Cklek!
Pintu ruang kesehatan akhirnya terbuka dan membuat seseorang yang berada diluar masuk ke dalam ruang kesehatan tersebut.
Siapa lagi dia kalau bukan Min Yoongi yang dimintai tolong oleh dokter Lee barusan.
Yoongi yang melihat beberapa obat-obatan yang belum diatur dan masih berserakan dimeja itu segera ia atur dan menyimpannya ke dalam lemari kaca yang telah tersedia.
Dengan telaten ia mengatur obat dan beberapa peralatan medis lainnya ketempat asalnya.
Jangan salah. Begini-begini Yoongi dulunya adalah ketua ekskul kesehatan. Terlebih lagi impian gadis manis ini ingin menjadi seorang dokter spesialis dimasa depan yang diakui kehebatannya.
Maka dari itu Yoongi cukup tau tentang jenis obat-obatan serta takarannya.
Tapi saat ia tengah serius dengan kegiatannya, tiba-tiba saja pintu ruang kesehatan terbuka.
Tanpa menoleh pada sumber suara, Yoongi malah bertanya sambil tetap fokus pada kegiatannya.
"kau sudah kembali dok?" tanya Yoongi sembari memasukkan kapas kedalam lemari.
Tidak ada jawaban dari lawan bicaranya itu, tentu saja Yoongi merasa aneh dan akhirnya ia menghentikan kegiatannya dan berbalik.
Saat Yoongi berbalik ia benar-benar terkejut! Ya bagaimana tidak, orang yang barusan masuk itu bukanlah dokter Lee melainkan Park Jimin yang tengah menatap Yoongi aneh.
"sedang apa kau disini?" tanya Jimin ketus.
"eh? Saya? Saya disuruh dokter Lee untuk menjaga ruang kesehatan" jawab Yoongi lalu berbalik dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda tadi.
"dimana Lee Hyung?" tanya Jimin sekali lagi.
"dokter Lee keluar sebentar" jawab Yoongi tanpa melihat Jimin karena Ia membelakangi lelaki itu.
"tch sialan kau hyung!" gumam Jimin yang masih dapat didengar Yoongi.
Jelas saja itu membuat Yoongi seketika berbalik menghadap Jimin dan memperhatikan gelagat lelaki itu kemudian bertanya kembali.
"ada yang bisa saya bantu sunbae?" tawar Yoongi yang jujur saja ia tidak ikhlas berkata seperti itu, karena sampai sekarang pun Yoongi masih saja membenci Jimin. Awas lu kecantol sama si bantet.
"tidak" jawab Jimin sembari berbalik untuk pergi tapi sebuah tangan menahan lengannya dan itu membuatnya meringis pelan.
"ya! apa yang kau lakukan?!" tanya Jimin geram pada Yoongi, sedangkan yang ditanya hanya mengangkat sebelah alisnya.
"lengan bajumu berwarna merah" jawab Yoongi sinis dengan tangan yang masih memegang lengan Jimin.
"bukan urusanmu. Aku kesini hanya ingin bertemu Lee Hyung"
"keras kepala juga dia" batin Yoongi
Yoongi yang memang dasarnya tidak suka basa-basi langsung meremas lengan Jimin yang ia yakini lengan itu tengah terluka.
Karena saat Yoongi menarik lengan Jimin tadi, tiba-tiba saja ia meringis dan juga dari gelagat Jimin yang sedari tadi memegang lengannya.
"aarrgghh!! Ya!! Apa yang kau lakukan?! itu sakit bodoh!" geram Jimin.
"kalau saja kau itu Hoseok atau Taehyung sudah kupastikan lehermu patah hari ini" batin Jimin.
"Kau cedera. Sebaiknya kau duduk dulu disana biar saya siapkan antisepnya terlebih dulu" kata Yoongi.
"darimana kau ta-""Duduklah aku benci dengan orang yang banyak bicara" tuntas Yoongi.
"galak tapi manis, menarik" pikir Jimin.
.
.
Sebelumnya di Dance Room
Jimin dan Hoseok tengah berlatih untuk acara sekolah nanti, dan ini sudah hampir empat jam mereka di ruang latihan karena memang hari ini banyak kelas yang sedang jamkos.
Dan daripada mereka hanya menghabiskan waktu untuk tidur di rooftop atau diperpustakaan, lebih baik mereka menghabiskan waktu diruang latihan sekalian juga Hoseok ingin membuat gerakan dance baru.
Maka dari itu mereka berdua memilih untuk menghabiskan waktu di ruang latihan.
Tapi setengah perjalanan, tiba-tiba saja kaki Jimin kram dan itu membuat tubuhnya tidak seimbang sehingga ia tidak dapat mengontrol gerakannya dan tentu saja membuat dirinya jatuh dan siku kanannya-lah yang paling pertama mencium lantai.
Jelas itu membuatnya meringis karena menahan sakit dan Hoseok yang baru saja kembali dari membeli minum pun kaget akibat mendapati Jimin yang tergeletak di lantai sembari menahan nyeri.
"kau tak apa? Kuantar ke ruang kesehatan saja ya" tanya Hoseok dengan nada khawatir.
"aku tak apa hyung hanya terkilir saja, sebentar lagi juga baik" jawab Jimin bohong.
Iya Jimin bohong pada Hoseok karena ia tidak ingin membuat Hyungnya ini terlalu khawatir padanya.
"bagaimana bisa kau bilang baik-baik saja sedangkan lenganmu mulai membiru dan sedikit lecet. Jangan mencoba membodohiku kau Park bantet!" kata Hoseok sedikit murka akibat Jimin yang keras kepala.
"tch berhenti memanggilku bantet. Ya sudah kalau begitu aku pergi sebentar. Kalau hyung ingin pulang, pulanglah duluan mungkin aku akan lama di ruang kesehatan nanti" jawab Jimin yang kemudian pergi meninggalkan Hoseok sendirian di ruang latihan.
"Ya! Kau bisa pelan-pelan tidak?!" tanya Jimin.
"ini sudah pelan. Kau saja yang tidak bisa diam" jawab Yoongi sinis.
"kau menekannya Min" jelas Jimin.
"sunbae apa tidak bisa diam sebentar saja? Saya bosan mendengar celotehanmu itu" kata Yoongi dengan mempoutkan bibirnya.
"wowowow apa-apaan ini? Apa dia sedang menggodaku dengan bibirnya? Licik sekali" batin Jimin.
"berhenti menatapku" kata Yoongi tanpa melihat Jimin.
Tidak ada jawaban yang Yoongi dapat dari Jimin, melainkan tatapan lelaki itu semakin terasa mengintimidasinya dan Yoongi merasa tidak nyaman akan hal itu.
"aku bilang berhenti menatapku" pintah Yoongi yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Jimin.
"apa dia memang tidak ingat denganku? Atau dia hanya berpura-pura tidak ingat?" pikir Jimin yang masih memperhatikan wajah Yoongi.
Yoongi yang merasa terintimidasi akan hal itu pun menghentikan kegiatannya yang sedang mengobati luka lebam Jimin dan memberanikan diri untuk membalas tatapan Jimin.
Tapi itu tidak berlangsung lama, karena entah mengapa saat tatapan keduanya bertemu, pipi Yoongi menjadi panas. Ac mati kali Yoon.
"ada apa ini?" batin Yoongi yang langsung kembali pada kegiatannya.
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Outside [PJMxMYG]✔️
Фанфик[GENDER SWITCH] Being cold just to save someone he loves. "Bersikap dingin hanya untuk menyelamatkan seseorang yang dicintainya." Tbh. Dapat menyebabkan darah tinggi. Started : 17 OKT 2017 Ended : 05 JAN 2018