Lukas bersyukur karena ada Leticia yang menemaninya disini. Jika tidak, sudah bisa dipastikan dia tidak akan bertahan dalam suasana canggung yang serasa mencekiknya. Wanita itu seolah paham bagaimana tidak nyamannya dia berada satu ruangan bersama ke dua orangtuanya.
"Aku bantu ya Tante." Leticia menawarkan diri membantu Haralda yang sedang membereskan sisa-sisa makan malam mereka.
Haralda mengangguk pelan seraya tersenyum.
Suasana semakin canggung saat Lukas hanya tinggal berdua bersama Henri di ruang tengah. Henri tampak menyibukkan diri dengan majalah-majalah bisnis didepannya. Sementara Lukas menyibukkan diri dengan ponsel ditangannya.
Sepuluh menit berlalu tanpa percakapan diantara Lukas dan Haris, hingga Henri memutuskan untuk berdeham pelan lalu mulai membuka percakapan.
"Bagaimana perusahaanmu ?" Tanya Henri, menatap Lukas dengan datar. Seperti biasanya.
Lukas menoleh, lalu mengedikkan bahu. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ucapnya singkat.
Henri mengangguk pelan. Suasana kembali canggung hingga Leticia datang dari arah dapur bersama Haralda. Dua wanita berbeda usia itu tampak tertawa pelan. Sepertinya mereka baru saja membicarakan sesuatu yang lucu.
"Sudah selesai ?" Tanya Lukas kepada Leticia. "Kita pulang sekarang ?" Tanyanya lagi.
Leticia terlihat ingin protes, namun dia tidak ingin memaksakan Lukas. Dia mengangguk pertanda setuju.
"Tunggu disini sebentar." Perintah Lukas lalu beranjak keluar. Dia melangkah menuju tempat dimana mobilnya berada. Mengambil sesuatu dari dalam mobil, lalu kembali ke ruang tengah.
"Selamat ulang tahun." Ucap Lukas datar seraya menyerahkan bungkusan yang dibawanya kepada Haralda. Dia menyempatkan membelikan wanita itu kado ulang tahun.
Haralda nampak terkejut, namun setelah itu tersenyum lebar seraya menerima bungkusan itu dari Lukas. "Terimakasih sayang."
Lukas mengangguk datar.
"Luke..." Ucap Haralda lagi. "Boleh mommy memelukmu ?" Pintanya penuh harap.
Lukas menatap Haralda sedikit lama, lalu memeluk wanita itu. Meski agak canggung dan kaku. Namun Lukas menikmati momen itu. Sungguh, dia merindukan pelukan ini. Dia bahkan tidak ingat kapan memeluk Ibunya.
Mengabaikan semua egonya selama ini, ia lalu mengeratkan pelukannya.
***
"Kau baik-baik saja ?" Tanya Leticia hati-hati.
Dia dan Lukas sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Sejak meninggalkan rumah orangtua Lukas, baik dia maupun Lukas tidak ada yang mengeluarkan suara satu katapun.
Lukas menoleh sebentar, lalu mengulurkan salah satu tangannya untuk menggenggam tangan Leticia. "Terimakasih..." Ucapnya dengan pelan lalu mengecup punggung tangan wanita itu.
Leticia tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya untuk mengecup pipi Lukas. Entah kenapa, mengecup Lukas tiba-tiba seperti ini menjadi hobi barunya sekarang.
Lukas mengacak rambut Leticia. "My naughty's girl" celetuknya.
Leticia tertawa pelan. "Yes I'am." jawabnya serasa memeletkan lidahnya kearah Lukas.
***
Leticia mengernyitkan dahi saat ia memasuki rumah. Suara tawa dari arah ruang keluarga membuat jantungnya serasa berhenti berdetak.
Tidak mungkin !
Dia berharap pendengarannya salah, namun ternyata tidak. Saat dia sampai diruang keluarga, Suara dari orang yang tidak ingin ditemuinya untuk saat ini tengah berada disana. Disalah satu sofa ruang keluarga. Siapa lagi kalau bukan Jimmy, kakaknya.
"Kau sudah pulang, nak ?" Tanya Haris, lalu menyuruh Leticia untuk bergabung. "Kemarilah."
Leticia menurut, lalu memilih duduk disamping Raya, istri Jimmy. "Kakak dari tadi ?" Tanyanya berbasa-basi.
Raya mengangguk.
"Kenapa baru pulang ?" tanya Jimmy dengan nada tidak suka.
"Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan kak." Ucapnya berbohong.
"Kau yakin ?" Tanya Jimmy lagi, seraya menyipitkan mata.
Leticia mengangguk. "Kakak tanya orang kantor saja kalau tidak percaya." jawabnya sedikit ketus.
"Sudah-sudah. Kenapa kalian malah bertengkar begini ?" Ucap Brenda, menengahi.
Leticia sedikit menghela napas lega, karena Jimmy terlihat tidak ingin bertanya lagi. Dia berharap sekali kakaknya tidak menyinggung soal hubungannya dengan Lukas di depan orangtuanya.
"Aku mandi dulu." Ucap Leticia lalu beranjak menuju kamarnya.
***
Tok tok tok
Leticia berdecak pelan saat mendengar suara ketukan dipintu. Entah kenapa dia merasa Jimmy lah yang berada diluar kamarnya. karena dari tadi, pria itu terlihat sekali ingin mendekatinya, namun ia selalu menghindar.
ceklek.
Benar saja. Jimmy berdiri didepan pintu kamar Leticia seraya bersidekap.
"Boleh kakak masuk ?" Tanyanya seraya menaikkan salah satu alisnya.
Leticia memberengut, namun tetap membiarkan Jimmy masuk.
"Kenapa kak ?" Tanyanya dengan nada memelas.
Jimmy mengedikkan bahu lalu duduk di pinggir kasur Leticia. "Kau masih berhubungan dengan pria brengsek itu ?"Tanyanya dengan nada kesal.
"Pria yang kakak sebut brengsek itu adalah orang yang aku cintai kak !"
"Dia tidak pantas untukmu !"
"Jadi pria seperti apa yang pantas untukku ?" Tanya Leticia lagi. "Dia sudah berubah kak, dia bukan lagi Lukas yang dulu."
Jimmy berdecih. "Tahu apa kau tentang pria ! Si brengsek itu tidak akan pernah berubah. Baik dulu atau pun sekarang, dia akan tetap menjadi brengsek. Dan kau harus menjauhinya."
"Aku tidak akan menjauhinya." Jawab Leticia dengan tegas.
"Jangan membuat kesabaran kakak habis Leti...Kakak sengaja tidak mengatakan apa-apa kepada daddy karena kakak tidak ingin kau sedih nantinya. Jadi, akhiri sebelum kakak melaporkan semuanya." Ucap Jimmy lalu beranjak, meninggalkan Leticia yang mulai berkaca-kaca.
***
Leticia : :((
Lukas : Why are u so sad ? Did i hurt you ?
Leticia : Kak Jimmy dirumah. Dia menyuruhku untuk mengakhiri hubungan kita. Jika tidak, dia akan melaporkannya kepada Daddy.
Lukas : Dan kau ingin menurutinya ?
Leticia : Tidak. Aku tidak pernah berfikiran seperti itu. Aku bilang bahwa aku tidak akan menjauhimu.
Lukas : Leti...
Leticia : Ya ?
Lukas : Jika aku tidak bisa mencintaimu, apa kau akan meninggalkanku ?
Leticia : Apa hubungan kita akan begini-begini saja ?
Lukas : Maksudmu ?
Leticia : Aku ingat saat kau mengajakku menjalin hubungan. Meski tidak mengerti hubungan bagaimana yang kau tawarkan, aku tetap menerimamu. Namun, sekarang aku butuh kepastian agar aku bisa mengambil keputusan. Hubungan bagaimana yang kau inginkan ? Apakah...kau tidak berniat untuk menikah denganku ?
***
bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukas & Leticia
RomanceTiga tahun menjadi sekretarisnya membuatku mulai mengetahui satu hal. Dia yang terlihat santai dari luar menyimpan banyak kepedihan didalam hatinya. Dia adalah Lukas Benyamin. Pria yang menolongku lima tahun yang lalu. -Leticia Briana- *** Dia canti...