Part 1

1.6K 101 40
                                    

~ 10 tahun kemudian ~

'BUK'

Verro mendaratkan tinjunya di rahang kokoh laki - laki itu. Tak terima, laki - laki itu lantas memukul balik Verro dengan kerasnya membuat Verro tersungkur ke tanah. Setetes cairan merah segar mampir di sudut bibir Verro dan dengan kasar Verro mengusapnya.

Lalu kaki jenjangnya menendang perut laki- laki itu saat laki laki itu mendekat berniat meninju Verro sejadi jadinya. "BANGSAT!" Umpat laki - laki itu saat punggungnya membentur tanah yang kasar. Suasana makin mencekam, bahkan murid - murid yang melingkari mereka seperti lingkaran setan bahkan tak bisa berbuat apa - apa.

Tak ada yang berani memisahkan dua orang yang sedang emosi ini. Bahkan untuk maju selangkahpun tak ada yang berani. "Dasar anak tukang selingkuh!" Sahut laki - laki yang kini terkapar tak berdaya. Kaki dan tangannya tak mampu berbuat apa apa tapi entah kenapa mulutnya masih sanggup mengeluarkan kata - kata.

Bahkan kata - kata yang mampu membuatnya babak belur. Tangan Verro makin terkepal bahkan buku jarinya sampai memutih. Telinganya panas saat mendengar kalimat tadi. Emosinya makin memuncak.

Nafasnya tersedat - sedat karena amarah yang seakan menutup jalan nafasnya. Sekarang siapapun yang melihat Verro mungkin akan gemetar ketakutan.

Verro yang tampan dan selalu dipuja - puja seakan berubah menjadi sosok yang menyeramkan setelah dia mendengar kalimat tadi. Verro maju beberapa langkah dan mencengkram kerah seragam laki- laki itu memaksanya untuk berdiri.

Kepalan kokoh yang sudah disiapkannya sejak tadi terangkat bersiap - siap menyerbu laki - laki sial itu sejadi - jadinya.  Namun sebuah tangan halus dan putih menahan lengannya yang kuat.

Verro menoleh dan mendapati seorang gadis dengan mata hazelnya yang indah menatapnya seolah memohon kepadanya untuk tidak memukul laki - laki yang kini terkapar di tanah. Entah mengapa niat Verro untuk memukul laki - laki itu musnah seketika saat melihat mata bewarna hazel itu.

Kepalan tangannya melemas. Amarahnya mereda. Verro menghela nafas dan melepaskan cengkramannya dengan kasar membuat laki - laki itu lagi - lagi terbentur tanah. Tangannya yang mengepal yang menggantung di udara kini sudah turun ke samping pahanya.

Hanya gadis itu yang mampu membuatnya seperti ini. Hanya gadis itu yang mampu membuatnya merasakan perasaan indah entah apa namanya. Hanya gadis itulah, Nica namanya sahabatnya sejak 10 tahun ini.

***
Segumpal asap yang keluar dari mulutnya mengambang di udara. Verro menatapa ke bawah terlihat lapangan sekolah yang luas dengan beberapa murid yang sedang bermain sepak bola di sana.

Angin sepoy sepoy memaksa rambut hitamnya menari - nari. Kini Verro berada di rooftoop sekolah, entah kenapa inilah tempat favoritenya. Berada di sini membuat hatinya tenang dan damai. Emosi seakan lenyap tergantikan dengan ketenangan.

Hanya ada Verro di rooftoop ini ditemani angin sepoy - sepoy dan sebatang rokok tergantung di bibirnya. Verro mendesah saat robekan di sudut bibirnya berdenyut membuatnya perih. Sial! Emosinya kembali lagi saat mengingat kejadian tadi.

Laki - laki sial tadi harusnya dia pukul habis-habisan saja. "Verro!" Panggil sebuah suara lembut membuyarkan lamunannya. Verro lantas menoleh dan mendapati Nica berjalan ke arahnya dengan kotak p3k di tangannya.

Verro lantas membuang rokoknya yang tinggal setengah dan menginjaknya sampai apinya padam. "Ngapain lo kesini?" Tanya Verro to the point sambil menatap Nica. "Buat apalagi kalo bukan obatin luka lo itu?" Tanya Nica sambil menarik lengan Verro dan memaksanya duduk di bale yang memang ada di rooftoop ini.

Nica membuka tutup kotak putih tersebut dan mengambil kapas.
"Gue gak minta obatin." jawab Verro lalu mengalihkan tatapannya ke arah samping entah apa yang dia lihat. Nica tak menggubris perkataan Verro dan sibuk meneteskan betadine ke kapas lembut dan bersih itu.

Verronica (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang