melihat sisi lain dari diriku."

Leticia berdecak. Lalu mengecup kilat pipi Lukas. "Bisa kita masuk sekarang ?" Tanyanya.

***

Bersambung ~

Lukas & LeticiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang