Ting.. Ting..
Notifikasi hp Zee berbunyi, dengan malasnya Zee bangun dari tempat tidur karena hpnya yang dia taruh di kantong gantung pintunya.
Matanya membelalak melebar melihat nama dinotifikasi line Fahrezaa D.
Fahrezaa D. : hai, Zee
Setelah mencubit pipinya untuk memastikan dia sedang tidak bermimpi, dengan tangan bergetar ia membalas pesan itu.
Zeefa Callisa : hai, juga Zaa. Dapet line gue dari siapa?
Fahrezaa D. : Vea
Zeefa Callisa : udah ketebak!
Fahrezaa D. : terus kenapa nanya tadi?
Zee menabok keningnya "bego juga yak gue! ngapain nanya kalo udah mikir pasti Vea yang ngasih line gue" Zee mengigigit bibirnya, bingung harus membalas apa.
Fahrezaa D. : masih idup kan? cuma di read doang, abang bukan koran:(
Zee tertawa membaca pesan cowok di seberang sana.
Zeefa Callisa : masihlah, belum nikah belum mau mati! abang mah abang korannya bukan korannya :D
Fahrezaa D. : mau nikah nggak sama abang koran?
Deg!
Hati Zee tiba-tiba berdetak lebih cepat dari pada biasanya, ngelebihin cepatnya detakan abis lari 1000 kali muterin Gelora Bung Karno.
Zee semakin bergetar tangannya.Zeefa Callisa : Mau dong nikah sama ab (hapus)
Zeefa Callisa : idih apansih bang?
Fahrezaa D. : tanyakan sama rumput yang bergoyang
Fahrezaa D. : Zee besok gue jemput ya? berangkat bareng. note : jawabnya harus IYA
Zeefa Callisa : maksa apa pemaksaan bang? iya Zaa iya.
Fahrezaa D. : maksa dan pemaksaan, sip! yaudah night yaa Zee.
Zeefa Callisa : night Zaa.
Zee meloncat dan tertawa kegirangan sampai dia tidak tahu mamah Hila masuk kekamarnya dan melihat tingkah laku anak gadisnya seperti orang kesurupan. Ia pun langsung menghampiri anaknya dan memegang kening anaknya.
"kamu siapa?! mau apa kamu?! keluar dari tubuh anak saya!" ucap mamah Hila dengan ekspresi panik dan mata yang melototi membuat Zee menautkan alisnya kebingungan.
"ish! mamah apandah?" jawab Zee mendengus kesal.
"jadi kamu nggak kesurupan? ini kamu beneran kan? siapa namamu?" tanya mamah Hila dengan wajah polosnya.
"Astaghfirulloh mah, Istighfar mah, kesurupan durian runtuh! aku ZEEFA CALLISA anaknya mamah HILA CALLISA, papah PUTRA DAFFA, adiknya DEO PUTRA" jawab Zee dengan penekanan di setiap kalimatnya.
Mamah Hila berhembus nafas pelan dan mengelus dadanya lalu tertawa terbahak-bahak membuat Zee melongo kaget karena kelakuan mamahnya yang kadang super tidak jelas.
"nah! mamah sekarang yang kesurupan" ulas Zee datar.
Mamah Hila menepuk pundak Zee "enak aja, lagian kamu lucu ngejawabnya, eh mamah mau tau deh kenapa kamu kegirangan gitu?" tanya mamah Hila dengan ekspresi seperti detektif.
"kepo deh ih bukibu" jawab Zee melongos melewati mamahnya bergegas keluar menghindari suara cempreng mamahnya itu karena jawaban yang ia berikan.
"ZEEFAAAAA! KEPO GINI JUGA EMAK KAMU YAAAA"
"ehh, tapi kepo apa yaa Zeef, Zeefaaaaaa" mamah Hila langsung mengejar putrinya.
¤¤¤
"gimana ka gimana? mau ka Zeefa berangkat bareng kaka?" tanya Vea menggoyangkan pundak kakaknya tidak sabaran.
Zaa tersenyum dan menggangguk, disambut teriakan adiknya itu.
"WAAAAHHH!! NGGAK SIA-SIA AKU MAKSA KAKA BUAT NGE-CHAT KA ZEEFA!! INGET KA, AWALI PEDEKATE KAKA SEROMANTIS MUNGKIN" jawab Zee dengan semangat, membuat ayah dan bundanya datang karena teriakan Vea dengan wajah sumringah bahagia.
"PEDEKATE?" tanya ayah dan bunda mereka kompak.
Zaa menunduk malu karena pertanyaan orang tuanya itu. Vea yang anaknya tidak bisa menjaga rahasia kakaknya langsung menarik ayah bundanya dan memulai membeberkan sesuatu.
"yaa, kaka lagi mau deketin cewek satu angkatannya, yang aku kasih liat fotonya itu loh bund yah" ulas Vea semangat.
"wah, gadis yang manis itu yaaa? aahh seneng-seneng akhirnya bakal ada mantu ya yah dirumah kita" jawab bunda Dewi sembari menyenggol suaminya dan melirik ke arah Zaa yang membuka lebar mulutnya karena lontaran bundanya.
"cepet Zaa kamu gas, ntar keburu disusul lawan lagi" lanjut ayah Dama tak mau kalah.
"terus bawa yaa Zaa kerumah, bunda mau liat langsung calon mantu" tukas bunda Dewi lanjut, membuat Zaa semakin tidak tahan karena kehebohan keluarganya itu.
"ya Allah ampunilah keluargaku ya Allah" ucap Zaa dengan mengadah tangannya ke atas.
"Aamiin" jawab ayah Dama, Bunda Dewi, Vea berbarengan dengan tangan masing-masing mengusap wajah mereka. Zaa menatap mereka dengan wajah datar.
"sana ah keluar yah, bund, de, kaka mau tidur udah malem" Zaa mendorong keluarganya dengan sekuat tenaga.
"iya kan ada yang nggak sabar biar cepet besok buat jemput bidadari" ledek Vea diikuti tertawa orang tuanya mendapatkan tepokan Zaa di kening Vea.
"night yaa" Zaa menutup pintunya, lalu berjalan dan menghempaskan badan ke kasur empuknya itu.
"iya nggak sabar jemput bidadari" gumam Zaa tersenyum lalu menutup matanya agar cepat pagi hari.
¤¤¤
eaaakk akhirnya, dengan mengalahkan rasa mood aku hari ini aku bisa UPDATE YEAAY!!
segini dulu, soalnya kasian bakso aku udah mulai surut kuahnya karena aku cuekin hehehe.
vote and comment don't forget sayang-sayangnya aku💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Save In Heart || ✔
Novela JuvenilAMAZING COVER BY Ginapascabela [COMPLETED] kalau aku maunya kamu yang ngisi sebagian hati ini, turuti saja dan isilah hati ini, aku akan jaga -Zaa #424-TeenFic [10/3/2018]