#10

2.5K 128 2
                                    

Sinar matahari menyilaukan mata Zee yang masih tertidur pulas di kasurnya. Perlahan Zee membuka matanya.

"loh! gue dikamar? emang kemarin sore gue bangun ya dari mobil Zaa? tapi gue mimpi Zaa gendong gue ke kamar" ucap Zee bingung, ia menghempaskan bedcover nya lalu beranjak menemui mamahnya untuk menanyakan perihal dia sudah ada dikamar tanpa ia sadari.

Dengan menahan kakinya yang masih nyeri akibat jatuh kemarin, Zee perlahan menuruni anak tangga rumahnya.

"mamah" panggil Zee saat menemukan mamahnya sedang menonton acara di tv.

"iya de kenapa?"

"mah, ko aku bisa ada di kamar? perasaan aku nggak bangun deh dari mobilnya Fahrezaa mah"

"kebo ya ternyata anak mamah" ledek mamah Hila diselingi tawa.

"ih mamah, anaknya nanya malah ngeledekin" Zee memanyunkan bibirnya karena ledekan mamahnya itu.

"hehehe, kemarin Fahrezaa yang gendong kamu sampai kamar, izin dulu sih sama mamah karena kebetulan mamah keluar rumah dan dia samperin mamah buat minta izin" jelas mamah Hila membuat Zee tidak mengedipkan mata tak percaya.

"berarti mimpi aku kenyataan dong mah?" Zee langsung berloncat ria kesenangan.

"aww!" ringis Zee merasakan kakinya sakit.

"kesenengan sampe lupa kaki lagi sakit gitu, kata Fahrezaa kamu nggak usah sekolah dulu, dia yang bakal izinin kamu ke kelas"

"Nikmat Allah mana lagi yang ku dustakan?" Ucapan Zee membuat mamah Hila tertawa lepas.

"yee ngetawain, yaudah deh mumpung bisa istirahat dirumah, aku mau nerusin proposal promnight, dikasih waktu sampe besok proposal udah harus jadi" Zee beranjak ke kamarnya lagi sekaligus merampas cemilan yang sedang mamahnya makan.

"hei deee itu cemilan mamah!" teriak mamah Hila tak terima cemilannya dirampas anak bungsunya.

¤¤¤

Bel berbunyi.

Sebelum ke kelas, Zaa akan ke kelasnya Zee untuk menyampaikan bahwa Zee hari ini tidak masuk.

Sampainya di kelas Zee, seperti biasa gadis-gadis XI IPS 2 ribut, heboh melihat sosok lelaki tampan memasuki ruang kelas mereka dengan tangan yang kanan di masuki ke saku dan yang kiri memegang ransel yang bersandar di bahu kirinya.

"Assalamuallaikum pak" ucap Zaa.

"WAALLAIKUMSALAM" jawab serempak hanya gadis-gadis dengan senyuman dibibir mereka.

"woi si fahrezaa ngucap salam ke pak Edi, nape lo cewek-cewek yang jawab" teriak Doni yang terganggu dengan suara cempreng gadis kelasannya. dibalas sorakan yang menggema.

"sudah-sudah diam! ko jadi berisik! yaa waalaikumsalam Fahrezaa ada apa?" jawab pak Edi selaku guru bahasa Indonesia.

"saya mau menyampaikan bahwa Zeefa Callisa hari ini tidak bisa masuk karena sakit pak, ini surat izin dari orang tuanya"

Zaa memberi pak Edi surat sakit yang sebenarnya Zaa lah yang membuat surat itu karena lupa meminta ke mamah Hila dan dengan tanda tangan yang ia palsukan pastinya.

"oh ya, silahkan kamu balik ke kelas"

"terima kasih pak, Assalamuallaikum"

Siswa XI IPS 2 menganga tak percaya Most Wanted SMA Cendana memberikan surat sakit atas nama Zeefa Callisa teman sekelas mereka.

Zaa tidak mempedulikan ekspresi siswa XI IPS 2, dia langsung melongos pergi ke kelasnya.

¤¤¤

"beb, gimana pas nanti promnight kita bikin satu sekolahan melongo takjub"

Bima dan Vea sedang berada di ruang OSIS untuk menyelesaikan berkas-berkas acara promnight hari sabtu depan.

"gimana tuh sayang?" tanya Vea penasaran.

Bima membisikan rencananya ke Vea lalu Bima mengangkat kedua alisnya naik turun dengan cengiran bibirnya.

Vea yang menyukai usul pacarnya itu langsung memeluk Bima senang "aah pacal aku ko pintel anged ciiiih" Vea menggoyangkan pelukannya ke kanan kiri.

Bima yang dipeluk seperti itu bahagia namun nafasnya tertahan karena pelukan Vea yang erat.

"beb nafasku beb" ucap Bima sekuat tenaga.

Vea melepaskan pelukannya panik "eeh maaf sayang, keeratan yaa".

Bima yang sudah menormalkan nafasnya, berkata "kenapa ngga sekalian cium bibir aku sih beb" dengan mengedipkan matanya berkali-kali ke Vea.

pletak!

Vea memukul kepala Bima dengan penggaris "gosah aneh-aneh, ceburin di sungai hanyut torasa kamu"

Bima meringis mengelus kepalanya "maaf beb, kan becanda, atit nih" dengan nada manja yang untuk meluluhkan Vea.

"uuunnch atit yaa my bebeb?" jawab Vea senyum jahil.

"iya beb" Bima menambahkan nada manjanya.

pletak!

Bima semakin meringis karena diluar ekspetasi ternyata Vea memukul kepalanya lagi.

"makanya, kalo sayang cinta aku, jaga aku bukannya ngerusak aku" ketus Vea tak berdosa telah memukul pacarnya.

"ih ya beb maaf, kan becanda, lagi juga nggak mungkin aku ngerusak cewek yang aku cinta, kalo aku ngerusak kamu, sama aja aku ngerusak mamah aku dan masa depan kamu dan aku" jawaban Bima membuat Vea terharu meneteskan air mata secepat kilat.

Bima menyeka air mata Vea "jangan nangis ya beb, aku nggak mau kamu nangis gara-gara aku, maafin aku ya, janji nggak begitu lagi" Bima memeluk Vea dengan tulus lalu mencium puncak kepala Vea dan Vea membalas pelukan Bima.

¤¤¤

Zee sedari tadi hanya mencoret-coret kertas di meja belajarnya memikirkan gadis yang dimaksud Zaa kemarin.

"10 tahun? kucing? taman? kaya ada sesuatu yang gue tau tapi apa yaaa? inget-inget dong Zee" Zee menghempaskan badan ke kasur empuknya, dengan frustasi Zee melempar bantal ke sembarang tempat.

prankkk!!

Bingkai foto di meja kecil Zee terkena lemparan bantal Zee dan pecah. Zee buru-buru bangkit membereskan pecahan kaca bingkai tersebut.

di dalam foto itu, Zee melebarkan matanya melihat kucing dibawah kakinya.

"jangan-jangan" gumam Zee, tanpa fikir panjang Zee mengambil hpnya mencari nama seseorang lalu menghubunginya.

¤¤¤

yeay..
udah aku lunasin yaa yang nunggu hutang update-an ini.

ditunggu yaa chapter berikutnya💕

Save In Heart || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang