Part 13

383 22 6
                                    

Beberapa murid ternganga tak percaya menatap Verro. Bahkan salah satu siswa sampai mengucek kedua matanya memastikan objek yang dilihatnya sekarang adalah benar-benar Verro.

Yang ditatap malah berjalan dengan cueknya. Dirinya sendiripun tau kenapa murid-murid menatapnya tak percaya. Pasalnya Verro yang selalu telat bahkan terkadang membolos kini berjalan santai di koridor dua puluh menit sebelum bel masuk berbunyi.

Hey bahkan laki-laki itu tak pernah menapaki kakinya di sekolah saat bel belum berbunyi. Sungguh suatu keajaiban. Anak berandal, sering berantem, selalu telat, rivalnya guru BK kini sudah hadir di sekolah saat hanya ada murid rajin yang ada di sini.

Ya karena biasanya yang dateng lebih pagi itu hanyalah murid-murid rajin. Tapi alasan Verro datang lebih cepat ke sekolah bukan karena dia ingin dicap sebagai pelajar rajin atau apapun itu. Toh namanya sudah terlanjur tercoreng karena sikap berandalnya itu.

Sejujurnya alasan dia datang ke sekolah sepagi ini hanyalah agar dia tak bertemu dengan Keenan dan Alona. Saat Keenan dan Alona masih terlelap di kamar mereka saat itulah Verro diam-diam berangkat ke sekolah.

Entah kenapa Verro sangat tak ingin bertemu dengan Keenan dan Alona semenjak mimpinya kemarin, mimpi tentang masa lalu keluarganya. Melihat Keenan dan Alona sama saja mengingatkan dirinya tentang masa lalu, dan itu menyakitkan.

Sekolah masih sangat sepi, dan tentunya teman-teman dekatnya itu belum datang. Jangan harapkan anak seperti mereka akan datang tepat waktu. Mereka sama berandalnya dengan Verro.

Yang membedakan mereka dengan Verro adalah kecerdasan Verro dan beberapa prestasi yang di dapatkan Verro. Percaya atau tidak Verro selalu masuk lima besar di kelas. Apalagi beberapa piala yang disimpan sekolah.

Selain dikenal dengan julukan 'pangeran sekolah' Verro juga dikenal dengan sebutan 'raja olahraga'. Verro sangat unggul dalam bidang olahraga contohnya basket. Oleh karena itu tak jarang dia selalu membawa pulang piala dalam kompetisi olahraga.

Tapi tetap saja orang-orang menganggapnya berandal. Verro mengela nafas kasar. Sekarang masih sangat pagi dan pastinya diam menunggu bel di kelas pasti sangat membosankan. Dan sebuah tempat terpikirkan oleh Verro.

Rooftop! Mengingat tempat itu membuat kaki Verro melangkah membawanya ke sana. Dan di sinilah Verro. Berdiri sembari menatap langit di pagi hari. Terlihat sekelompok burung terbang menambah keindahan langit biru ini.

Verro mengambil sepuntung rokok dari sakunya. Rokok sudah bertengger di bibirnya lantas dia meraih korek dan menyalakannya. Ujung rokok sudah terbakar. Verro menghisap rokok tersebut membuat gumpalan asap keluar seiring helaan nafas yang keluar.

Verro tau merokok itu salah tapi berhenti merokok adalah hal yang sulit dia lakukan ditambah teman-teman dekatnya adalah perokok aktif. Tiba-tiba seseorang menggunting ujung rokok tersebut membuat bagian yang terbakar terpotong dan jatuh ke tanah dan akhirnya berubah menjadi abu.

Verro terkejut sekaligus kesal. Untuk pertama kalinya seseorang mengganggunya merokok. Hey untuk sekedar menegur Verro untuk tak boleh merokok saja tak ada murid yang berani melakukannya.

Verro itu jago berkelahi. Jadi lebih baik mereka memilih diam dari pada kena bogeman keras Verro. Semua murid seakan merasa segan terhadap Verro kecuali Vino. Ya si brengsek itu seakan-akan tak pernah lelah mencari keributan dengan Verro.

Seakan si brengsek itu memiliki keberanian setinggi langit untuk melawan Verro. Walau berkali-kali Vino selalu kalah oleh Verro tapi laki-laki itu seakan tak pernah puas mencari keributan dengan Verro.

Verro menoleh ke seseorang yang sukses membuat emosinya sudah memuncak di pagi hari ini. Namun bukanlah Vino yang dilihatnya melainkan seorang gadis berdiri di sampingnya sambil memegang sebuah gunting kecil. Dia Nica.

Verronica (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang