#20

2.2K 111 2
                                    

Sesampainya di rumah sakit, Zee langsung di bawa menuju ruang UGD, Zaa yang di cegah masuk menarik kerah dokter "izinin saya masuk! Zee butuh saya pak"

Ka Deo mencoba menenangkan pacar adiknya itu "Zaa gue tau lo khawatir sama Zee, ngga cuma lo kita semua juga khawatir tapi coba buat tenang dan biarin dokter yang rawat Zee, kita bantu doa"

Zaa terkulai lemas, yang ada dipikiran Zaa saat ini hanya Zee.

"Zee kenapa kamu bisa begini, aku udah bilang jangan kemana-mana sendiri Zee," gumam Zaa dalam keadaan menangis.

Vea yang tidak tega melihat kakaknya seperti itu lantas memeluk Zaa "kak, kaka harus kuat biar ka Zee didalam juga bisa lebih kuat ka"

"kaka gagal de jagain Zee, Zee nggak boleh ninggalin kaka de"

"kaka nggak gagal ka, ka Zee nggak bakal ninggalin kaka, kita berdoa ya ka"

Zaa menggangguk.

***

Zaa tidak bisa diam mondar-mandir di depan ruang UGD dan sekaligus memanjatkan doa untuk keselamatan kekasihnya.

Dokter keluar dari ruang UGD, Zaa dan yang lainnya langsung menghampiri dokter tersebut.

"gimana dok keadaan Zee?" tanya Zaa.

"pasien kekurangan darah sangat banyak tapi stock darah di sini hanya tinggal sedikit, harus mendapatkan pendonor golongan A" jelas dokter itu.

"golong darah kita sama,"  Ka Deo sang kakak menawarkan diri namun di tahan Zaa.

"ka, golongan darah gue juga A, gue mohon biar gue aja yang donorin. Dok, ambil sebanyak mungkin darah saya, yang penting gadis saya selamat," tanpa menunggu persetujuan semua keluarga, Zaa menarik tangan dokter dan menuju ruang sebelah untuk mendonorkan darahnya.

Zaa menidurkan diri di tempat yang di sediakan dan menoleh ke jendela ruangan Zee, Zaa meneteskan air mata lagi melihat wajah kekasihnya yang sedang tertidur melawan mautnya "Zee kamu harus kuat, Darah kita sekarang bersatu Zee, bahkan kalo harus kasih nyawa aku, aku bakal kasih detik ini juga Zee" gumam Zaa dalam hati.

***

Setelah berjam-jam menunggu kabar tentang Zee, akhirnya dokter keluar.

"gimana dok?" tanya Zaa.

"operasi berjalan lancar, pasien sangat kuat, bisa melewati masa kritisnya dengan cepat hanya menunggu dia sadar saja, sebentar lagi pasien akan dibawa ke ruang rawat inap" jelas dokter membuat semua bersyukur bahagia.

"Alhamdulillah," ucap semua berbarengan.

"aku tau gadis aku itu kuat," Zaa tersenyum memeluk mamah Hila dan bunda Dewi bergantian.

***

Jam menunjukan pukul 23.40 Zaa masih setia berada disamping tempat tidur Zee, memegang erat tangan Zee. Keluarga mereka sudah pulang, Zaa menolak untuk bergantian berjaga, Zaa bersikeras ingin terus menjaga Zee.

"Zee bangun, aku kangen senyum manis kamu, aku kangen kakunya kamu, aku kangen dipukul sama kamu," Zaa mencium tangan Zee.

"Zee aku janji kalo kamu bangun, aku bakal kasih kamu cokelat silverqueen, itu favorite kamu kan kalo kamu lagi bete pasti kamu makan cokelat. Zee kamu tuh kalo mau minta foto aku dari dulu minta aja, pasti aku mau, pasti kamu nanya ko aku bilang begini, ya lah aku tau kamu fotoin aku di SLR kamu kan, candid untung aku masih cool ganteng kaya manu rios jadi aku seneng deeeh. Aku tau dari mamah, dia ngasih liat SLR kamu ke aku tadi siang, uunncchh fans aku banget cih kamu," Zaa mencubit pipi Zee seakan membiarkan gadisnya itu kesakitan dan mungkin akan bangun.

Save In Heart || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang