Om Harry 10

10.9K 711 109
                                    

.

Ruby duduk dipinggir ranjang sembari membantu Mama Anne memakan sarapan nya. Dia tak jadi pindah, dia memutuskan menetap disini. Sesuai dengan tekad dia dari awal, dia ingin Harry berubah dan kembali menyukai wanita.

Dan soal Louis, dia sudah menyuruhnya pulang dari kemarin. Dan untuk sementara kami tinggal dirumah Mama Anne dulu, soalnya dia masih sakit.

"Mama sangat khawatir denganmu. Mama kira, benar kau dan Harry akan memutuskan bercerai. Syukurlah ternyata tidak." Ucap Mama Anne meneguk obat dan air mineral yang menantunya beri.

"Tidaklah Ma, setelah kupikir-pikir cerai itu bukan segampang kita mengucapkan nya." Balas Ruby sembari menyelimuti Mama Anne. Jam sudah menunjukkan pukul 08:30, ini waktunya Harry untuk bekerja.

"Sebaiknya kau temui Harry. Hari ini dia bekerja." Suruh Mama Anne kali ini.

"Okay ma, tenang saja."

Dengan percaya diri yang tinggi Ruby menarik ikatan Ponytail rambutnya. Dia mau membuat Harry terpukau. Dia ini cantik, hanya saja Harry saja yang buta. Dia lebih memilih Pria dari pada istrinya yang cantiknya luar biasa ini.

"Tak usah mencoba menggodaku" Harry menampik penampilan Ruby hari ini dari sudut matanya yang tajam bak burung elang. Ruby tak perduli dengan omongan Harry, yang jelas sekarang dia tengah duduk tepat disamping suaminya.

"Biar aja. Ruby kan mau buat om Harry suka sama Ruby. Sayang loh, kalau istri cantik dianggurin terus." Harry bergidik menjijikkan. Dia cantik? Ya tuhan, cabut saja nyawaku sekarang, kata Harry didalam hari. "Jangan duduk disebelahku, hanya Mama yang berhak duduk disini."

"Mama lagi sakit om, lagipula biasanya Ruby juga duduk disini." Tanpa izin dari Harry dengan tiba-tiba Ruby mengecup pipi Harry.

Pagi-pagi sudah mendapat kecupan dari istri. Romantis sekali.

"Sial, jangan cium aku sembarangan. Kau bisa membuat kulitku melepuh."

Harry menyudahi makannya, lalu dirapihkannya jas hitam miliknya. Dia muak berlama-lama dirumah kalau ada perempuan genit ini dirumah.

Habisnya sebenci-benci apapun Harry padanya, Ruby tetap bersikukuh untuk mendekati Harry dengan caranya sendiri.

"Om, tunggu. Jangan pergi dulu. Aku mau ngasih om sesuatu"

Ruby bergegas beranjak pergi kedapur. Ide cemerlang melintas dipikirannya. Setibana dia keluar dari dapur, dia memberikan sekotak bekal untuk Harry.

Bekal? Untuk Harry? Yang benar saja !

"Apa ini?" tanya Harry menyerigai isi kotak bekal itu.

"Ya, itu bekal."

"Aku tau. Tapi ini untuk siapa?" tanya Harry sembari masih perasaan curiga dengan isi bekal ini. Lihat wajah Harry jika seperti itu hanya membuat Ruby semakin gemas saja.

"Itu buat om lah. Om bikin aku gemes !!!" kedua tangan Ruby mencubit kedua pipi Harry sampai memerah. Ya tuhan, sepertinya kulit Harry akan mengendur setelah ini.

Habisnya dia mencubit terlalu kencang.

"Kau gila? Ini sakit! Awas, aku mau pergi!"

.

Hari ini berjalan cukup kacau, berita bahwa aku seorang CEO Homo sudah tersebar. Tapi tetap saja, sebisa mungkin aqku membantah itu semua meskipun mereka tak percaya. Jam makan siang juga sudah lewat.

Perutku sudah keroncongan sejak tadi.

"Kalau keluar sekarang, aku akan diserbu wartawan. Ck, tak mungkin aku harus makan bekal Ruby. Bisa-bisa aku akan keracunan."

OM HARRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang