Bel pulang berbunyi.
Semua murid berhamburan keluar terkecuali Zee dan Nadya yang masih mencari-cari Ipod pink kesayangan Zee."Zeeeef! ya ampun lo masih nyari ipod lo? udah sih elah ntar kalo ada yang nemuin juga pasti di kasih ke ruang BK" Nadya yang sebal melihat sahabatnya itu mengubrak-abrik tasnya berkali-kali akhirnya memukul kepala Zee dengan kotak pensil.
"aw! sakit gilak!" pekik Zee melotot ke arah Nadya.
"lo pulang duluan deh kalo nggak mau bantu nyari, pokonya gue harus nemuin Ipod gue, gue nggak dengerin lagu sehari, bisa teleng pala gue" jawab Zee yang tetap fokus melihat-lihat kolong meja teman-temannya.
"ah yaudah deh gue bakil duluan, biarin ditemenin setan lo" Nadya tertawa karena ekspresi Zee yang berubah ketakutan lalu berlari menghindar lemparan buku milik Zee.
"bocah sinting, mana ada setan siang bolong" gumam Zee kesal namun hatinya tetap merasa takut.
"Hai Zee" sapa seseorang di depan pintu dengan senyuman khasnya.
Zee yang mengenal suara itu, langsung kaku menoleh pelan-pelan ke arah pintu. "ohh h-hai Zaa, ng-ngapain?" jawab Zee tidak bisa menahan gugup.
Zaa tertawa kecil karena gadis itu masih saja kaku berhadapan dengannya.
"tadi pas lo di kantin, lo ninggalin ini dan pasti lo telat keluar kelas karna nyariin kan?" Zaa menghampiri Zee memperlihatkan benda kecil yang sedang di cari-cari Zee.
Zee langsung tersenyum gembira Ipodnya ditemukan oleh cowok impiannya itu.
"yeaay! makasih Zaa hehehe, lupa gue kalo pas istirahat gue bawa ke kantin"
"terus apa yang lo inget? gue?"
Zee melebarkan matanya dan memegang meja agar tidak terbang karena ucapan Zaa yang membuat ia melayang untuk kesekian kalinya, pipinya merah merona salah tingkah.
Zaa pun tertawa.
"ih apaan sih ko ketawa, pengen banget yaa di inget sama gue lo" ucap Zee menahan gugupnya dan tak mau kalah.
"iya, gue pengen banget ko di inget sama lo" balas Zaa dengan senyum kemenangan, dan sekali lagi Zee dibuat melayang oleh sosok cowok dihadapannya.
"demi durian runtuh niban kepalanya ka Deo pun gue rela, gilak gue udah kaya mau mati dibuat melayang-layang terus, ya Allah andai ini cowok pacar Zee, udah Zee peluk" gumam Zee dengan degupan kencang di dadanya.
"btw Zee pulang bareng yuk, gue bawa motor, Vea tadi pulang bareng Bima" ajak Zaa membuyarkan lamunan Zee.
"hah? lo nggak lagi sakit kan?" jawab Zee tak percaya namun bahagia tak terkira.
Zaa menautkan kedua alisnya lalu tertawa "ko nyambung ke sakit sih? udah yuk ah ntar keburu hujan, udah mendung tuh" Zaa memegang tangan Zee lalu berjalan keluar kelas.
Zee merasakan desiran di hatinya dan badannya yang sebentar lagi meleleh "ya Allah, dia megang tangan gue lagi, dia ngajak pulang bareng, ini sih namanya rezeki anak solehah" Zee bergumam lagi dengan senyum yang mengembang lebar manis.
Anak-anak yang masih berada di sekolah memfokuskan ke arah Zee dan Zaa, mereka tak percaya seorang Zaa yang sangat dingin ke para gadis kini sedang memegang tangan Zee yang dikenal juga tidak pernah berjalan bersama cowok manapun, seketika mereka berdua menjadi trending topic SMA Cendana.
"demi apa Zaa megang tangan Zee?"
"mereka pacaran? ko ngga ketauan ya PDKTnya"
"yaaahh gue ke duluan Zee"
"Ratu sama Raja SMA Cendana"
"cocok! walaupun cocokan sama gue"
dan banyak lagi ocehan-ocehan siswa siswi yang melihat mereka berdua.Zee bisa mendengar ocehan itu karena memang keras suara mereka semua, Zee bangga tapi malu.
Zaa mengambil kunci motornya yang ada di saku celananya, lalu memakaikan helm satunya ke kepala Zee, Zee hanya bisa tersenyum malu.
"yuk naik" Zee bengong mendengar ucapan Zaa.
Zaa tersenyum lalu memegang tangan Zee "ayuk naik, ko bengong, apa perlu gue gendong buat naik ke motor?" ledek Zaa membuat Zee semakin merona pipinya.
"iya iya, gue bisa sendiri ko, emangnya gue anak kecil" jawab Zee memanyunkan bibirnya.
Zaa tertawa "lo makin lucu kalo manyun gitu"
Pipi Zee merah merona lagi karena ucapan Zaa, Zee merasa senang tidak menyangka bisa dekat dengan Zaa.
Rintik-rintik hujan mulai membasahi kota Jakarta, semakin deras hujan yang turun, Zaa pun memakirkan motornya di pinggir jalan untuk berteduh.
Zaa dan Zee berlari kecil ke warung yang di penuhi orang-orang untuk berteduh juga.
Zaa melirik Zee yang berdiri di sampingnya sedang memeluk badannya karena bajunya yang basah membuatnya menggigil kedinginan.
Tanpa pikir panjang, Zaa mengambil jaket yang ada di tasnya, lalu memakaikan Zee jaket tersebut membuat Zee sontak kaget.
"eeh" tatap Zee ke arah wajah Zaa membuat ke dua bola mata mereka bertemu lebih dekat.
"gue nggak mau lo kedinginan Zee" Zaa tersenyum. Zee hanya bisa membalas dengan senyuman karena bibirnya tidak mampu berkata bahwa dia sangat bahagia di perlakukan seperti itu oleh sosok idamannya.
Begitupun dengan Zaa, Zaa sangat bahagia semenjak bersama Zee.
"Zee gue nggak tau ini terlalu cepet atau apa tapi gue seneng di deket lo, gue nggak pernah deket apalagi deketin cewek, lo satu-satunya cewek yang bisa ngerubah gue buat deket sama cewek selain bunda sama Vea" ulas Zaa menoleh ke arah Zee sambil tersenyum.
"pas kita ketemu di hari senin itu, gue ngerasa lo beda aja sama cewek lain, lo nggak agresif, gue nggak suka cewek agresif, terlalu over banget, dan lo beda, lo kaku" lanjut Zaa membuat Zee menunduk malu.
"Zee boleh kan gue kenal lo lebih jauh lagi?" pertanyaan Zaa semakin membuat Zee terus melayang tinggi "ya Allah Zaa lo nikahin gue sekarang aja gue mau ko" gumam Zee dalam hati.
Zee hanya mengangguk mengiyakan.
Zaa tersenyum, lalu memegang tangan Zee untuk melanjutkan perjalan pulang karena hujan sudah reda.
¤¤¤
"Assallamualaikum mah, ka Deo aku pu.." kalimat Zee terputus melihat sosok yang muncul di hadapannya.
"Papaaaah" teriak Zee berlari menghampiri papahnya Putra lalu memeluk erat.
"papah Zeefa kangen banget sama papah, papah gimana keadaannya? kapan sampe nya pah? kenapa ngga nungguin Zee aja biar Zee ikut jemput" celoteh Zee.
papah Putra tertawa membalas pelukan anak gadisnya itu "ini yang buat papah nggak betah lama-lama jauh dari rumah, bawelnya kamu hahaha, papah membaik sayang, 2 jam yang lalu sampe, kan kamu sekolah" jawab papah Putra untuk semua pertanyaan anaknya itu, karena ia tau anaknya paling tidak suka di jawab setengah-setengah.
Zee hanya memeluk manja papahnya tersebut. Ingin sekali Zee bercerita soal Zaa sosok cowok yang sedang dekat dengannya namun di urungkan karena Zee mau papahnya beristirahat total dulu.
¤¤¤
yeay akhirnya Zaa memberanikan diri membuka hatinya untuk dekat dengan gadis selain bunda dan adiknya yaitu si manis Zee.
wait next story gaeeesss! XOXO💋
Vote and Comment don't forget💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Save In Heart || ✔
Teen FictionAMAZING COVER BY Ginapascabela [COMPLETED] kalau aku maunya kamu yang ngisi sebagian hati ini, turuti saja dan isilah hati ini, aku akan jaga -Zaa #424-TeenFic [10/3/2018]