Part 6

568 43 9
                                    

Kaki mereka melangkah seakan di gerakan bersamaan. Nica menatap sekeliling dengan antusias. Inilah tempatnya belajar, sekolah. Sesekali Nica memutar tubuhnya melihat sekeliling lebih luas.

Senyumnya sejak tadi mengembang di wajahnya. Verro yang ada di sampingnya melirik ke arahnya dengan senyum tipis di wajahnya. "NICAAA..." tiba-tiba suara nyaring seakan memecah gendang telinganya.

Nica mendapati dua orang gadis berseragam sama dengannya berlari kecil ke arahnya. Orang-orang yang dilewati mereka sempat menatap mereka. "Gilaa gue khawatir bangat sama lo." ucap Melody lalu memeluk Nica erat. Yang dipeluk hanya bisa diam tak berkutik.

"Gue udah denger semuanya." ucap gadis yang tadi memeluknya sambil menatap Nica dengan tatapan sedih. Dia tau segalanya, tau jika Nica kecelakaan dan akhirnya haru kehilangan ingatannya. Sedih langsung merayapi hatinya saat pertama kali dia mendengar kabar tentang sahabatnya itu.

Dengan sekejap senyuman mengembang di wajah Melody. "Ayo! Gue sama Jihan bakal ngajak lo keliling sekolah ini." ajak Melody antusias. Nica tersenyum canggung lalu tatapannya terjatuh pada salah satu gadis itu yang sedari tadi diam memandangnya.

Nica tertawa canggung bingung harus apa. Melody yang menyadari lantas menoleh. Di sampingnya Jihan terdiam kaku namun matanya lurus menatap objek di depannya-Nica. Melody menunggol bahu Jihan membuat gadisitu tersadar.

"Jihan lo kenapa si?" Tanya Melody bingung. "Eh?" Jihan gelagapan menyadarkan dirinya dari lamunan. "Enggak, ini pertama kalinya gue liat orang amnesia, ya jadi gimana gitu." jelas Jihan lalu tersenyum. Jarinya menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal.

"Apaan sih!" Ucap Melody kesal kepada Jihan. Verro yang sejak tadi diam memperhatikan mereka akhirnyapun membuka mulutnya berkata membuat perhatian tiga gadis itu beralih padanya. "Yaudah lo sama Melody dan Jihan dulu, gue mau ke kelas." ucap Verro.

Melody mengangguk setuju lalu tangannya menarik lengan Nica dan Jihan antusias. "Ayo Nic! Lo jangan selalu bareng sahabat ganteng lo itu!" ucap Melody semangat. Jihan mengangguk menyetujui sedangkan Nica hanya bisa pasrah mengikuti mereka.

***
"ALDRIAN GILAA... BALIKIN BOTOL MINUM GUUEE!!" Suara nyaring itulah yang menyambut Verro saat memasuki kelasnya. Siapa lagi yang punya suara senyaring itu di kelas ini selain Yasmin-bendahara kelas yang mendapat gelar 'bendahara tergalak sejagad raya' dari teman-teman kelasnya.

Ya gadis berkulit putih itu memang agak memaksa jika meminta uang kas kelas terutama pada anak laki-laki di kelasnya yang biangnya malas bayar kas.

"Bawel! Gue minta dikit pelit amat, gue haus! Gue lupa bawa ongkos jajan, lagian gue gak penyakitan ini." ucap Aldrian yang sedang berdiri di atas meja sembari memamerkan botol minum bewarna merah muda yang terisi penuh air mineral.

"TAPI ITU BEKAS BIBIR GU-" ucapan Yasmin mengambang di udara saat melihat Aldrian meminun minumannya dengan santainya. Lalu laki-laki itu turun dari meja dan dengan tampang seperti orang tanpa dosa mengembalikan botol minum itu kepada Yasmin.

Yasmin meraihnya. Mulutnya terbuka lebar menatap botol minumnya yang sekarang terisi setengah. "Thanks ya." ucap Aldrian dengan senyuman manis lalu berjalan melewati Yasmin dengan santainya. Yasmin menatap Aldrian tak percaya.

Dengan geram lantas gadis itu memukul kepala Aldrian dengan botol minumnya. "LO TUH YA!" Teriak Yasmin geram sambil terus memukul Aldrian. Aldrian yang mengaduh kesakitan melindungi kepalanya dengan kedua telapak tangannya.

"Apaan sih Yas? Lo suka sama gue? Bilang aja! Gak usah pake modus mukul segala buat deketin gue." tanya Aldrian dengan pedenya. Yasmin mengernyit geli heran dengan kelakuan temannya itu. Lulusan pesantren kok gini amat. Yasmin kadang suka tak percaya jika Aldrian dulunya adalah lulusan pesantren.

Verronica (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang