Author POV
Awan hitam pekat tampak menjajah langit malam, membuat Sang Rembulan tak bisa menampakan kecantikannya. Elena sedang tergesa-gesa mengemas apapun yang Ia butuhkan. Ya, dia akan pergi dari rumah. Hal ini sudah lama Ia rencanakan, pergi dari rumah dan meninggalkan orangtuanya itu, karena dirinya sudah tidak tahan dengan perlakuan orangtuanya. Caci maki, perlakuan kasar dan sumpah serapah mewarnai hidup Elena selama 18 tahun hidupnya dimulai. Ia sadar tak memiliki tujuan, namun Ia sudah mempersiapkan bekal yang telah Ia kumpulkan, walau tak seberapa, cukup untuk membeli makanan saat pelariannya nanti. Diam-diam Ia membuka pintu kamarnya dan melangkah turun menuju pintu belakang. Ia lalu memasuki lumbung dan mengambil kuda miliknya.
Ia langsung memacu kudanya menjauhi rumah yang membuatnya memiliki kenangan buruk itu.
Ia tak peduli kemana derap kuda membawanya, hal yang diinginkannya adalah menjauh dari rumah.Sang Surya sudah menggantikan Rembulan ketika Elena sampai disebuah desa kecil di daerah Alesia. Daerah yang terletak sejauh 4 kota dari Valder. Ia turun dari kudanya dan masuk ke dalam sebuah kedai sederhana untuk sekedar mencari sarapan dan mungkin pekerjaan.
"Buatkan aku makanan." Ucapnya pada sang pemilik kedai.
"Baik nona, sepertinya aku baru pertama kali melihatmu. Dari mana asalmu?" Tanya wanita tua pemilik kedai.
"Kau benar Bi, aku dari Valder." Jawabnya sambil tersenyum tipis.
"Valder huh? Kau sangat jauh dari rumah nona muda." Pemilik kedai itu berdecak sambil memberikan makanan kepada Elena.
"Tak ada yang bisa kusebut rumah disana, jadi aku memutuskan untuk pergi." Ucapnya tak acuh.
Sang pemilik kedai tak bersuara lagi, karena Ia harus melayani pelanggan lain. Elena menikmati sarapannya dalam diam.Jauh dari tempat Elena sekarang, seorang Pemuda sedang menatap kosong kearah jendela besar yang berada diruangannya, Ia menoleh sebab pintu ruangannya terbuka, menampakan seorang pria berpakaian hitam rapi membungkuk hormat padanya.
"Tuan, kereta sudah siap, mari kita berangkat." Ucap pria itu sopan."Baiklah Josh. Ayo, kita tidak boleh melewatkan upacara penobatan sahabatku." Sahutnya sambil tersenyum, mengambil mantel hitam dan membalut dirinya dengan mantel itu, lalu berjalan keluar meninggalkan ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side Of The Moon
General FictionHal terbaik menjadi anak kecil? Kepolosan dan kebebasan yang mereka miliki. Menangis? Tertawa? Marah? Mereka luapkan tanpa rasa takut, batasan mereka hanyalah orang disekeliling mereka. Namun bagi seorang manusia dewasa, bahkan perasaan mereka sendi...