*
Ruby terduduk diam, dia masih berfikir-fikir sejenak. Dia harus pulang kerumah Harry atau pulang kerumah orang tuanya. Kalau ia pulang kerumah orang tuanya, yang ada papanya pasti akan menertawakan dirinya. Sebab, Ruby telah menyesal menikah dengan pria gay itu.
"Aku dengar-dengar kau sebntar lagi, kau akan lulus kuliah, benarkah?" tanya Louis, mengelus kepala Ruby sebentar. Ruby mengangguk, setelah itu dia murung. "Percuma, orang tuaku tak akan pernah bangga padaku. Mereka hanya bangga padaku jika aku sudah bisa memberi mereka uang."
"Tidak, mereka pasti bangga padamu kok. Percayalah.." Louis merangkul pundak Ruby. Dia bisa membuat Ruby tenang, dipeluknya Louis dengan erat.
"Seandainya saja om Harry itu sebaik dirimu. Tapi sayangnya dia menyebalkan.." Runtuk Ruby melirik kearah Louis.
Tangan Louis membelai wajah Ruby perlahan. Sial, dia jatuh cinta.
"Sudah jangan memelukku seperti ini. Nanti Harry bisa-bisa menghajarku karena melihat kita berdua seperti ini." Ruby tcemberut lalu memukul pundak Louis pelan. Dan mereka tertawa bersama.
*
Dirumah Harry bertingkah semakin tidak wajar. Bahkan mama Anne sudah capek melarangnya. Untuk tidak membawa Pria ataupun alkohol dan sejenisnya. Mama Anne terbaring sakit, Harry selalu melawan apa yang ia katakan.
"Harry, itu siapa lagi? Dimana Ruby, kenapa kau tak mencari istrimu? Uhuk-uhuk.." Mama Anne terbatuk, lalu mengikuti anaknya yang sedang menegak wine bersama rekan prianya. .
"Tak usah hiraukan dia Jim, dia memang selalu seperti itu padaku.." Mama Anne terkejut mendengarkan jawaban Harry itu.
Mama Anne, sangat-sangat terkejut ketika putra yang disayanginya itu bercumbu tak wajar didepannya. Air matanya menetes, dia tak menyangka anaknya akan besar dan melakukan hal kotor seperti ini.
Tapi selanjutnya tersengar suara kaki yang akan berjalan kesini.
"Mama.. Harry!!!!" Suara Ruby memecah keheningan. Dia menemui mama Anne, dan diikuti Louis dibelakangnya. Louis memandang jijik kearah Harry dan teman spesial barunya itu. Aku sangat menyesal pernah melakukan hal bodoh itu dulu, gumam Louis didalam hati.
"Lepasin! Jauhin om aku! Kalau kau mendekati om ku lagi, aku akan hajar dirimu! Rasakan ini!" Tangan kecil Ruby mengepal tangannya. Lalu menghajar habis wajah rekan baru Harry.
"Ruby sudahlah, jangan hiraukan mer-" Omongan Louis terpotong sebab kaki Ruby telah menendang tepat di alat vital pria itu. "Aku tau itu rasanya pasti menyakitkan." Bisik louis, minta izin pada mama Anne untuk louis membantunya pindah kekamar.
PLAK!
Satu tamparan melesat mulus dipipi Ruby. Ini pertama kalinya ia ditampar, dan ini sangat menyakitkan. Ruby meringis dan bahkan meneteskan air matanya sebentar.
"Sakit! Kau kira itu tak sakit. Bangsat! Sekarang kau pulang!" Ada sekitar 2 tendangan yang Ruby tujukan kearah alat vital pria itu. Hingga pria itu menjerit kesakitan, dan kemudian dia pergi terbirit-birit.
Lalu Ruby menatap sedih kearah Harry yang terlihat baru sadar dari mabuknya. Ruby mengancing kemeja Harry.
"Kau pernah bilang padaku, bahwa aku bodoh karena meninggalkan mamamu yang asmanya kambuh. Dan sekarang mengapa kau yang melakukan itu?" Tanya Ruby duduk disebelah Harry. Harry mengacak rambutnya sebentar.
"Apa yang kulakukan? Kurasa aku tak kabur dari rumah." Jawab Harry hendak meneguk winenya lagi. Tapi Ruby menepisnya. Ia membuang segelas wine itu.
"Apa maksudmu? Tadi kau sudah usir dia, dan sekarang kau-kau membuatku kesal.." Harry putus asa melihat winenya dibuat begitu saja oleh Ruby. Istri yang dia anggap tak berguna.
"Aku mau om berbuah, om jangan seperti ini lagi. Kasian mama.." Ruby memasang tampang memohonnya.
"Aku tak bisa, aku ini homophobic." Ruby meletakkan jari telunjuknya tepat dibibir Harry. Dia bisa lihat wajah Harry terlihat tegang.
"Aku tau mengapa kau seperti ini. Mungkin kau anggap aku hanya seorang yang bodoh." Kali ini Harry menaikkan tangannya, dia menyentuh pipi Ruby yang merah akibat tertamoar tadi.
"Ini sakit?" Tanya Harry. Dan Ruby mengangguk.
"Ini tak terlalu sakit, tapi jujur aku sangat kecewa denganmu bertingkah laku seperti. Aku rela memberikan semua kebahagiaanku untukmu, meskipun aku tau aku tak memiliki kebahagiaan. Yang jelas aku mau kau berubah.."
Harry diam mematung ketika Ruby mengecup pipinya. Lalu berlalu pergi. Ini sungguhan?
*
To be continued..
Sorry its kinda short. Tapi ini yang Desi bisa, soalnya 1 minggu lagi Desi udah mau UKK. Nah, dan Ujiannya itu 1 hari ada 4 mata ujian dan Full Essay. Bisa berabe kan urusannya kalo Desi gak belajar. Jadi, Desi berusaha Update semampunyaaja :)
Gimme ur vomments? 30 votes (+)
KAMU SEDANG MEMBACA
OM HARRY
FanfictionI'm Ruby. Fall in love with a gay? Its ok. Thank you ! x @Desmarmen