Part 16

5.2K 496 60
                                    

"Kau sungguh tidak pandai memasak sama sekali ?" Tanya Lukas menatap tidak percaya kearah Leticia yang terlihat bingung melihat berbagai macam bahan makanan dikulkas miliknya.

Wanita itu mengeluh lapar sejak  setengah jam yang lalu dan Lukas mengusulkan untuk menyuruhnya memasak karena memang ada banyak bahan makanan di apartemennya.

Awalnya, Leticia bersemangat mengatakan "ya" lalu beranjak menuju dapur dengan antusias. Melupakan kenyataan bahwa dirinya tidak pandai dalam hal masak-memasak seperti yang dilakukan oleh Ibunya.

Namun, sekarang dia benar-benar bingung. Apa yang harus dimasaknya dengan bahan sebanyak ini ?

Didepan Leticia ada daging sapi, ayam, telur, berbagai macam sayuran hingga bumbu-bumbu kecil yang dia tidak begitu tahu namanya.

Astaga !

Dia baru sadar kalau keahlian memasak itu penting.

Leticia menatap Lukas dengan raut wajah bersalah. "Aku tidak tahu harus melakukan apa dengan semua bahan ini." Keluhnya dengan nada sedih.

Lukas tertawa pelan lalu mengacak rambut Leticia. Sedikit gemas dengan tingkah wanita itu. "Kau terlihat semangat sekali waktu kusuruh memasak." Ejek Lukas seraya menutup kembali kulkas miliknya.

"Aku hanya ingin membuatmu terkesan. Dan aku fikir tidak akan sulit untuk memasak sendiri." Ucapnya lalu menundukkan kepala. "Tapi ternyata aku benar-benar payah." Ucapnya lagi lalu menghembuskan napas dengan kesal.

"Aku sangat terkesan sekarang jika memang itu yang kau inginkan ."

"Hah ?" Leticia mendongakkan kepalanya. "Kau mengejekku ya ?"

Lukas menggeleng seraya tersenyum. "Kau tidak perlu memaksakan diri untuk membuatku terkesan, baby. Karena semua ketulusanmu dan apa adanya dirimu sudah sangat membuatku terkesan."

Leticia sontak tersenyum malu lalu tanpa sadar menabrakkan badannya ke badan Lukas. Menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah ke dada pria itu.

Lukas semakin tertawa melihat tingkah Leticia. "Kau malu ?" Tanyanya.

Leticia mengangguk seraya memukul dada Lukas dengan pelan. "Pasti wajahku memerah sekali sekarang."

"Benarkah ? Biarkan aku melihatnya." Lukas memegang bahu Leticia, menjauhkan wanita itu dari dadanya. Bermaksud untuk menggoda Leticia.

Leticia menutup wajahnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Jangan menggodaku terus." Ucapnya dengan nada merengek.

"Ayolah baby. Apa salahnya aku melihat wajah memerahmu itu. Hm ? Hm ?" Pinta Lukas lagi, masih dengan nada menggoda.

"Aku tidak mau !" Balas Leticia lalu melepaskan diri dari Lukas. Berlari menuju ruang tamu sambil tertawa lebar.

"Kau ingin bermain ternyata. Baiklah. Tunggu sampai aku menangkapmu." Ucap Lukas lalu ikut berlari mengejar Leticia.

Sepasang kekasih itu akhirnya berlari-larian sambil tertawa bersama.

***

Lukas dan Leticia berjalan beriringan menuju lift. Berpasang-pasang mata menatap heran kearah mereka. Apalagi kaum hawa yang merasa sangat iri melihat kedekatan antara Lukas dan Leticia.

Bagaimana tidak. Mereka berdua berjalan seraya bergandengan tangan. Bukan. Lebih tepatnya Lukas yang menggandeng paksa tangan Leticia. Sementara wanita itu hanya bisa pasrah. Membiarkan Lukas melakukan sesuka hatinya.

"Selamat. Kau membuatku dibenci banyak orang sekarang." Keluh Leticia saat mereka berdua sudah berada didalam lift.

Lukas menaikkan sebelah alisnya. "Dibenci ? Memangnya kenapa ?"

Lukas & LeticiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang