Part 25

2.2K 321 26
                                    

Dua minggu pasca Leticia diminta untuk mengakhiri hubungannya bersama Lukas oleh ayahnya, Haris. Dan sejak itu pula ia belum bertemu lagi dengan Lukas. Haris terus saja memantau kegiatan Leticia. Ia bahkan tidak bisa dengan bebas keluar dari rumah.

Seperti saat sekarang ini. Ia ingin sekali pergi dari rumah. Dia rindu Lukas. Dia ingin bertemu pria itu. Namun, pagi tadi, sebelum Haris berangkat ke kantor. Pria itu sudah memperingatkan Leticia untuk tidak pergi kemana-mana. Ditambah lagi dengan status Leticia yang seorang pengangguran. Dia tidak memiliki alasan apapun yang bisa diterima oleh ayahnya.

Leticia Briana : I miss you :(

Pada akhirnya hanya pesan itulah yang bisa dikirimkan Leticia untuk Lukas.

Lukas Benyamin : I miss you too. Bersabarlah.

Leticia menghela napasnya. Bersabarlah. Kata itu yang sekarang sering diucapkan Lukas kepadanya. Dan seperti yang pria itu inginkan. Leticia masih bersabar meski dua minggu telah berlalu. Dia percaya, Lukas pasti merasakan hal yang sama dengannya. Pria itu mungkin saja sedang pusing memikirkan bagaimana caranya agar hubungan mereka bisa direstui oleh Haris.

"Aku benar-benar merindukannya." Ucap Leticia, kepada dirinya sendiri.

***

"Aku rasa kau masih memiliki harapan, Luke." Ucap Tristan kepada Lukas yang terlihat sedikit kusut. Dia mengerti. Pasti sahabatnya itu khawatir akan hubungannya bersama Leticia.

Selama mengenal Lukas, Tristan tidak pernah melihat pria itu mencintai seorang wanita. Ia lebih sering mendapati Lukas menghabiskan malam-malamnya dengan wanita yang berbeda. Dan saat pria itu mengatakan bahwa ia mencintai Leticia. Tristan berniat untuk membantunya. Walaupun tidak banyak yang bisa ia lakukan.

Lukas mengedikkan bahu. "Entahlah Tristan. Aku tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Bahkan untuk bertemu Leticia pun aku tidak bisa."

"Ayahnya melarang ?" tebak Tristan.

Lukas mengangguk. "Dia tidak bisa keluar rumah dengan bebas sekarang."

Tristan mengangguk paham. "Kalau begitu kau harus fokus dengan tujuanmu. Fikirkan cara yang bisa digunakan untuk meluluhkan hati Tuan Haris. Anggap saja kau dan Leticia sedang menabung rindu sekarang. Jangan berfikir bagaimana caranya agar kalian bisa bertemu. Buat apa bertemu sesaat jika itu bisa berakibat buruk bagi hubungan kalian ?"

"Kau benar. Aku harus fokus dengan Tuan Haris sekarang. Setidaknya aku masih bisa berkomunikasi dengan Leticia meski hanya via telepon atau pesan singkat."

***

Pukul 21.45, Leticia sedang tidur-tiduran dikasur empuk miliknya sembari memainkan ponsel. Dia belum mengantuk. Dan hanya itu yang bisa ia lakukan untuk saat ini. Berselancar dari sosial media satu ke sosial media lainnya. Mencari-cari berita apapun itu yang membuatnya tertarik.

Leticia melihat ada notifikasi email masuk di ponselnya. Ia membuka email tersebut lalu terpaku.

Apa-apaan ini ?

Batinnya kesal.

Email tersebut berisikan foto-foto Lukas bersama seorang wanita yang ia tahu adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang sering mendatangi Lukas dulu dikantornya. Wanita itu adalah Aleisya. Wanita yang pernah diusir Lukas saat ia baru saja memulai hubungan bersama pria itu.

Jika itu hanya sekedar foto berdua sambil tersenyum kearah kamera seraya tersenyum normal layaknya yang dilakukan orang-orang lainnya, mungkin Leticia masih bisa menerimanya. Namun ini tidak. Foto itu jauh dari kata normal. Dan Leticia membencinya !

Dalam foto itu, Lukas terlihat sedang tertidur tanpa busana pada bagian atas tubuhnya. Dan disamping Lukas ada Aleisya yang tersenyum manis seraya menatap kearah Lukas. Wanita itu juga terlihat tidak menggunakan busana. Hanya selimutlah yang menutupi bagian dada hingga ke bagian bawah wanita itu. Entah itu foto lama atau foto baru, Leticia tidak peduli. Kekesalannya sudah diambang batas sekarang.

Tidak ada pesan apapun yang tertulis dalam email itu. Hanya foto-foto yang mampu membuat emosi Leticia tersulut. Dan tanpa membuang waktu lagi, wanita itu beranjak dari kasur. Ia mengganti pakaiannya dengan kilat lalu melangkah keluar rumah dengan mengendap-ngendap. Layaknya seorang maling yang takut ketahuan oleh sang pemilik rumah.

Apartemen Lukas adalah tujuan Leticia. Pria itu mengabarinya setengah jam yang lalu bahwa ia telah berada di apartemen dan tidak berencana untuk keluar malam ini.

Pukul 22.15, Leticia telah berada di depan pintu apartemen Lukas. Ia memencet bel berkali-kali. Hingga akhirnya pintu terbuka dan wajah terkejut Lukas langsung menyambutnya.

Keterkejutan Lukas tidak berhenti disitu saja. Leticia tiba-tiba saja menciumnya hingga membuat pria itu terdorong kebelakang. Untung saja ia masih sempat untuk menutup pintu menggunakan salah satu kakinya.

Leticia masih saja menciumi Lukas, terburu-buru. Ini adalah ciuman pertama mereka. Dan Lukas tidak menyangka bahwa ciuman pertama mereka akan dilalui seperti ini. Dengan keadaan dirinya yang masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Meski ciuman Leticia terasa sangat amatir oleh Lukas. Pria itu masih bisa menikmatinya. Ia bahkan terbuai dengan apa yang sedang mereka lakukan sekarang. Lidah mereka saling membelit. Berkali-kali Lukas mengecup bibir wanita itu dengan dalam. Mencicipi rasa yang ditawarkan oleh bibir Leticia.

Kewarasan Lukas hampir saja hilang saat tangannya mulai menyentuh area dada Leticia. Dan tepat saat itu, ia langsung mendorong Leticia. Membuat jarak diantara mereka. Kondisi mereka tidak jauh berbeda, napas terengah-engah pasca berciuman dengan hebat.

"Leti...apa-apaan ini ?" Tanya Lukas, menatap Leticia dengan heran.

Leticia menunduk. Matanya berkaca-kaca. Alih-alih menjawab pertanyaan Lukas. Ia justru jatuh terduduk seraya menangis terisak-isak.

Lukas semakin bingung. Walaupun begitu ia memilih mendekati Leticia lalu membawa wanita itu ke pelukannya.

Tangis Leticia semakin menjadi saat Lukas memeluknya. Ia memukul-mukul pria itu dengan kedua tangannya. "aku membencimu !!! aku membencimu !!!" Leticia meracau, memaki-maki Lukas. Tangannya masih memukuli pria itu hingga ia merasa lelah sendiri. Lalu bersandar sepenuhnya di dada Lukas. "Aku mencintaimu, Luke..." Ucapnya pelan.

Lukas menghela napasnya. Dia menahan diri untuk tidak bertanya kepada Leticia. Wanita itu pasti sedang tidak baik sekarang. Dan memeluknya adalah hal bisa ia lakukan. Memberikan kenyamanan kepada wanita itu.

***

Bersambung

Lukas & LeticiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang