Kring..Kring..Kring
Dengan malasnya Zaa membuka perlahan matanya dan meraih alarm di atas meja samping tempat tidurnya.
"hari senin hari termales sedunia," gumam Zaa.Tok..Tok..Tok..
"kaka! bangun! sholat subuh dulu sayang," ucap Dewi bunda Zaa.
"iya bunda, aku wudhu dulu," jawab Zaa sembari bangun dari kasur empuk nya menuju kamar mandi.
"iya, ditunggu dibawah sholat berjama'ah," jawab Dewi.
"iya bunda sayang," jawab Zaa dengan suara agak keras karena sudah dikamar mandi.
Dewi terkekeh karena anak sulungnya yang walaupun sudah mandiri tapi keukeuh masih ingin bundanya yang membangunkan tidurnya.¤¤¤
"ka Zaa, nanti pulang sekolah anterin aku ke gramedia yaa? aku mau beli buku kimia," ucap Vea adik bungsu Zaa.
"hmm.. boleh de, kaka juga mau beli sesuatu," jawab Zaa.
Zaa sangat menyayangi adik bungsunya yang berbeda satu tahun dibawah dia, karena bagi dia Veaninda Damawijaya nyawa kedua nya setelah orang tuanya, Zaa akan melakukan apapun asal adiknya bahagia dan nyaman terlindungi."cieee..cieee.. beli sesuatu buat seseorang yaa ka? uuhh so sweet," ledek Vea membuat Zaa melotot ke arahnya.
"ihh apaan sih de! sok tau banget kamu," jawab Zaa sembari menoyor kepala adiknya.
"ayaaaah! bundaaa! kaka tuh noyor-noyor kepala ade, kan udah di fitrahin kepalaku," Vea memukul pundak kaka nya dengan ekspresi ngambek.
kedua orang tua mereka hanya bisa menggeleng-geleng kepala karena kelakuan ke dua anaknya yang suka saling meledek dan itu membuat mereka bahagia bersyukur memiliki anak seperti mereka.
"sudah-sudah! kalian cepat habiskan sarapan nya, nanti telat ke sekolahnya dan ayah pun bisa telat ke kantor, ayah tunggu di mobil," jawab Dama ayah Zaa dan Vea sembari berdiri untuk duluan keluar rumah.
Zaa dan Vea menggangguk lalu menoleh menjulurkan lidah mereka untuk ledekan terakhir mereka di meja makan.
"bun, kita berangkat sekolah dulu yaa, " ucap Zaa dan Vea kompak, lalu mencium punggung tangan dan pipi kanan kiri bundanya.
"hati-hati ya kalian, jangan lupa berdoa sebelum belajar dan jangan coba-coba bolos pelajaran," jawab Dewi sembari mencium kening ke dua anaknya bergantian.
"assalamuallaikum bun," jawab Zaa dan Vea kompak lagi dan mereka selalu kompak.
"waalaikumsalam," jawab Dewi.¤¤¤
Zaa dan Vea bergantian mencium punggung tangan ayah mereka lalu keluar dari mobil setelah sampai di SMA Cendana.
Zaa merangkul pundak adiknya yang selalu ia lakukan setiap memasuki pekarangan sekolah hingga di kelas adiknya dan itu membuat iri gadis-gadis SMA cendana yang menyukai Zaa, walaupun mereka tahu Vea itu adik Zaa tapi siapa sih yang tidak iri sama Vea dirangkul seperti gitu oleh seorang Fahrezaa Damawijaya cowok ter-POPULER di SMA Cendana.
Tapi bagi Zaa populer itu tidak penting, yang penting baginya fokus sekolah agar bisa membanggakan kedua orang tuanya.
Zaa populer bukan hanya karena ketampanannya yang memiliki postur tubuh proposional, warna lensa mata hijau, bulu mata yang lentik, senyuman yang manis, kulit yang putih dan suaranya yang lembut membuat gadis mana pun mendengar suaranya langsung meleleh. Namun, dia juga selalu menjadi juara satu olimpiade matematika dan fisika semenjak kelas X, maka banyak gadis yang menganggap Fahrezaa Damawijaya makhluk sempurna ciptaan Tuhan yang Maha Esa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save In Heart || ✔
Teen FictionAMAZING COVER BY Ginapascabela [COMPLETED] kalau aku maunya kamu yang ngisi sebagian hati ini, turuti saja dan isilah hati ini, aku akan jaga -Zaa #424-TeenFic [10/3/2018]