.
Dimasa kehamilannya Ruby semakin genit dan badannya semakin berisi. Semua senang dengan kehamilannya, apa lagi itu memang hal yang sudah ditunggu lama. Tapi semakin kesini semakin aneh saja.
"Harry, bagun dong. Kita keluar, yuk?"
Ruby mengguncangkan lengan Harry berulang kali, namun apa daya Harry pura-pura tak mendengar. Ini sudah pukul 12 tengah malam. Harry sedang lelap tertidur. Ruby memang kurang kerjaan sekali, disaat Harry untuk beristirahat dia malah membangunkannya.
"Ruby, jangan mengangguku. Aku mengantuk." Harry menepis tangan Ruby yang mengguncang lengannya. Ruby yang kesal mempunyai ide yang bagus.
Ia mencubit bokong Harry dengan kencang. Rasakan.
"Ruby! Itu sakit sekali."
Harry bangkit sambil mengelus-elus bokongnya yang sakit. Ekspresi Ruby biasa saja dan tak merasa bersalah.
"Apalagi Ruby! Aku ngantuk." Harry duduk lalu menguap mengantuk. Ruby memberinya kunci mobil dan kemudian pergi.
"Kita keluar, aku lapar. Aku tunggu dimobil, kalau lama aku nekad pergi naik taxi."
Harry langsung sigap berdiri. Cepat-cepat ia mencuci wajahnya dan memakai blazer lalu segera berlari menuju mobilnya.
"Lama. Aku udah nunggu 7 jam lho!" Ruby mengerucutkan bibirnya sebal.
Harry tersenyum saja, diiringi dengan mencium Ruby yang membuat Ruby menjerit cukup kencang. "Kamu cium-cium. Aku jadi makin cinta deh. Huaaaaa!!!!!!" jeritnya kencang.
Harry menggeleng-geleng lalu menjalankan mobilnya ditengah malam. Untungnya jalanan masih sangat ramai.
Setelah sibuk memilih makanan apa yang Ruby inginkan, pilihannya jatuh kesebuah pedangan burger yang sangat ramai dijadikan tempat hangout anak-anak remaja. Harry membelikan 2 burger untuk Ruby, berhubung itu permintaannya.
"Sekarang udah senang?" Tanya Harry merangkul pundak Ruby agar mendekat. Meskipun Ruby sudah memakai blazer yang tebal, tetap saja udara malam tak cukup baik.
"Belum. Kamu beliin aku es krim dong."
Ruby tersenyum dengan mulutnya yang berserakan akibat saus dari burger tersebut. Harry mengambil tissue lalu membersihkannya.
"Gak boleh makan es krim. Ini udah tengah malam sayang.."
"Okay baby. Papanya jahat. Kita musuhin ya..." Ruby mengelus perutnya sebentar kemudian hendak beranjak pergi, namun Harry mencegahnya. "Baik. Aku akan belikan. Jangan kemana-mana."
Ruby bersorak-sorai kemenangan. Selagi suaminya pergi membeli es krim untuk dirinya, cepat-cepat dia memakan burgernya sampai habis. Namun, mata Ruby tak sengaja melihat sekumpulan anak muda yang berkumpul dengan komunitas mereka.
"Hai..."
Sapanya menemui remaja-remaja yang sebagian besar terdiri dari laki-laki. Dengan kiku mereka pun membalas sapaan Ruby.
"So, wanita hamil masuk kedalam kelompok. Its ok. Kami tau suamimu tengah mengantri disana."
Ucap laki-laki berambut blonde dengan stelan gaya seperti Justin Bieber. Keren. "Boleh aku meminta sedikit kentang gorengnya? Sepertinya itu enak? May i?" Ruby menunjuk kentang goreng yang baru saja akan dimakan oleh lelaki berparas nan mirip seperti Justin B.
"Baiklah. Ini untukmu, pretty."
"Yey! Thanksss.." Ruby dengan senang menerima kentang goreng tersebut. Sedangkan remaja-remaja tersebut hanya tertawa melihatnya.
"Ruby! Ini es krimnya. Kita balik kekursi tadi."
Harry datang menyodorkan es krim yang ia bawa kepada Ruby dan mengajaknya untuk pergi dari sini. "Gak mau. Itu untuk kamu aja. Aku laki mau kentang goring kaya gini nih." Jawabnya memperlihatkan kentang goreng yang ia makan.
"Ya sudah, ayo kita pergi. Kau dapat dari mana kentang gorengnya?" Tanya Harry.
"Minta dong. Minta sama mereka."
Harry menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu. Istrinya ini ada-ada saja makanan milik orang lain pun ia minta.
"Ruby ayo kita pergi dari sini." Bisik Harry ditelinga Ruby.
"Gak mau. Disini enak. Banyak makanan, terus mereka ganteng-ganteng. Nanti kalo anak kita lahirnya perempuan semoga suaminya ganteng kaya mereka deh."
Tawa mereka pecah dan begitupun Harry. Ayolah Ruby baru hamil 2 bulan dan kenapa ia berharap jika anak yang dilahirkannya perempuan kelak mempunyai suami yang ganteng. Hey, bahkan dia belum lahir.
"Ruby, ayolah anakku ini laki-laki. Memangnya kamu mau punya anak laki-laki suka main sampai tengah malam seperti mereka selagi Mamanya nungguin dirumah."
"Biar aja. Asalkan jangan sepertimu."
"Sepertiku?" Tanya Harry tak mengerti.
"Boleh pulang malem asalkan tujuannya positif, asalkan dia gak suka om-om aja. Aku gak mau dia kaya kamu."
Oke, Harry bahan lelucon terbaik hari ini. Sialan.
"Setampan itu kau biseksual?!?! Oh tuhan. Oh tuhan!"
Perempuan-perempuan yang ada disitupun ikut kaget. Benar-benar kaget.
"Harry, jangan marah ya. Aku gak bermaksud menjelekanmu. Tapi itu memang benar, kan?"
I died.
.
Hey! Ini short chapter maafkan ya. Berhubung kuota modem udah mau abis jadi segini aja ya. Kurang lebihnya mohon maaf hehe. Gimme ur vomments :)
KAMU SEDANG MEMBACA
OM HARRY
ФанфикI'm Ruby. Fall in love with a gay? Its ok. Thank you ! x @Desmarmen