"Zee yuk ke kantin," ajak Nadya.
"nggak deh nad, gue mau ke ruang OSIS aja buat nerusin proposal acara promnight bulan besok," jawab Zee lalu berjalan keluar kelas menuju ruang OSIS.Zee mengeluarkan Ipod pink kesayangannya lalu mendengarkan lagu favorite A Thousand Years - Christina Perri, lalu fokus menatap layar laptop untuk menyelesaikan proposal promnight.
Dorrr!
"Demi ketiban durian runtuh! jantung gue copot! mati gue mati ya Allah belum nikah ya Allah," latahan Zee membuat Vea tertawa terpingkal-pingkal.
"Veaaaa! kamu iseng ihh, kalo aku beneran mati gimana? ntar nggak ada lagi yang suka sama kaka kamu ehh," Zee langsung menabok bibir mungilnya berkali-kali, menunduk malu.
"cieee.. suka sama kaka akuuuu cieeee, ntar aku salamin deh ka Zeefa," ledek Vea membuat pipi Zee merah merona.
"ih de aku keceplosan, jangan dong de please, kamu tau kan kaka kamu kalo ada yang salamin gitu dia malah ngejauh," jawaban Zee membuat Vea semakin menertawainya.
"ciee tau banget tentang kaka aku hahaha, nggak ka pasti kaka aku nggak bakal jauhin kaka, pokonya ntar aku salamin," jawab Vea antusias.
"tapi.." jawaban Zee terpotong karena Vea.
"udah deh ka ketakutan banget, aku tau banget kaka aku ka, sekarang selesain dulu proposalnya terus kirim ke e-mail aku ya ka, ntar dirumah aku lanjutin, aku laper nih mau ke kantin, dadah ka zeefa," jawab Vea lalu pergi meninggalkan Zee yang mematung memikirkan kalau sampe Vea menyampaikan salam ke kakak nya "gue bakalan oplas muka biar nggak di kenalin sama Fahrezaa kalo gue suka sama dia," gumam Zee gelisah.
¤¤¤
Bel pulang berbunyi.
Zaa langsung keluar kelas menuju kelas adiknya untuk menepati janji menemaninya ke gramedia.
"de jadi ?" tanya Zaa setelah masuk ke ruang kelas Vea yang telah sepi.
"jadi dong ka, yuk!" jawab Vea lalu merangkul manja lengan kakaknya.
Setelah pesanan mobil on-line mereka datang, mereka langsung masuk ke mobil tersebut.
Di dalam mobil, Vea berpikir bagaimana menyampaikan salam dari gadis seangkatan kakaknya tersebut walaupun sebenarnya tidak ngirim salam beneran.
Karena Vea dari awal kenal Zeefa melalui Organisasi Sekolah dan sama bidangnya yaitu sekretaris, Vea menyukai gadis itu karena kesederhanaannya, wajahnya yang manis dan juga karena nama panggilan mereka seperti anak kembar Zaa dan Zee.
Apalagi Vea sebenarnya sudah lama tahu kalau gadis itu menyukai kakaknya tapi tidak di tunjukkan seperti gadis-gadis lainnya.
Yaa, Zeefa Callisa biasa di panggil Zee oleh teman-temannya. Seorang gadis yang memiliki lesung pipi yang membuat senyumannya sangat sempurna manis, rambut pirang, sederhana walaupun sebenarnya dia anak pemilik perusahaan ternama namun tidak pernah di tunjukkan karena itu tidak penting untuk pribadinya dan itu yang membuat Vea ingin gadis itu yang menjadi pendamping kakaknya Fahrezaa Damawijaya.
"hmm..ka Zaa," panggil Vea setelah memikirkan apa yang harus ia katakan.
"apa ?" jawab Zaa menoleh ke adiknya yang sedang menatap dia.
"dapet salam ka dari anak XI IPS 2," Jawaban Vea membuat Zaa menghembuskan nafas agak kasar.
"de, kamu kan tau kaka nggak suka dapet salam-salam kaya gitu," Zaa menjawab dengan lemah karena langsung teringat masa lalunya yang membuat dia sulit menerima gadis manapun.
¤¤¤
nah! segini dulu yaa update-an nya.
kira-kira masa lalunya Zaa seperti apa yaa? sampai-sampai sulit menerima gadis manapun.
next story:) .
sekali lagi maaf yaa kalo agak nggak nyambung atau apalah, masih belajar.
¤¤¤
-Save In Heart-
KAMU SEDANG MEMBACA
Save In Heart || ✔
Teen FictionAMAZING COVER BY Ginapascabela [COMPLETED] kalau aku maunya kamu yang ngisi sebagian hati ini, turuti saja dan isilah hati ini, aku akan jaga -Zaa #424-TeenFic [10/3/2018]