.
Ruby dan Louis tengah menikmati camilan yang mereka makan disebuah café bernuansa elit ditengah London. Tawa canda menghiasi mereka. Mereka sudah seperti sepasang kekasih saja. Tapi itu semua terganggu sebab sosok Harry muncul diantara mereka.
Perang akan segera berlangsung.
"Sudah pukul 3 sore, waktunya kau pulang." Gumam Harry.
Dia menarik Ruby untuk bangkit. Ruby mendengus kesal, lalu ia menepis tangan Harry. Dan louis ikut melemparkan tatapan sinisnya.
"Aku tak mau. Om ngapain coba kesini? Ruby masih mau santai-santai. Sekalian curhat sama Om Tampan ini," Ruby mengerlingkan matanya beberapa kali kearah Louis.
Harry mendengus kesal. Dia menarik Ruby lagi yang membuat Ruby spontan bangkit. "Dasar genit! Hormati suamimu yang sudah menjemputmu ini." Ketus Harry. Namun tak digubris Ruby sedikitpun. Dia malah asyik melanjutkan pembicaraannya antara dia dan Louis.
Sialan, mereka anggap apa Harry disini?
"Ruby, ayo pulang! Aku akan potong uang sakumu jika kau tak menghargai aku yang telah menjemputmu." Sentak Harry. Ruby menoleh kearah Harry sedikit lalu ia mencipitkan kedua matanya. "Om pulang aja sana, kan Ruby gak ada minta Om buat jemput. Om sih kerajinan."
Selanjutnya Ruby tertawa-tawa renyah dengan Louis. "Nanti Aku yang akan antarkan Ruby pergi saja, kau mengganggu kami. Benar Ruby?" tanya Louis dan mendapat anggukan cepat dari Ruby. "Iya dong, Om pergi aja sana. Kasih makan pepito hush, hush.."
Kesabaran Harry sudah dipuncak, dia segera menggendong Ruby dioundaknya.
"Om turunin aku dong. Malu tau digendong gini. Om!" Ruby memukul-mukul pungggung Harry.
Pok.
Harry menepuk bokong Ruby. Dan Ruby menjerit-jerit. "Om! Jangan seenakknya lecehin Ruby ya!" Krik, krik. Semua mata pelanggan menjurus kearah Harry-Ruby. "Diamlah istriku yang menyebalkan, kecilkan suara cemprengmu itu!" Harry menepuk bokong Ruby lagi. Sebenarnya dia juga malas menggendong wanita seberat Ruby.
Dan pandangan semua pelanggan kembali menatap camilan mereka. "Dan kau, sebaiknya jangan mengganggu istri orang, Tuan Tomlinson!"
Tanpa memperdulikan Ruby yang berteriak-teriak sesegera mungkin ia membawa Ruby masuk kedalam mobil. Harry sudah bak seorang buronan pencuri para gadis-gadis.
"Turunkan aku, om! Aku tak mau ikut denganmu!!" teriak Ruby memukul-mukul kaca mobil. Harry mendecak kesal, sembari menyetir ia mengambil 10 lembar tissue lalu memasukkan tissue lalu memasukkan tissue iu kedalam mulut Ruby.
"Diamlah!" sentaknya.
Ruby merengut, dia semakin kesal saja dengan Harry. Tapi itu juga yang membuat dia mencintai Harry. Nah! "Turunin aku, om. Aku enggak mau ikut sama om. Ruvy masih mau ngobrol-ngobrol dengan om Louis."
Citttt,
Suara decitan mobil Harry pun terdengar. Dia menoleh kearah Ruby.
"Memangnya ada yang penting hingga kalian berdua harus bertemu disuatu café bercanda tawa, hm? Tujuanku baik untuk datang kesana, dan kau tak mengindahkannya. Jadi kau mau berselingkuh? Okay, fine. Tak masalah. Aku juga sudah capek denganmu." Ketus Harry.
Ruby cepat-cepat menoleh. Duh, bagaimana ini. Dia cinta dengan om Harry tetapi Harry sudah capek dengannya.
Tak boleh begitu.
"Duh. Om, jangan gitu dong. Anu tadi Ruby, itu Anu-Ck, Ruby Cuma-Anu lho Om Ruby udah lupa Ruby untuk apa kesana," jawab Ruby kikuk. Harry mendengus, ia melirik kearah Ruby lagi. "Anu-anu. Memangnya anu siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OM HARRY
FanfictionI'm Ruby. Fall in love with a gay? Its ok. Thank you ! x @Desmarmen