Prolog

2.6K 137 40
                                    

Hai... 😁ini cerita pertamaku, maaf kalo masih banyak kesalahan atau typo dan sebagainya, yaa karena aku masih amatiran. So enjoy😊😊

***
Sebulir bening keluar dari mata dengan manik bewarna cokelat indah itu dan akhirnya jatuh membasahi pipi mulus bocah laki - laki itu. Dipeluknya erat-erat robot bewarna biru kesayangannya.

Tatapannya terarah ke gundukan tanah yang masih basah bertabur bunga bunga merah. Tangan bocah laki - laki itu terulur mengelus batu nisan yang berukirkan sebuah nama, nama yang tak asing baginya, nama yang sering didengarnya, namun si pemilik nama kini tak bisa dilihatnya lagi.

Si pemilik nama kini tak bisa lagi menemaninya, si pemilik nama kini tak bisa lagi menemaninya tidur saat bocah itu bermimpi buruk, si pemilik nama kini tak bisa lagi mengusap perutnya saat perutnya sakit, si pemilik nama kini tak bisa lagi memarahinya lagi saat bocah itu tidak mau mandi.

Karena si pemilik nama itu kini sudah nyaman berbaring di peristirahatan terakhir. Di sini sepi, hanya terdengar suara lantunan doa yang begitu merdu dari para pelayat.

Beberapa orang berbaju hitam mencoba menghibur bocah laki - laki itu namun percuma saja karena yang hanya bisa mengobati rasa perih di dada hanya mamanya yang terbaring di peristirahatan terakhir.

"Mama," hanya sebuah kata yang sejak tadi keluar dari bibir mungil bocah laki - laki itu yang diiringi isak tangis. Hatinya seolah berteriak memanggil manggil sang mama.

Dia bertanya tanya mengapa Tuhan membawa mamanya begitu cepat, dia bahkan tak bisa melihat wajah sang mama untuk yang terakhir kalinya. Tiba - tiba selembar sapu tangan bewarna biru laut terulur ke arahnya.

Bocah laki - laki itu menghapus air mata yang sejak tadi terjatuh membasahi pipinya dengan punggung tangan mungilnya.
Dia menoleh dan mendapati seorang anak perempuan dengan poninya yang lucu menutupi keningnya. Dengan ragu bocah laki - laki itu meraih sapu tagan bewarna biru itu.

Anak perempuan itu berjongkok disebelahnya dan tersenyum manis. Senyuman itu! Entah kenapa ketika dia melihat senyuman manis itu dia merasa tenang, ketika melihat senyuman manis itu entah kenapa rasa sakit di dadanya berkurang seolah goresan goresan di hati sembuh dengan sendirinya.

"Verro jangan nangis! Nica gak suka lihat Verro nangis." ucap anak perempuan itu dengan senyuman manisnya.

Verronica (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang