Om Harry 7

11.9K 742 73
                                    

" Mr. Gay 7 "

*

Semenjak pesan singkat itu dibaca oleh harry. Ia menahan ponsel ruby, padahal ruby tak salah apa-apa bukan? Perasaan hati ruby sangat sebal sekarang. Habisnya harry menahan ponselnya tanpa sebab. Bayangkan, ponsel ditahan, dan uang saku dipotong.

"Om, kembaliin ponsel ruby dong!" minta ruby sambil menarik-narik lengan harry, ya harry yang tengah menikmati makan siang-nya. Sebenarnya harry juga malas menahan ponsel ruby, tapi karena pesan Louis tadi. Itu cukup membuat hatinya terbakar.

"Kan aku sudah pernah katakana padamu, jangan pernah sesekali menggoda Louis! Tapi dasar kau nakal, kau telah menggoda-nya dengan cara menyimpan nomor-nya lalu mengiriminya pesan singkat." Harry tak melirik sedikit-pun kearah ruby, ia masih terus melahap santapan siangnya ini. Untung-nya mama anne, sudah selesai makan.

Mama anne sedang berada dihalaman depan, jadi pertengkaran mereka ini tak terdengar sampai ketelinga mama anne.

"Aku ini bukan penggoda! Om selalu aja bilang aku itu. Ya udah, om ambil aja ponsel aku. Terus injak-injak dan bakar saja sekalian. Aku pulang duluan, aku mau ketemu om Louis. Dan satu lagi, asal om tau, ruby tak pernah menyimpan nomor om Louis"

BRAK.

Ruby menghentak-kan tangannya diatas meja. Yang membuat harry diam, dan mengerjapkan matanya tak menyangka bahwa ruby berani seperti ini padanya.

"Ruby! Ruby mau kemana? Kenapa harry ditinggal?" Tanya mama anne yang melihat ruby melintasinya. Ruby yang kesal, hanya menggelengkan kepalanya pelan. Lalu berdiri didepan mertuanya ini.

"Gak apa-apa ma. Cuma itu aharry, ngeselin. Masa ruby dia bilang perempuan penggoda." Jawab ruby. Menunjuk kearah ruang makan yang terdapat diujung ruang itu.

"Ma, ruby pulang dulu ya. Bilang sama harry, kalau ruby enggak bakal pulang. Terus bilang sama dia ma, gak usah cari-cari ruby. Ruby mau cerai aja sama harry. Terus ruby mau tinggal sama papa-mama lagi, biarin aja deh ruby gak dipeduliin sama mereka yang penting ruby gak mau tinggal sama harry lagi. Titik."

Ruby langsung lari, tanpa memperdulikan suara mama anne yang terus meneriakinya. Sebenarnya dia juga tak mau bersikap seperti itu apalagi pada mama anne. Ya, mama anne dari dulu tempat ia cerita atas keburukan orang tuanya. Tapi kini, ia terpaksa bertingkah sedurhaka ini.

Sebuah taxi itu membawanya pergi menuju apartment Louis. Dari pada Louis mencarinya, lebih bagus ia langsung pergi kesana saja.

"Harry!! Cepat kejar ruby!! Sekarang! Atau-mama-mama-akan" Perkataan mama berhenti ketika penyakit sesak nafasnya menyerangnya kembali. Untungnya dari arah belakang harry dengan cepat meraih mama-nya. "Ck, ma. Mama bisa panggil harry, tapi tak perlu sepanik ini."

*

Sekarang aku sudah berada dirumah om Louis. Biarin aja deh tak ada om harry, om Louis juga tak masalah kok. Lagipula om Louis tampan. Lihat saja, sampai kapanpun aku tak mau pulang.

"Sepertinya dia cemburu om. Buktinya nih ya waktu dia baca pesan dari om buat ruby. Ruby malah dimarahin. Dibilang perempuan penggodalah-bla-bla" kulihat om Louis tertawa, dia merangkul pundakku. Oh, om. Jangan buat aku semakin jatuh pada pesonamu. "Kena[a dia harus cemburu? Aku dan dia tak ada hubungan lagi. Dan ya, aku akan belajar menormalkan diri kembali"

Tunggu. Om Louis sudah putus dengan om harry? Jadi kesempatan ruby buat deketin om Louis ada kan? Iya lah, kan ruby udah mau cerai sama om harry. Ruby udah bosan sama dia. Tapi tunggu lagi, om Louis mau kembali normal?

Aku tak salah dengar kan?

"Om mau berubah? Om serius?" Tanyaku menyerigainya. "Bahkan dua rius, ruby" aku berdiri sembari menari-nari selayaknya burung unta. Ya tarian itu menyenangkan bahkan setiap aku merasa bahagia, aku selalu menarikan-nya.

Lihat om Louis saja tertawa sampai terpingkal-pingkal melihatku. Dia lucu sekali saat tertawa. "Ruby, kau duduk saja. Perutku sangat sakit melihatmu haha"

"Ih, om kalau tertawa matanya tertutup. Lucu deh"

"Habisnya kau selalu bisa membuatku tertawa ruby. Ah, seharusnya dari dulu aku mengenal dirimu. Pasti aku selalu sebahagia ini.." Dia menarik-ku untuk duduk kembali disebelahnya, ini nyaman. Dia memperlakukan-ku dengan baik tidak seperti om harry. Dia mengelus rambutku dengann sayang, aku seperti sedang bersama kakak-ku sendiri.

Drtt, drtt.

Ponsel om Louis bergetar terus-menerus. Om Louis bilang padaku kalau itu dari om harry. Da ada beberapa pesan darinya. Mari kusebutkan sedikit.

"Ruby, ayolah pulang. Kau gila, asma mama kambuh karena tindakan konyolmu itu!" aku menirukan suara harry dengan anada mengejek sembari membaca pesan darinya. Dan lagi-lagi om Louis tertawa. Memangnya aku selucu itu ya?

"Kau mau kupotong lagi uang sakumu? Pulang sekarang atau kau tak akan pernah dapat uang saku lagi" Ah, sebenarnya aku malas membaca pesan-nya ini. Tapi ya, karena aku baik hati. Aku membacakan semua pesan yang mengekangku ini.

"Sepertinya kau pulang saja ruby. Karena-" Hell yeah. Pulah? Tidak mau. "Tidak mau. Aku tak mau pulang kerumah dia. Om anta raja aku pulang kerumah mama sama papa aku. Biarin aja deh, sampai dirumah aku mendengar pertengkaran mereka"

Drtt, drtt. Lagi-lagi ponsel om Louis bergetar. Ya tetapi kali ini dia menelfon. Dan kalian tau dia menelfon dengan menggunakan nomor-ku. Ck, pulsaku pasti habis dibuatnya -_-.

"Angkatlah. Aku malas berbicara dengannya" Om Louis memberikan ponselnya padaku. Aku mendengus kesal, seraya mengangkay telefon. Dan berbicara pada om-om cerewet satu ini.

"Pulang sekarang!"

"Aku tak mau!!"

"Apa kau perlu kugerek dari dalam apartment itu keluar hm?! Kau kira aku tak tau kau dimana!" Glek. Oh iya aku lupa. Ck, tapi mana mungkin dia ada dibasement sedang menungguku kan.

"Terserahmu! Aku tak peduli!"

"Cepat keluar! Kau mau membuat mama semakin khawatir? Penyakit asma-nya kambuh, kau gila!"

"Om yang gila! Kenapa om menyebut istri sendiri penggoda?!"

Sial, emosiku menaik. Jika ini ponselku. Pasti sudah kulempar ponsel ini. Tapi pada kenyataan-nya bukan.

"Karena itu memang kenyataannya."

Aku mematikan sambungan ini, lalu kuberikan pada om Louis kembali. Kulipat tanganku didepan dada. Aku masih kesal dengan omongan-nya tadi.

"Ruby!!!!!! Kau keluar sekarang! 5 detik dari sekarang kalau kau belum keluar. Akan kudobrak pintu ini!"

Itu-suara-om-harry. Oh tuhan.

Om Louis melirik kearahku sembari menautkan alisnya yang tebal itu. Ah, mana mungkin diluar pintu apartment om Louis dia memanggilku. Anggap saja itu suara gas yang keluar yang murni keluar dari bokong.

"5..4..3..2..1!"

Brak, pintu ini terbuka. Terlihatlah wajah merah padam diwajahnya. Cepat-cepat dia berlari kearahku. Ditariknya tangaku untuk mengajak-ku keluar.

"Lepasin om! Sakit tau!"

"Tutup mulutmu! Kau selalu membuatku susah!"

Tapi tiba-tiba serasa ada yang menghentikan kejadian ini. Kulihat kearah depan. Dan dia menarik sebelah tanganku pula.

Glek. Aku seperti bermimpi. Aku direbuti oleh dua manusia tampan. Oh aku tak sanggup.

"Jangan pernah paksa dia! Biarkan dia disini!"

*

To be continued.

Sorry 4 waiting so long. Kasih kritik dan saran kalian yah. Dan jan lupa tinggalin vomments. 30 votes (+) I'll update.

p.s: desi punya ff baru judulnya Adoption // Harry Styles yang mau baca silahkan check ya :)

OM HARRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang